Pengertian Ijtihad, Syarat-Syarat, Bentuk, Dan Kedudukan Ijtihad Dalam Aturan Islam

Pengertian Ijtihad
    Kata ijtihad berasal bahasa Arab ijtahada-yajtahidu-ijtihadan yang berart mengerahkan segala kemampuan, bersungguh-sungguh mencurahkan tenaga, atau bekerja secara optmal. Secara istlah, ijtihad ialah mencurahkan segenap tenaga dan pikiran secara sungguh-sungguh dalam memutuskan suatu hukum. Orang yang melaksanakan ijtihad dinamakan mujtahid.

 Kata ijtihad berasal bahasa Arab ijtahada Pengertian Ijtihad, Syarat-Syarat, Bentuk, dan Kedudukan Ijtihad Dalam Hukum Islam

Syarat-Syarat berijtihad
    Karena ijtihad sangat bergantung pada kecakapan dan keahlian para mujtahid, dimungkinkan hasil ijtihad antara satu ulama dengan ulama lainnya berbeda aturan yang dihasilkannya. Oleh alasannya ialah itu, tidak semua orang sanggup melaksanakan ijtihad dan menghasilkan aturan yang tepat.
Berikut beberapa syarat yang harus dimiliki seseorang untuk melaksanakan ijtihad.
  1. Memiliki pengetahuan yang luas dan mendalam.
  2. Memiliki pemahaman mendalam wacana bahasa Arab, ilmu tafsir, ajakan fikih, dan tarikh (sejarah).
  3. Memahami cara merumuskan aturan (istanbat).
  4. Memiliki keluhuran adab mulia.

Bentuk-Bentuk Ijtihad
    ijtihad sebagai sebuah metode atau cara dalam menghasilkan sebuah aturan terbagi ke dalam beberapa bagian, yaitu sebagai berikut.
1. Ijma’
    Ijma’ ialah akad para ulama jago ijtihad dalam memutuskan suatu masalah atau hukum. Contoh ijma’ di masa sahabat ialah akad untuk menghimpun wahyu Ilahi yang berbentuk lembaran-lembaran terpisah menjadi sebuah mushaf al-Qur’an yang sepert kita saksikan kini ini.
2. Qiyas
    Qiyas ialah mempersamakan/menganalogikan masalah gres yang tidak terdapat dalam al-Qur’an atau hadis dengan yang sudah terdapat hukumnya dalam al-Qur’an dan hadis alasannya ialah kesamaan sifat atau karakternya. Contoh qiyas ialah mengharamkan aturan minuman keras selain khamr sepert brendy, wisky, topi miring, vodka, dan narkoba alasannya ialah mempunyai kesamaan sifat dan huruf dengan khamr, yaitu memabukkan. Khamr dalam al-Qur’an diharamkan, sebagaimana firman Allah Swt:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنَّمَا الْخَمْرُ وَالْمَيْسِرُ وَالْأَنصَابُ وَالْأَزْلَامُ رِجْسٌ مِّنْ عَمَلِ الشَّيْطَانِ فَاجْتَنِبُوهُ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ

artinya: “Wahai orang-orang yang beriman! Sesungguhnya minuman keras, berjudi, (berkurban untuk) berhala, dan mengundi nasib dengan anak panah ialah perbuatan keji dan termasuk perbuatan setan. Maka jauhilah (perbuatan-perbuatan) itu semoga kau beruntung.” (Q.S. al-Maidah/5:90)
3. Maslahah Mursalah
    Maslahah mursalah artnya penetapan aturan yang menitkberatkan pada kemanfaatan suatu perbuatan dan tujuan hakiki-universal terhadap syari’at Islam. Misalkan seseorang wajib menggant atau membayar kerugaian atas kerugian kepada pemilik barang alasannya ialah kerusakan di luar akad yang telah ditetapkan.


Kedudukan Ijtihad Dalam Hukum Islam
    ijtihad mempunyai kedudukan sebagai sumber aturan Islam sehabis al-Qur’an dan hadis. ijtihad dilakukan kalau suatu masalah tidak ditemukan hukumnya dalam al-Qur’an dan hadis. Namun demikian, aturan yang dihasilkan dari ijtihad dihentikan bertentangan dengan al-Qur’an maupun hadis. Hal ini sesuai dengan sabda Rasulullah saw.:
 Kata ijtihad berasal bahasa Arab ijtahada Pengertian Ijtihad, Syarat-Syarat, Bentuk, dan Kedudukan Ijtihad Dalam Hukum Islam
Artnya: “Dari Mu’az, sebenarnya Nabi Muhammad saw. saat mengutusnya ke Yaman, ia bersabda, “Bagaimana engkau akan memutuskan suatu masalah yang dibawa orang kepadamu?” Muaz berkata, “Saya akan memutuskan berdasarkan Kitabullah (al-Qur’an).” Lalu Nabi berkata, “Dan kalau di dalam Kitabullah engkau tidak menemukan sesuatu mengenai soal itu?” Muaz menjawab, “Jika begitu saya akan memutuskan berdasarkan Sunnah Rasulullah saw.” Kemudian, Nabi bertanya lagi, “Dan kalau engkau tidak menemukan sesuatu hal itu di dalam sunnah?” Muaz menjawab, “Saya akan mempergunakan pertmbangan kebijaksanaan pikiran sendiri (ijtihadu bi ra’yi) tanpa bimbang sedikitpun.” Kemudian, Nabi bersabda, “Maha suci Allah Swt. yang memperlihatkan bimbingan kepada utusan Rasul-Nya dengan suatu perilaku yang disetujui Rasul-Nya.” (H.R. Darami)

Rasulullah saw. juga menyampaikan bahwa seseorang yang berijtihad sesuai dengan kemampuan dan ilmunya, kemudian ijtihadnya itu benar, maka ia mendapat dua pahala, Jika kemudian ijtihadnya itu salah maka ia mendapat satu pahala. Hal tersebut ditegaskan melalui sebuah hadis:
 Kata ijtihad berasal bahasa Arab ijtahada Pengertian Ijtihad, Syarat-Syarat, Bentuk, dan Kedudukan Ijtihad Dalam Hukum Islam
Artnya: “Dari Amr bin As, sesungguhnya Rasulullah saw. Bersabda, “Apabila seorang hakim berijtihad dalam memutuskan suatu persoalan, ternyata ijtihadnya benar, maka ia mendapat dua pahala, dan apabila ia berijtihad, kemudian ijtihadnya salah, maka ia mendapat satu pahala.” (H.R. Bukhari dan Muslim)


EmoticonEmoticon