Pengertian Jujur
Dalam bahasa Arab, kata jujur semakna dengan “aÅ›-Å›idqu” atau “Å›iddiq” yang berart benar, nyata, atau berkata benar. Lawan kata ini yaitu dusta, atau dalam bahasa Arab ”al-kazibu”. Secara istilah, jujur atau aÅ›-Å›idqu bermakna:
- kesesuaian antara ucapan dan perbuatan
- kesesuaian antara informasi dan kenyataan
- ketegasan dan kemantapan hati dan
- sesuatu yang baik yang tdak dicampuri kedustaan.
Macam-Macam Sifat Jujur
Imam al-Gazali membagi sifat jujur atau benar (śiddiq) sebagai berikut.
- Jujur dalam niat atau berkehendak, yaitu tada dorongan bagi seseorang dalam segala tindakan dan gerakannya selain dorongan sebab Allah Swt.
- Jujur dalam perkataan (lisan), yaitu sesuainya gosip yang diterima dengan yang disampaikan. Setiap orang harus sanggup memelihara perkataannya. Ia tidak berkata kecuali dengan jujur. Barangsiapa yang menjaga lidahnya dengan cara selalu memberikan gosip yang sesuai dengan fakta yang sebenarnya, ia termasuk jujur jenis ini. Menepati kesepakatan termasuk jujur jenis ini.
- Jujur dalam perbuatan/amaliah, yaitu berzakat dengan sungguh-sungguh sehingga perbuatan zahirnya tdak memperlihatkan sesuatu yang ada dalam batinnya dan menjadi watak bagi dirinya.
Kejujuran merupakan fondasi atas tegaknya suatu nilai-nilai kebenaran, sebab jujur identk dengan kebenaran. Allah Swt. berfrman:
ÙŠَا Ø£َÙŠُّÙ‡َا الَّØ°ِينَ آمَÙ†ُوا اتَّÙ‚ُوا اللَّÙ‡َ ÙˆَÙ‚ُولُوا Ù‚َÙˆْÙ„ًا سَدِيدًا
Artnya: “Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kau kepada Allah Swt. dan ucapkanlah perkataan yang benar.” (Q.S. al-Ahzab/33:70)
Orang yang beriman perkataannya harus sesuai dengan perbuatannya sebab sangat berdosa besar bagi orang-orang yang tdak bisa menyesuaikan perkataannya dengan perbuatan, atau berbeda apa yang di pengecap dan apa yang diperbuat. Allah Swt. berfirman, “Wahai orang-orang yang beriman! Mengapa kau menyampaikan sesuatu yang tdak kau kerjakan? (Itu) sangatlah dibenci di sisi Allah kalau kau menyampaikan apaapa yang tidak kau kerjakan.” (Q.S. as-Saff/61:2-3)
Pesan moral ayat tersebut tidak lain memerintahkan satunya perkataan dengan perbuatan. Dosa besar di sisi Allah Swt., mengucapkan sesuatu yang tdak disertai dengan perbuatannya. Perilaku jujur sanggup menghantarkan pelakunya menuju kesuksesan dunia dan akhirat. Bahkan, sifat jujur yaitu sifat yang wajib dimiliki oleh setap nabi dan rasul. Artnya, orang-orang yang selalu istqamah atau konsisten mempertahankan kejujuran, sesungguhnya ia telah mamiliki separuh dari sifat kenabian.
Jujur yaitu perilaku yang nrimo dalam melakukan sesuatu yang diamanatkan, baik berupa harta maupun tanggung jawab. Orang yang melakukan amanat disebut al-Amin, yakni orang yang terpercaya, jujur, dan seta. Dinamakan demikian sebab segala sesuatu yang diamanatkan kepadanya menjadi kondusif dan terjamin dari segala bentuk gangguan, baik yang tiba dari dirinya sendiri maupun dari orang lain. Sifat jujur dan terpercaya merupakan sesuatu yang sangat pentng dalam segala aspek kehidupan, sepert dalam kehidupan rumah tangga, perniagaan, perusahaan, dan hidup bermasyarakat. Di antara faktor yang mengakibatkan Nabi Muhammad saw. berhasil dalam membangun masyarakat Islam yaitu sebab sifat-sifat dan akhlaknya yang sangat terpuji. Salah satu sifatnya yang menonjol yaitu kejujurannya semenjak masa kecil hingga selesai hayatnya, sehingga ia mendapa gelar al-Amin (orang yang sanggup mendapatkan amanah atau jujur).
Kejujuran akan mengantarkan seseorang mendapatkan cinta kasih dan keridaan Allah Swt. Kebohongan yaitu kejahatan tada tara, yang merupakan faktor terkuat yang mendorong seseorang berbuat kemunkaran dan menjerumuskannya ke jurang neraka. Kejujuran sebagai sumber keberhasilan, kebahagian, serta ketenteraman, harus dimiliki oleh setap muslim. Bahkan, seorang muslim wajib pula menanamkan nilai kejujuran tersebut kepada anak-anaknya semenjak dini hingga pada jadinya mereka menjadi generasi yang meraih sukses dalam mengarungi kehidupan. Adapun kebohongan yaitu muara dari segala keburukan dan sumber dari segala kecaman jawaban yang ditmbulkannya yaitu kejelekan, dan hasil jadinya yaitu kekejian. Akibat yang ditmbulkan oleh kebohongan adalan namimah (mengadu domba), sedangkan namimah sanggup melahirkan kebencian. Demikian pula kebencian yaitu awal dari permusuhan. Dalam permusuhan tdak ada keamanan dan kedamaian. Dapat dikatakan bahwa, “orang yang sedikit kejujurannya pasti akan sedikit temannya.”
Contoh Bukti Kejujuran Nabi Muhammad saw.
Ketka Nabi Muhammad saw. hendak memulai dakwah secara terbuka dan terang-terangan, langkah pertama yang dilakukan, Rasulullah saw. berdiri di atas bukit, kemudian memanggil-manggil kaum Quraisy untuk berkumpul, “Wahai kaum Quraisy, kemarilah kalian semua. Aku akan memperlihatkan sebuah gosip kepada kalian semua!”
Mendengar panggilan lantang dari Rasulullah saw., berduyun-duyunlah kaum Quraisy berdatangan, berkumpul untuk mendengarkan gosip dari insan jujur penuh pujian. Setelah masyarakat berkumpul dalam jumlah besar, dia tersenyum kemudian bersabda, “Saudara-saudaraku, kalau saya memberi kabar kepadamu, kalau di balik bukit ini ada musuh yang sudah siaga hendak menyerang kalian, apakah kalian semua percaya?” Tanpa ragu semuanya menjawab mantap, “Percaya!”
Kemudian, Rasulullah kembali bertanya, “Mengapa kalian pribadi percaya tanpa membuktkannya terlebih dahulu?” Tanpa ragu-ragu orang yang hadir di sana kembali menjawab mantap, “Engkau sekalipun tdak pernah berbohong, wahai al-Amin. Engkau yaitu insan yang paling jujur yang kami kenal.”
EmoticonEmoticon