Perkembangan Islam Di Eropa Di Bidang Kebudayaan, Pendidikan, Politik, Dan Keagamaan

Perkembangan Islam tidak terlepas dari dakwah yang terus dan tanpa henti dilakukan, dikala Rasulullah Saw hingga kini perjuangan untuk berbagi islam terus dilakukan. Perkembangan Islam dikala ini begitu pesat, di Asia, Afrika, Amerika, dan juga Eropa. Perjuangan tanpa lelah menyerupai yang dilakukan oleh Muhammad al-Fatih dalam menakhlukan Konstatinopel yakni bukti positif bahwa Islam begitu berpengaruh dalam kebersamaan. Kisah lainnya yakni keberhasilan Tariq bin Ziyad memasuki Spanyol, Keberhasilan Tariq ini mendorong cita-cita Musa bin Nusair untuk menyusulnya, dengan membawa pelengkap pasukan sebanyak 10.000 orang beliau tiba ke Spanyol. Di Toledo keduanya bertemu, dikala itu sempat terjadi perselisihan, tetapi sanggup didamaikan oleh khalifah. Keduanya selanjutnya sebenarnya melanjutkan memasuki Kota Aragon, Castylia, Saragosa, dan Barcelona hingga hingga ke Pegunungan Pyrenia. Dalam waktu hanya tujuh tahun hampir seluruh Andalusia sudah berada dalam genggaman kaum muslimin, kecuali Glacia.

 tidak terlepas dari dakwah yang terus dan tanpa henti dilakukan Perkembangan Islam di Eropa di Bidang Kebudayaan, Pendidikan, Politik, dan Keagamaan

Pada masa pemerintahan Bani Umayyah di Damaskus, Andalusia dipimpin oleh beberapa amir (gubernur) di antaranya oleh putra Musa sendiri, yaitu Abdul Aziz. Runtuhnya kebesaran Bani Umayyah di Damaskus dengan berdirinya daulah Bani Abbasyah di bawah pimpinan Abdul Abbas as-Safah yang berpusat di Bagdad, mengakibatkan seluruh keluarga kerajaan Bani Umayyah ditumpas. Namun, salah seorang keturunan dari Bani Umayyah, yaitu Abdur Rahman berhasil melarikan diri dan menyusup ke Spanyol. Di sana beliau mendirikan kerajaan Bani Umayyah yang bisa bertahan semenjak tahun 193–458 H (756–1065 M).

Masyarakat Spanyol sebelum Islam memeluk agama Kristen dan setelah Islam berkembang dan tersebar luas tidak sedikit dari mereka yang memeluk agama Islam secara sukarela. Hubungan antaragama selama itu sanggup berjalan dengan baik alasannya yakni raja-raja Islam yang berkuasa memberi kebebasan untuk memeluk agamanya masing-masing. Oleh alasannya yakni itu, tidak mengherankan bila di sana telah terjadi percampuran darah juga terdapat orang-orang yang berbahasa Arab, beradat istiadat Arab, meskipun tetap memeluk agama nenek moyang mereka. Islam di Eropa sangat berkembang. Perkembangan Islam di Eropa itu terjadi dalam aneka macam bidang menyerupai kebudayaan, pendidikan, politik, dan keagamaan.

1. Perkembangan Islam di Eropa Pada Bidang Kebudayaan
    Keberadaan kerajaan Islam di Spanyol sungguh merupakan mediator sekaligus obor kebudayaan dan peradaban. Ketika itu ilmu pengetahuan kuno dan filsafat ditemukan kembali. Selain itu, Spanyol
menjadi sentra kebudayaan, alasannya yakni banyaknya para sarjana dan mahasiswa dari aneka macam pelosok dunia berkumpul menuntut ilmu di Granada, Cordova, Seville, dan Toledo. Di kota-kota tersebut banyak melahirkan ilmuwan terkemuka, menyerupai Abdur Rabbi (sastrawan terkemuka), Ali ibn Hazn (penulis 400 jilid buku sejarah, agama, logika, dan adat istiadat), Al-Khatib (ahli sejarah), Ibnu Khaldun (ahli filsafat yang populer dengan bukunya ”Muqaddimah”), Al-Bakri dan Al-Idrisi (ahli ilmu bumi), dan Ibnu Batuta yakni pengembara populer yang menjelajahi negeri-negeri Islam di dunia. Selanjutnya, lahir pula spesialis filsafat yang lain, yakni Solomon bin Gabirol, Abu Bakar Muhammad, Ibnu Bajjah (ahli filsafat kala XII pentafsir karya-karya Aristoteles), dan Ibnu Rusyd (ahli bintang, sekaligus seorang dokter dan andal filsafat). Adapun sumbangan utama Ibnu Rusyd di bidang pengobatan yaitu buku ensiklopedi dengan judul Al-Kuliyat fit at-Tibb, serta buku filsafat ”Tahafut at-Tahafut”. Begitu kuatnya efek islam di Eropa dibidang kebudayaan ini membuktikan bahwa Islam yakni agama yang mengandung pengajaran yang luas.
 tidak terlepas dari dakwah yang terus dan tanpa henti dilakukan Perkembangan Islam di Eropa di Bidang Kebudayaan, Pendidikan, Politik, dan Keagamaan


2. Perkembangan Islam di Eropa Pada Bidang Pendidikan
    Perlu pula diketahui bahwa peranan wanita-wanita muslim di Spanyol dikala itu tidak hanya mengurus dapur mereka, tetapi mereka juga mengatakan sumbangan besar di bidang kesusastraan, menyerupai Nazhun, Zaynab, Hamda, Hafsah, Al-Kalayyah, Safia, dan Marian dari Seville (adalah seorang guru terkenal). Penulis-penulis perempuan dan dokter-dokter wanita, menyerupai Aisyah, Hasanah at-Tamiyah dan Ummul Ula serta masih banyak lagi. Pada kala XII di Spanyol didirikan pabrik kertas pertama. Kenangan pertama dari insiden itu, yaitu kata ”Rim” melalui kata ”Ralyme” (Perancis Selatan) diambil dari bahasa Spanyol ”Risma” dari bahasa Arab ”Rizma” artinya bundel. Pada masa kini ini, Islam di Spanyol masih dianut oleh banyak penduduknya meskipun jauh berkurang dari masa kejayaannya dahulu. Kaum muslimin di Spanyol belum begitu menerima daerah di panggung kehidupan masyarakat Spanyol.

Perkembangan menggembirakan dalam bidang pendidikan Islam terjadi di Jerman. Di Jerman pelajaran agama Islam sudah disetujui pemerintah untuk dimasukkan dalam kurikulum sekolah negeri. Namun demikian, masih banyak hambatan untuk penerapan pelajaran agama Islam di sekolah negeri. Kendala utamanya alasannya yakni di Jerman belum ada organisasi keagamaan Islam yang diakui oleh pemerintah, sedangkan pemerintahan mensyaratkan hal itu untuk menjadi kawan bicara tunggal guna membahas bahan atau pelajaran agama Islam.

Perkembangan pendidikan Islam juga terjadi di Inggris. Saat ini umat Islam di Inggris menjalin kolaborasi dengan umat Islam Indonesia. Jadwal programnya yakni pertukaran imam dan khatib yang disepakati dalam komitmen Forum Kelompok Penasihat Keulamaan Indonesia-Inggris atau RI UK Islamic Advisory Group (UK-IAG) yang dibuat atas komitmen Perdana Menteri Inggris, Tony Blair dan Presiden Susilo Yudhoyono, dikala berkunjung ke Indonesia Maret 2006. Selain itu, terdapat tiga kegiatan lain yang disepakati, yaitu penerjemahan karya-karya Indonesia ke dalam bahasa Inggris, obrolan antaragama, dan aneka kegiatan mengisi waktu luang pelajar.


3. Perkembangan Islam di Eropa Pada Bidang Politik
    Secara umum, dalam bidang politik umat Islam belum sanggup berperan serta secara maksimal di Eropa. Hal ini terjadi alasannya yakni memang secara jumlah penduduk kaum muslimin di negara-negara Eropa belum sanggup bersaing secara signifikan. Hal ini dipersulit lagi dengan adanya sentimen negatif dari kalangan masyarakat Eropa terhadap pemeluk agama Islam terkait dengan informasi terorisme. Meskipun demikian, dikala ini mulai muncul para tokoh Islam di panggung politik Eropa. Pengangkatan sejumlah intelektual dan teknokrat muslim dalam jabatan-jabatan publik serta terpilihnya politisi muslim sebagai wakil di aneka macam parlemen di negara-negara Eropa.


4. Perkembangan Islam di Eropa Pada Bidang Keagamaan
    Pertumbuhan agama Islam di Eropa kini memang cukup sulit dibandingkan dengan berdakwah di Asia-Afrika alasannya yakni masyarakatnya telanjur sekuler. Namun demikian, dengan kegigihan para mubalig berdakwah, perkembangan agama Islam semakin baik dalam kualitas maupun kuantitasnya. Apalagi setelah Paus Paulus II membuka obrolan antarumat beragama, menyerupai yang dilakukan terhadap tokoh-tokoh muslim khususnya dari Indonesia dan pada masa hidupnya Paus Paulus II pernah mengundang Menteri Agama RI untuk menjelaskan praktik kerukunan hidup beragama di tanah air.

 tidak terlepas dari dakwah yang terus dan tanpa henti dilakukan Perkembangan Islam di Eropa di Bidang Kebudayaan, Pendidikan, Politik, dan Keagamaan

Di Spanyol atau Andalusia pada tahun 1975 sekelompok cowok masuk Islam, mereka mendirikan masyarakat muslim di Cordova. Selanjutnya, pada tahun 1978 mereka sanggup melaksanakan Salat Idul Adha di Kathedral (bekas masjid) setelah memohon izin Uskup Cordoba, Monseigneur Infantes Floredo. Bahkan, Walikota Tulio Anguila melaksanakan teori kerukunan beragama. Ia memperlihatkan umat Islam memakai taman kota dengan diberi kemah besar untuk melaksanakan salat Idul Adha dan berjamaah. Di sana terdapat madrasah yang dikelola Dr. Umar Faruq Abdullah yang mengajar bahasa Arab, ilmu Al-Qur’an, tafsir, fiqih, dan hadis.

Di Belgia berdiri pula gedung Islamic Center sebagai sentra kegiatan dakwah Islam. Jumlah umat Islam di sana sekitar 150.000 orang. Pada tahun 1980 di Brussel diselenggarakan Muktamar Islam Eropa. Di Austria, Islam masuk pada awal kala 15 H. Pada tahun 1979 dibuka Islamic Center di Kota Wina yang sanggup menampung 30.000 jamaah, dilengkapi masjid jami’, perpustakaan Muslim’s Social Service, madrasah, dan perumahan imam. Agama Islam diakui agama resmi setelah Kristen.

Di Belanda tepatnya di Kota Almelo telah dibangun sebuah masjid yang megah. Di kota ini pula telah dibuat federasi organisasi Islam dipimpin Abdul Wahid Van Bomel (warga Belanda asli). Bomel memperjuangkan biar buruh-buruh muslim yang umumnya dari Asia Selatan dan Afrika supaya diberi kesempatan melaksanakan salat lima waktu. Dakwah Islam di Inggris intensif dilakukan tiap hari libur, menyerupai hari Sabtu dan Ahad baik untuk bawah umur maupun orang dewasa.

Di sentra Kota London dibangun Central Mosque (Masjid Agung) yang final pembangunannya pada tahun 1977 terletak di Regents Park dan bisa menampung 4.000 jamaah, dilengkapi perpustakaan dan ruang manajemen serta kegiatan sosial. Selain itu, orang-orang Islam Inggris juga membeli sebuah gereja seharga 85.000 pound sterling di sentra Kota London yang akan dijadikan sentra pendidikan ilmu agama Islam. Pemeluk agama Islam di sini selain bangsa Inggris sendiri juga imigran Arab, Turki, Mesir, Cyprus, Yaman, Malaysia, dan lainnya (menurut catatan The Union of Moslem Organization), dan di sini agama Islam merupakan agama nomor dua setelah Kristen. Roma merupakan negeri sentra agama Katolik, di sana berdiri 917 gereja Katolik, Protestan, ortodoks, Yunani maupun sinagog. 

Perkembangan Islam di negeri itu tidak menyerupai negara-negara Eropa lainnya. Selama ini umat Islam di Italia gres mempunyai masjid di Kota Catania Sicilia dan pertengahan tahun 1995 masjid pinjaman Arab Saudi itu telah diresmikan pemakaiannya. Jumlah umat Islam di Roma sekitar 30.000 orang, sedang di Italia (selain Roma) berjumlah 29.000 jamaah. (Referensi: PAI Husni Tohyar)


EmoticonEmoticon