Gerakan Literasi Mendorong Siswa Dan Guru Berkarya


Sekolah berperan penting dalam berbagi kreativitas siswa dan guru untuk mendongkrak literasi bangsa. Sekolah sanggup berbagi keunggulan dalam literasi yang dimulai dari membaca sampai menulis.
Jika perlu, gerakan literasi sekolah tidak sekadar rutinitas. Saatnya mendorong gerakan literasi melahirkan karya otentik dari siswa dan guru. Paling tidak, semangat ini diusung Sekolah Menengan Atas Labschool Jakarta, sekolah di bawah Universitas Negeri Jakarta.

Di sini, sekolah tidak hanya menyediakan perpustakaan dengan kemudahan buku-buku yang menarik dan desain ruangan perpustakaan yang ramah dan nyaman, tetapi pembelajaran di sekolah pun dimanfaatkan untuk meningkatkan literasi siswa.

"Pada kurun ke-21 literasi menjadi keniscayaan. Kompetensi literasiyang baik akan menghambat bahaya hoaks. Masyarakat pun jadi tidak praktis terprovokasi info palsu," kata Kepala Sekolah Menengan Atas Labschool Jakarta Suparno Sastro dalam program Peluncuran dan Bedah 10 Buku Karya Siswa dan Guru di Sekolah Menengan Atas Labschool Jakarta, Rabu (3/5).

Guru Bahasa Indonesia Sekolah Menengan Atas Labschool Jakarta Renni Haerani mengatakan, awalnya siswa "dipaksa" menulis. Salah satu bahan pelajaran Bahasa Indonesia kelas XI ialah menulis cerpen.

"Dari karya siswa ini, kami poles untuk jadi kumpulan cerpen. Hal ini mendorong mereka terus terinspirasi untuk menulis. Ada sembilan buku kumpulan cerpen siswa," kata Renni.

Kemampuan menulis, ujar Renni, diperlukan siswa untuk memenuhi kewajiban menciptakan karya ilmiah di kelas akhir. Siswa dari sekolah ini menciptakan satu karya ilmiah yang dibimbing guru untuk bisa lulus dan mendapat ijazah.

Metode pembelajaran
Dorongan menulis siswa juga alasannya para guru memberi inspirasi. Guru berbagi metode pendidikan yang menciptakan siswa harus proaktif mencari literatur, tidak hanya di internet, tetapi juga melalui buku-buku bacaan di perpustakaan.

Salah satu guru yang mengampu Pendidikan Kewarganegaraan, Satriawan Salim, aktif menulis di media umum dan media arus utama. Kumpulan tulisannya yang kedua diluncurkan bersamaan kumpulan cerpen siswa.
Buku gres bertajuk Guru untuk Republik (Refleksi Kritis ihwal Isu-isu Pendidikan, Kewarganegaraan dan Kebangsaan) beranjak dari pengalamannya sebagai pendidik.

Pada program peluncuran buku yang diadakan di perpustakaan, bedah buku menghadirkan pembicara dari luar, yakni Anggi Afriansyah, peneliti LIPI, serta Astri Megatari yang merupakan alumnus Sekolah Menengan Atas Labschool yang pernah bekerja di dunia penyiaran televisi.

Sumber : kompas.com


EmoticonEmoticon