Showing posts with label USBN. Show all posts
Showing posts with label USBN. Show all posts

Kisi Kisi Usbn 2018 Sd Smp Sma Dan Sederajat

Ujian Sekolah Berstandar Nasional atau yang biasa disingkat UASBN pada tahun anutan 2017/2018 akan segera dilaksanakan. Pelaksanaan UASBN sudah mulai dilaksanakan pada minggu ini pada beberapa jenjang pendidikan SMA. Untuk mengatakan gambaran mengenai soal - soal yang akan muncul dalam UASBN tahun 2018 perlu dipahami kisi - kisi yang ada. 

Untuk itu, kami bagikan Kumpulan  Kisi Kisi USBN 2018 yang secara resmi dikeluarkan oleh BSNP Indonesia yang meliputi Kisi - kisi USBN untuk tingkat SD/MI, Kisi - kisi USBN untuk tingkat SMP/MTs, Kisi - kisi USBN untuk tingkat SMA/MA, Kisi - kisi USBN untuk tingkat SMK/MAK, dan jenjang lainnya. 

 Ujian Sekolah Berstandar Nasional atau yang biasa disingkat UASBN pada tahun anutan  Kisi Kisi USBN 2018 SD SMP SMA Dan Sederajat

Kisi Kisi USBN 2018 SD SMP SMA dan Sederajat secara lengkap mampu diunduh pada link dibawah ini. 
  1. Kisi-kisi USBN SD/MI sederajat (unduh disini)
  2. Kisi-kisi USBN SMP/MTs sederajat (unduh disini)
  3. Kisi-kisi USBN SMA/MA sederajat (unduh disini)
  4. Kisi-kisi USBN SMK/MAK (unduh disini)
  5. Kisi-kisi USBN SDLB/MILB (unduh disini)
  6. Kisi-kisi USBN SMPLB/MTsLB (unduh disini)
  7. Kisi-kisi USBN dan SMALB/MALB (unduh disini)
  8. Kisi-kisi USBN Pendidikan Kesetaraan (unduh disini)
Demikianlah, semoga dengan adanya kisi - kisi diatas mampu bermanfaat bagi siswa/i yang akan melaksanakan USBN tahun 2018 pada tahun anutan 2017/2018. Silahkan diunduh dan dipelajari, semoga mampu bermanfaat.

Kumpulan Soal Latihan Usbn Sd/Mi Tahun 2018

MI akan menghadai Ujian Sekolah Berstandar Nasional  Kumpulan Soal Latihan USBN SD Kumpulan Soal Latihan USBN SD/MI Tahun 2018
Kumpulan soal latihann USBN SD/MI tahun 2018 .
Siswa-siswi kelas 6 SD/MI akan menghadai Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN) Tahun Pelajaran 2017/2018. Untuk itu, diharapkan latihan soal USBN sesuai dengan kisi-kisi soal USBN SD/MI Tahun Pelajaran 2018. Dengan mengerjakan soal latihan USBN SD/MI tahun 2018, diharapkan para siswa kelas 6 SD/MI terbiasa dengan ragam jenis soal yang akan diujikan dalam USBN SD/MI yang akan dilaksanakan pada tanggal 3 - 5 Mei 2018. Sehingga saat USBN SD/MI siswa kelas 6 ini sanggup memperoleh hasil yang maksimal.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menetapkan kebijakan baru untuk ujian simpulan di jenjang SD/MI. USBN di tingkat SD/MI hanya menguji tiga mata pelajaran, yakni Bahasa Indonesia, Matematika, dan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Soal yang diujikan dalam USBN SD tahun 2018 yaitu bentuk soal pilihan ganda dan uraian. Jumlah butir soal; Bahasa Indonesia sebanyak 40 soal pilihan ganda dan 5 soal uraian, Matematika 30 soalpilihan ganda dan 5 soal uraian, serta IPA 35 soal pilihan ganda dan 5 soal uraian.

Materi soal USBN SD/MI tahun 2017/2018 terdiri atas tiga level kognitif yang meliputi pengetahuan dan pemahaman, aplikasi, dan penalaran. Untuk bahan mencar ilmu menghadapi USBN tahun pelajaran 2017/2018, sanggup menggunakan kumpulan soal try out atau soal latihan USBN SD/MI tahun 2018. Kumpulan soal latihan USBN SD/MI tahun 2018 ini belum disertai dengan pembahasannya. Kumpulan soal latihann USBN SD/MI tahun 2018 yang belum disertai dengan kunci jawabannya sanggup didownload melalui tautan berikut:




Pembuatan naskah soal ujian, kalau sebelumnya pada Ujian Sekolah (US/M), sebanyak 25 persen soal disiapkan oleh Pusat sebagai soal jangkar dan 75 persen soal disiapkan oleh guru dan dikoordinasi oleh Dinas Pendidikan. Sekarang, pada USBN 2018, sebesar 20 sampai 25 persen soal disiapkan oleh Pusat dan 75 persen sampai 80 persen disiapkan oleh guru yang tergabung dalam kelompok kerja guru (KKG). Untuk bahan mencar ilmu menghadapi USBN SD/MI tahun 2018 sanggup menggunakan kumpulan soal USBN SD/MI di atas.

Teknik Penyusunan Soal Pilihan Ganda

Soal PG merupakan bentuk soal yang jawabannya mampu dipilih dari beberapa kemungkinan tanggapan (option) yang telah disediakan. Setiap soal PG terdiri atas pokok soal (stem) dan pilihan tanggapan (option). Pilihan tanggapan terdiri atas kunci tanggapan dan pengecoh (distractor). Kunci tanggapan merupakan tanggapan benar atau paling benar, sedangkan pengecoh merupakan tanggapan tidak benar, tetapi akseptor asuh yang tidak menguasai materi memungkinkan memilih pengecoh tersebut.

 Soal PG merupakan bentuk soal yang jawabannya mampu dipilih dari beberapa kemungkinan t Teknik Penyusunan Soal Pilihan Ganda

Keunggulan dan Keterbatasan Soal Bentuk Pilihan Ganda
Beberapa keunggulan dari bentuk soal PG adalah:
  1. dapat diskor dengan mudah, cepat, dan memiliki objektivitas yang tinggi;
  2. dapat mengukur banyak sekali tingkatan kognitif;
  3. mencakup ruang lingkup materi yang luas; 
  4. tepat digunakan untuk ujian berskala besar yang alhasil harus segera diumumkan, ibarat ujian nasional, ujian akibat sekolah, dan ujian seleksi pegawai negeri. 
Beberapa keterbatasan dari bentuk soal PG adalah:
  1. perlu waktu lama untuk menyusun soal; 
  2. sulit membuat pengecoh yang homogen dan berfungsi; 
  3. terdapat peluang untuk menebak kunci jawaban
Kaidah Penulisan Soal Bentuk Pilihan Ganda
Dalam menulis soal bentuk PG, penulis soal harus memperhatikan kaidahkaidah sebagai berikut:

Materi
  1. Soal harus sesuai dengan indikator. 
  2. Pilihan tanggapan harus homogen dan logis ditinjau dari segi materi. 
  3. Setiap soal harus memiliki satu tanggapan yang benar atau yang paling benar.
Konstruksi 
  1. Pokok soal harus dirumuskan secara jelas dan tegas. 
  2. Rumusan pokok soal dan pilihan tanggapan harus merupakan pernyataan yang diperlukan saja. 
  3. Pokok soal jangan memberi petunjuk ke arah tanggapan benar. 
  4. Pokok soal jangan mengandung pernyataan yang bersifat negatif ganda. 
  5. Panjang rumusan pilihan tanggapan harus relatif sama. 
  6. Pilihan tanggapan jangan mengandung pernyataan, “Semua pilihan tanggapan di atas salah” atau “Semua pilihan jawabandi atas benar”. 
  7. Pilihan tanggapan yang berbentuk angka atau waktu harus disusun berdasarkan urutan besar kecilnya nilai angka tersebut atau kronologisnya. 
  8. Gambar, grafik, tabel, diagram, dan sejenisnya yang terdapat pada soal harus jelas dan berfungsi. 
  9. Butir soal jangan bergantung pada tanggapan soal sebelumnya.
Bahasa
  1. Setiap soal harus menggunakan bahasa yang sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia. 
  2. Jangan menggunakan bahasa yang berlaku setempat jika soal akan digunakan untuk daerah lain atau nasional. 
  3. Setiap soal harus menggunakan bahasa yang komunikatif. 
  4. Setiap pilihan tanggapan jangan mengulang kata atau frase yang bukan merupakan satu kesatuan pengertian.

Teknik Menulis Soal Uraian 2018

Soal bentuk uraian menuntut penerima didik untuk mengorganisasikan gagasan-gagasan atau hal-hal yang telah dipelajarinya dalam bentuk uraian tertulis.

 Soal bentuk uraian menuntut penerima didik untuk mengorganisasikan gagasan Teknik Menulis Soal Uraian 2018

Keunggulan dan keterbatasan soal bentuk uraian 
  • Keunggulan Dapat mengukur kompetensi penerima didik dalam hal menyajikan akibat terurai secara bebas, mengorganisasikan pikirannya, mengemukakan pendapatnya, dan mengekspresikan gagasan-gagasan dengan menggunakan kata-kata atau kalimat penerima didik sendiri.
  • Keterbatasan Jumlah materi atau pokok bahasan yang mampu ditanyakan terbatas, waktu untuk mengusut akibat cukup lama, penskorannya relatif subjektif, dan Penyusunan Soal USBN Puspendik 8 tingkat reliabilitas relatif lebih rendah dibandingkan dengan soal bentuk pilihan ganda alasannya yaitu reliabilitas skor pada soal bentuk uraian sangat tergantung pada penskor tes. 
Berdasarkan penskoran, soal bentuk uraian diklasifikasikan menjadi uraian objektif dan uraian non objektif.
  1. Soal bentuk uraian objektif yaitu rumusan soal atau pertanyaan yang menuntut sehimpunan akibat dengan pengertian/konsep tertentu sehingga penskoran mampu dilakukan secara objektif.
  2. Soal bentuk uraian non objektif yaitu rumusan soal yang menuntut sehimpunan akibat berupa pengertian/konsep menurut pendapat masingmasing penerima didik sehingga penskorannya sukar dilakukan secara objektif (penskoran mampu mengandung unsur subjektivitas). 
Pada prinsipnya, perbedaan antara soal bentuk uraian objektif dan non objektif terletak pada kepastian penskoran. Pada soal uraian bentuk objektif, pemikiran penskoran berisi kunci akibat yang lebih pasti. Setiap kata kunci diuraikan secara terang dan diberi skor 1. Pada soal uraian bentuk non objektif, pemikiran penskoran berisi kriteria-kriteria dan setiap kriteria diskor dalam bentuk rentang skor.

Kaidah Penulisan Soal Uraian 
Beberapa kaidah yang perlu diperhatikan dalam penulisan soal bentuk uraian yaitu sebagai berikut:

Materi
  1. Soal harus sesuai dengan indikator. 
  2. Batasan pertanyaan dan akibat yang diharapkan (ruang lingkup) harus jelas. 
  3. Isi materi sesuai dengan tujuan pengukuran, misal soal Matematika harus menanyakan kompetensi Matematika, bukan kompetensi berbahasa atau yang lainnya. 
  4. Isi materi yang ditanyakan sudah sesuai dengan jenjang, jenis sekolah, atau tingkat kelas. Tingkat kompetensi yang diukur harus disesuaikan dengan tingkatan penerima didik, misal kompetensi pada jenjang SMA dilarang ditanyakan pada jenjang SMP, walaupun materinya sama, atau sebaliknya soal untuk tingkat SMP dilarang ditanyakan pada jenjang SMA.
Konstruksi 
  1. Rumusan kalimat soal atau pertanyaan harus menggunakan kata-kata tanya atau perintah yang menuntut akibat terurai, seperti: mengapa, uraikan, jelaskan, bandingkan, hubungkan, tafsirkan, buktikan, hitunglah. Jangan menggunakan kata tanya yang tidak menuntut akibat uraian, misalnya: siapa, di mana, kapan. Demikian juga katakata tanya yang hanya menuntut akibat ya atau tidak. 
  2. Buatlah petunjuk yang terang ihwal cara mengerjakan soal. 
  3. Buatlah pemikiran penskoran segera sehabis soal ditulis dengan cara menguraikan komponen yang akan dinilai atau kriteria penskoran, besar skor bagi setiap komponen, atau rentang skor yang mampu diperoleh untuk setiap kriteria dalam soal yang bersangkutan. 
  4. Hal-hal lain yang menyertai soal mirip tabel, gambar, grafik, peta, atau yang sejenisnya harus disajikan dengan jelas, berfungsi, dan terbaca, sehingga tidak mengakibatkan penafsiran yang berbeda dan juga harus bermakna.
Bahasa 
  1. Rumusan butir soal menggunakan bahasa (kalimat dan kata-kata) yang sederhana dan komunikatif sehingga praktis dipahami oleh penerima didik. 
  2. Rumusan soal tidak mengandung kata-kata yang mampu menyinggung perasaan penerima didik atau kelompok tertentu. 
  3. Rumusan soal tidak menggunakan kata-kata/kalimat yang mengakibatkan penafsiran ganda atau salah pengertian. 
  4. Butir soal menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar. 
  5. Rumusan soal sudah mempertimbangkan segi bahasa dan budaya. 
  6. Jangan menggunakan bahasa yang berlaku setempat.
Penyusunan Pedoman Penskoran Soal Uraian
Pedoman penskoran merupakan panduan atau petunjuk yang menjelaskan ihwal batasan atau kata-kata kunci atau konsep untuk melakukan penskoran terhadap soal-soal bentuk uraian objektif dan kemungkinan-kemungkinan akibat yang diharapkan atau kriteria-kriteria akibat yang digunakan untuk melakukan penskoran terhadap soal-soal uraian non objektif. Pedoman penskoran untuk setiap butir soal uraian harus disusun segera sehabis penulisan soal.

Kaidah Penulisan Pedoman Penskoran
Uraian Objektif 

  1. Tuliskan semua kemungkinan akibat benar atau kata kunci akibat dengan terang untuk setiap nomor soal. 
  2. Setiap kata kunci diberi skor 1 (satu). 
  3. Apabila suatu pertanyaan mempunyai beberapa subpertanyaan, rincilah kata kunci dari akibat soal tersebut menjadi beberapa kata kunci subjawaban. Kata-kata kunci ini dibuatkan skornya masing-masing 1. 
  4. Jumlahkan skor dari semua kata kunci yang telah ditetapkan pada soal. Jumlah skor ini disebut skor maksimum dari satu soal.
Uraian Non objektif 


  1. Tuliskan garis-garis besar akibat sebagai kriteria akibat untuk dijadikan pemikiran atau dasar dalam memberi skor. Kriteria akibat disusun sedemikian rupa sehingga pendapat/pandangan langsung penerima didik yang berbeda mampu diskor menurut mutu uraian jawabannya. 
  2. Tetapkan rentang skor untuk tiap garis besar jawaban. Besar rentang skor terendah 0 (nol), sedangkan rentang skor tertinggi ditentukan menurut keadaan akibat yang dituntut oleh soal itu sendiri. Semakin kompleks jawaban, rentang skor semakin besar. Untuk memudahkan penskoran, setiap rentang skor diberi rincian menurut kualitas jawaban, contohnya untuk rentang skor 0 - 3: akibat tidak baik 0, agak baik 1, baik 2, sangat baik 3. Kriteria kualitas akibat (baik tidaknya jawaban) ditetapkan oleh penulis soal. 
  3. Jumlahkan skor tertinggi dari tiap-tiap rentang skor yang telah ditetapkan. Jumlah skor dari beberapa kriteria ini disebut skor maksimum dari satu soal.
Prosedur penskoran

  1. Pemberian skor pada akibat uraian sebaiknya dilakukan per nomor soal yang sama untuk semua akibat penerima didik semoga konsistensi penskor terjaga dan skor yang dihasilkan adil untuk semua penerima didik. 
  2. Untuk uraian objektif: periksalah akibat penerima didik dengan mencocokkan akibat dengan pemikiran penskoran. Setiap akibat penerima didik yang sesuai dengan kunci dinyatakan “Benar” dan diberi skor 1, sedangkan akibat penerima didik yang tidak sesuai dengan kunci dianggap “Salah” dan diberi skor 0. Tidak dibenarkan memberi skor selain 0 dan 1. Apabila ada akibat penerima didik yang kurang sempurna, kurang  memuaskan, atau kurang lengkap, pemeriksa harus mampu menilai seberapa jauh hal itu terjadi. Dengan demikian mampu diputuskan akan diberi skor 0 atau 1 untuk akibat tersebut. 
  3. Untuk uraian non objektif: periksalah akibat penerima didik dengan mencocokkan akibat dengan pemikiran penskoran. Pemberian skor disesuaikan antara kualitas akibat penerima didik dan kriteria jawaban. Di dalam pemikiran penskoran sudah ditetapkan skor yang diberikan untuk setiap tingkatan kualitas jawaban. 
  4. Baik soal uraian objektif maupun soal non objektif, bila tiap butir soal sudah selesai diskor, hitunglah jumlah skor perolehan penerima didik pada setiap nomor butir soal. 
  5. Apabila dalam satu tes terdapat lebih dari satu nomor soal uraian, setiap nomor soal uraian diberi bobot. Pemberian bobot dilakukan dengan membandingkan semua soal yang ada dilihat dari kedalaman materi, kerumitan/kompleksitas jawaban, dan tingkat kognitif yang diukur. Skala yang digunakan dalam satu tes yaitu 10 atau 100 sehingga jumlah bobot dari semua soal yaitu 10 atau 100. Pemberian bobot pada setiap soal uraian dilakukan pada dikala merakit tes.
  6. Kemudian lakukan perhitungan nilai dengan menggunakan rumus: Nilai Tiap Soal = Skor perolehan penerima didik : Skor Maksimum tiap soal x Bobot

Panduan Penyusunan Soal Usbn Tahun 2018

Penilaian hasil berguru dilakukan untuk mendiagnosa kekuatan dan kelemahan siswa, memonitor perkembangan berguru siswa, menilai ketercapaian kurikulum, memberi nilai siswa dan menentukan efektivitas pembelajaran baik aspek pengetahuan maupun aspek keterampilan. Untuk tujuan-tujuan tersebut sanggup digunakan berbagai bentuk dan instrumen penilaian. Penilaian sanggup dilakukan secara lisan, tertulis, praktik maupun penugasan menyerupai projek.

 Penilaian hasil berguru dilakukan untuk mendiagnosa kekuatan dan kelemahan siswa Panduan Penyusunan Soal USBN Tahun 2018

Instrumen penilaian yang berkualitas merupakan faktor penting dalam pelaksanaan penilaian. Oleh sebab yakni itu, kemampuaan guru dalam membuatkan instrumen penilaian perlu terus menerus ditingkatkan agar informasi yang diperoleh dari hasil penilaian sanggup dipertanggungjawabkan. Untuk meningkatkan kompetensi guru dalam pengembangan instrumen penilaian, Pusat Penilaian Pendidikan menyusun panduan pengembangan instrumen penilaian khususnya untuk Ujian Sekolah Berstandar Nasional. Seperti telah diketahui sejak tahun pelajaran 2016/2017, ujian satuan pendidikan pada beberapa mata pelajaran ditingkatkan menjadi Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN) pada jenjang SMP/SMA/SMK sederajat, sedangkan pada jenjang SD/MI USBN baru diterapkan pada tahun pelajaran 2017/2018. Penyusunan soal USBN berdasarkan kisi-kisi yang ditetapkan BSNP. Pada beberapa mata pelajaran, 20% - 25% soal USBN berasal dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, dan 75% - 80% soal disusun oleh pendidik yang selanjutnya dikonsolidasikan di KKG/MGMP. Panduan ini berisi teknik penyusunan indikator soal, penyusunan soal tes tertulis dan penyusunan soal tes praktik. Karena saat ini bentuk soal USBN pada tes tertulis terdiri atas pilihan ganda dan uraian, fokus panduan ini yakni pada penyusunan kedua bentuk soal tersebut, meskipun terdapat berbagai bentuk soal tertulis lainnya.

Berikut merupakan Panduan Penyusunan Soal USBN Tahun 2018

PANDUAN
PANDUAN PENYUSUNAN SOAL USBN TAHUN 2018
Jenis Buku
Panduan
Jenis File
PDF
Tahun
2018
Penulis
Puspendik