Meskipun setiap nabi ialah bersaudara dan membawa risalah yang sama, Nabi Muhammad saw. mempunyai kekhususan yang tidak dimiliki oleh nabi lain. Kekhususan itu ialah kenyataan bahwa risalah yang dibawa Rasulullah saw. tidak terbatas untuk bangsa Arab semata, tetapi kepada seluruh insan semenjak masanya diutus hingga nanti simpulan zaman. Hal ini menimbulkan risalah Nabi Muhammad saw. tetap berlaku meskipun dia sudah wafat 1.400 tahun yang lalu.
Bukit itu dikenal sebagai bukit Jabal Tariq atau Gibraltar. Di bawah gunung inilah pada tahun 91 Hijriah atau 710 Masehi, Tariq bin Ziyad memperabukan kapal yang membawanya beserta pasukannya menuju Andalusia atau Spanyol. ”Sekarang pilihan kita hanya maju berjuang atau mundur karam ke laut.” Sejak ketika itu, Islam masuk ke Benua Eropa dan memperkenalkan peradaban yang tinggi di sana.
Semenjak awal Islam didakwahkan, semangat untuk membumikan Islam tetap terasa. Pada masa Rasulullah saw. penyebaran Islam telah jauh menyeberang wilayah yang dia kuasai. Sebelum Islam diterima dengan baik oleh warga Mekah, dakwah Islam telah menyeberang hingga ke Habsyah yang ketika ini kita kenal sebagai negara Etiopia. Pada ketika kaum muslimin menderita tekanan yang luar biasa dari kekejaman orang-orang kafir Quraisy, mereka menyeberangi maritim dan mengungsi ke Habsyah. Dengan kedatangan delegasi kaum muslimin ini Islam mulai dikenal oleh dunia luar Jazirah Arab.
Bahkan, dakwah yang dilakukan dalam pengungsian itu telah mengetuk hati Raja Najasy (Negus) yang memimpin Habsyah. Najasy memeluk Islam di hadapan Ja’far Abu Thalib. Inilah salah satu tonggak penyebaran Islam di seluruh dunia. Penyebaran Islam ke luar Jazirah Arab pertama kali dilakukan oleh Rasulullah saw. dengan mengirimkan surat kepada beberapa pemimpin negara tetangga, di antaranya Romawi, Syam, dan Persia. Beberapa mendapat perlakuan hormat meskipun para raja itu tidak memenuhi usul Rasulullah saw. untuk memeluk Islam. Beberapa di antaranya menolak keras. Meskipun mendapat penentangan dan penolakan, dakwah Islam terus bergerak dan membuahkan hasil yang menggembirakan.
Pada masa Khulafaur Rasyidin, Islam telah diterima dalam wilayah yang sangat luas. Pada masa Dinasti Ummayah dan Abbasiyah, penyebaran Islam telah mencapai hampir seluruh pelosok bumi. Penyebaran Islam ini mendapat bentuknya pada masa Kesultanan Ummayah dan Abbasyiah. Dengan nilai dan anutan Islam yang tinggi, mereka kemudian membentuk budaya Islam yang hingga ketika ini telah mewariskan warisan ilmu pengetahuan yang sangat tinggi. Bekas kebudayaan Islam terentang dalam semua wilayah yang pernah dikuasai oleh umat Islam. Peninggalan berupa bangunan bersejarah, perpustakaan kuno, hingga universitas Al-Azhar hingga kini masih sanggup dilihat dan terus dilestarikan. Peninggalan sejarah itu menjadi bukti kasatmata tugas Islam di dunia.
Saat ini Islam dianut oleh lebih dari satu miliar insan yang hidup di muka bumi ini. Kaum muslimin tersebar di seluruh dunia, dari ujung barat Eropa hingga ujung timur Rusia. Islam terentang dari selatan Australia hingga ujung Kutub Utara. Perkembangan Islam pada masa kini tidak sanggup dilepaskan dari keadaan sosial politik yang melingkupi kehidupan umat Islam.
Secara umum kehidupan umat Islam ketika ini berada dalam tekanan yang luar biasa semenjak insiden WTC pada tanggal 11 September 2001. Kampanye politik dan peperangan yang mengatasnamakan pemberantasan terorisme telah menekan perkembangan Islam dengan sedemikian hebat. Kaum muslim terutama yang berada di negaranegara yang lebih banyak didominasi beragama lain, mengalami penderitaan. Meskipun demikian, Allah Maha Mengetahui dan Mahakuasa. Saat kaum muslim mendapat tekanan yang sangat berat, kesadaran untuk memeriksa kembali agama Allah Swt. ini semakin besar baik di kalangan kaum muslimin sendiri maupun luar Islam. Keingintahuan perihal Islam menjadi tren gres para akademisi maupun masyarakat umum.
Dengan rahmat Allah Swt. Islam semakin dikenal oleh orang-orang yang sebelumnya tidak mengenal Islam sama sekali. Dampak yang terjadi pun sangat membahagiakan. Berdasarkan statistik, di banyak negara terjadi konversi agama yang terus meningkat dari non-Islam menjadi Islam. Pengetahuan yang mereka dapatkan sesudah mempelajari Islam menimbulkan mereka ingin memeluk Islam. Hal ini tentu merupakan tantangan sekaligus informasi yang membesarkan hati. Perkembangan Islam di dunia secara miniatur sebetulnya sanggup kita lihat dari perkembangannya di dua daerah yang ketika ini menjadi poros dunia, yaitu Amerika dan Eropa.
Saat ini dunia telah bermetamorfosis ”kampung besar”. Hal ini alasannya ialah pertemuan agama-agama ialah salah satu fenomena global yang jamak terjadi. Di dunia Barat, Amerika Serikat (AS) dan Eropa, kini juga telah menjadi ladang subur dakwah Islam. Islam merupakan salah satu agama yang berkembang paling pesat di AS. Bahkan, sesuai asumsi yang dimuat dalam lembar fakta Departemen Luar Negeri AS, pada tahun 2010, jumlah penduduk muslim AS diperkirakan akan melampaui jumlah kaum Yahudi, dan menimbulkan Islam agama terbesar nomor dua di negara itu sesudah agama Kristen.
Masyarakat muslim AS merupakan sebuah mozaik kebudayaan, para anggotanya berasal dari kelima benua. Menurut sebuah penelitian baru-baru ini, sebagian besar kaum muslim ialah imigran, yaitu 77,6% berbanding 22,4% yang lahir di AS. Penelitian itu juga mengatakan asal usul masyarakat muslim, yaitu 26,2% dari Timur Tengah (Arab), 24,7% dari Asia Selatan, 23,8% Amerika keturunan Afrika, 11,6% lain-lain, 10,3% Timur Tengah (non-Arab), dan 6,4% Asia Timur. Meskipun di AS tidak ada catatan jumlah penduduk menurut agama, para pakar memperkirakan bahwa kaum muslim di AS berjumlah sekitar tujuh juta jiwa. Perkiraan-perkiraan lain berkisar antara empat dan delapan juta jiwa. The Britannica Book of the Year memperkirakan bahwa pada pertengahan tahun 2000 terdapat 4.175.000 muslim di AS, 1.650.000 di antaranya berasal dari kalangan AS keturunan Afrika. Ratarata 17.500 AS keturunan Afrika berpindah pada agama Islam tiap tahun antara 1990 dan 1995. Kelompok-kelompok muslim pertama di AS yang tiba dalam jumlah besar berasal dari Afrika Barat antara tahun 1530 hingga 1851 alasannya ialah adanya perdagangan budak. Mereka terdiri 1/3 dari sekitar 14–20 persen dari ratusan ribu orang Afrika Barat yang dipaksa pindah dari tanah leluhur mereka.
Jumlah kaum muslim berikutnya yang tiba dalam jumlah besar terjadi pada awal masa XX. Mereka tiba dari Lebanon, Suriah, dan negara-negara lain di seluruh kekhalifahan Otsman (Turki). Pada masa Pasca-perang Dunia II, selama 1960-an dan 1970-an, terjadi gelombang imigran ketiga terbesar dari seluruh dunia Islam. Gelombang ini meliputi juga banyak kaum muslim yang tiba untuk berguru di universitas-universitas AS. Selama dua puluh tahun terakhir, jumlah kaum muslim di dunia telah meningkat secara perlahan. Angka statistik tahun 1973 mengatakan bahwa jumlah penduduk muslim dunia ialah 500 juta; sekarang, angka ini telah mencapai 1,5 miliar.
Kini setiap empat orang salah satunya ialah muslim. Bukan tidak mungkin bahwa jumlah penduduk muslim akan terus bertambah dan Islam akan menjadi agama terbesar di dunia. Peningkatan yang terus-menerus ini tidak hanya dikarenakan jumlah penduduk yang terus bertambah di negara-negara muslim, tetapi juga jumlah orang-orang mualaf yang gres memeluk Islam yang terus meningkat, suatu fenomena yang menonjol, terutama sesudah serangan terhadap World Trade Center pada tanggal 11 September 2001.
Ketertarikan secara alami dan rasa ingin tahu telah mendorong peningkatan jumlah warga dunia yang berpaling kepada Islam. Pesatnya perkembangan Islam di AS diakui Dr. Umar Faruq Abdullah, ketua Nawawi Foundation. Saat ini tidak kurang dari tujuh juta warga AS yang memeluk agama Islam. ”Agama Islam terus berkembang di AS dan tetap bertahan,’’ ujarnya. Menurut Faruq, 90% umat Islam di AS ialah mereka yang lahir di sana. ”Jadi, umat Islam di AS mempunyai potensi dan kemampuan bermacam-macam dan kini mereka bergabung dalam sebuah forum pendidikan Nawawi Foundation,’’ kata dia.
Peningkatan pemeluk Islam juga terjadi di Benua Eropa. Menurut survei yang dilakukan oleh surat kabar Prancis Le Monde pada bulan Oktober 2001, dibandingkan data yang dikumpulkan pada tahun 1994, banyak kaum muslim terus melakukan salat, pergi ke masjid, dan berpuasa. Dalam sebuah laporan yang didasarkan pada media massa aneh di tahun 1999, majalah Turki Aktüel menyatakan, para peneliti Barat memperkirakan dalam 50 tahun ke depan Eropa akan menjadi salah satu sentra utama perkembangan Islam.
Bersamaan dengan kajian sosiologis dan demografis ini, dilarang dilupakan bahwa Eropa tidak bersentuhan dengan Islam ketika ini saja, melainkan Islam sesungguhnya merupakan cuilan tidak terpisahkan dari Eropa. Eropa dan dunia Islam telah saling berafiliasi akrab selama berabad-abad. Pertama, negara Andalusia (756–1492) di Semenanjung Iberia dan kemudian selama masa Perang Salib (1095–1291), serta penguasaan wilayah Balkan oleh kekhalifahan Utsmaniyyah (1389) memungkinkan terjadinya kekerabatan timbal balik antara kedua masyarakat itu.
Kini banyak pakar sejarah dan sosiologi menegaskan bahwa Islam ialah pemicu utama perpindahan Eropa dari gelapnya masa pertengahan menuju terang-benderangnya masa renaisans. Pada masa ketika Eropa bodoh di bidang kedokteran, astronomi, matematika, dan di banyak bidang lain, kaum muslim mempunyai perbendaharaan ilmu pengetahuan yang sangat luas dan kemampuan andal dalam membangun. (Referensi: PAI Husni Tohyar)