Permainan Edukasi Dari Materi Daur Ulang


Benda yang sudah tidak terpakai sanggup dimanfaatkan menjadi barang baru. Bahkan sanggup juga menjadi permainan edukasi untuk anak usia dini. Selain terjangkau, penggunaan kembali barang tidak terpakai tersebut sanggup mengajarkan anak pentingnya proses daur ulang. ’’Materi itu perlu diberikan semenjak dini,’’ kata Fadhilah Khusnul Khotimah, guru PAUD Permata Bangsa Driyorejo.



Bersama pengajar lainnya, Maria Ulfa dan Yuliani, Fadhilah menciptakan air mancur warna dari botol bekas. Bentuk air mancur tersebut cukup unik. Bagian atas terdapat dua silinder dari botol bekas. Fungsinya, menampung air dari sumber awal. Di bawah silinder ada dua penampung yang juga terbuat dari botol bekas.

Nah, pada dua penampung itu, ada kapas yang dipasang. Kapas tersebut berfungsi menampung pewarna. Setelah air jatuh, dua warna yang berbeda akan menyatu. ’’Jadi, pada dasarnya mengajarkan percampuran warna. Tapi, caranya menyenangkan,’’ lanjutnya.

Fadhilah menyatakan, butuh wangsit kreatif untuk menciptakan media belajar. Proses mencar ilmu yang asyik menciptakan anak bahagia berkreasi. ’’Anak semakin antusias belajar. Apalagi, ada tantangannya,’’ terangnya.


Maria Ulfa menambahkan, selain mencampur warna, permainan berbahan daur ulang itu menjadi tumpuan untuk anak-anak. Yakni, pemanfaatan kembali barang yang tidak terpakai. ’’Kreativitas anak terasah,’’ tuturnya.

Pemanfaatan barang bekas, kata Maria, perlu dibiasakan semenjak dini. Dengan begitu, belum dewasa terbiasa dengan budaya3R. Yaitu, reduce, reuse, recycle. ’’Secara tidak langsung, belum dewasa terbiasa memilah sampah. Barang yang masih sanggup dimanfaatkan kembali disisihkan,’’ ujarnya.

Maria berharap media pembelajaran yang ramah lingkungan sanggup menunjukkan banyak hal untuk anak-anak. Bukan hanya pembelajaran secara formal.


EmoticonEmoticon