Contoh Teks Drama Malin Kundang

Berikut yaitu pola teks atau naskah dari drama malin kundang, teks dalam drama ini sanggup dimodifikasi menurut cerita, tapi juga harus merujuk hal yang benar dari dongeng malin kundang, sehingga pesan yang terdapat didalamnya bermanfaat.

image by: blog.iphonebali.com

Malin Kundang
Para Pelaku:
1. Malin Kundang
2. Ibu

Pentas menggambarkan suasana di sebuah pelabuhan atau pantai.
01. Malin Kundang : (Muncul dengan pakaian serba mewah, dengan sikap yang angkuh) “Akulah orang yang kaya bahkan mungkin terkaya di Indonesia. Kekayaanku ada di mana-mana. Apa yang saya inginkan niscaya kesampaian. Aku tiba kemari hanya ingin menanamkan modal di sini Ha ha ha ha ….”
02. Penonton : (Koor) “Tuan, apakah Tuan yang dulu dipanggil Malin oleh penduduk Telukabayur?”
03. Malin Kundang : “Ya, ya, benar. Akulah si Malin Kundang itu. Tapi, sekarang saya kaya raya berkat keuletanku melaksanakan perjuangan dagang di seluruh dunia. Ha ha ha ha ....”
04. Ibu : (Datang dengan pakaian sangat sederhana.)
05. Penonton : “Tuan Malin, kenalkah Tuan akan wanita yang tiba di hadapan Tuan?”
06. Ibu : (Mendekati Malin) “Oh, anakku Malin, bertahun-tahun engkau telah meninggalkan daku. Aku sangka engkau mati. Tetapi, puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan, sekarang engkau telah kembali ke tanah tumpah darahmu. O, anakku!”
07. Malin Kundang : (Menatap dengan penuh rasa curiga) “Hai, perempuan! Apa yang engkau katakan? Tak tahu malu. Mengaku-aku sebagai ibuku. Ibu saya tidak miskin. Aku bukan anakmu! Dan engkau bukan ibuku! Pergi!!! Ayo, pergi, pergi …!!!”
08. Ibu : “Oh, Malin, Malin! Engkau yakin betul … saya bukan ibumu? Tapi saya yakin engkaulah Malin Kundang anakku satu-satunya.”
09. Malin Kundang : “Apa? Aku bukan anakmu. Aku saudagar kaya. Dan engkau … engkau hanya wanita desa. Miskin pula. Ayo, pergi, pergi, pergi, pergi ...!!!”
10. Ibu : “Tak kusangka anakku sedurhaka itu. Malin, Malin! Kalau engkau tidak mengakui saya sebagai ibumu, apa yang engkau kehendaki Malin?”
11. Malin Kundang : “Perempuan renta bangka! Aku nyatakan sekali lagi saya bukan anakmu. Kalau saya engkau anggap anakmu yang durhaka, kutuklah aku. Tapi jika benar kamu bukan ibuku, kutukmu akan balik mengenai dirimu.”
12. Ibu : “Oh, Tuhan yang Mahakuasa! Oh, Tuhan yang Maha Mengetahui. Oh, anakku Malin, keras benar watakmu menyerupai kerikil di tengah laut. Tak bergeming oleh ombak samudra. Malin! Malin! Anak duhaka! Durhaka!”
13. Terdengar bunyi angin kencang mengamuk, cahaya kilat dan bunyi guruh memenuhi panggung.
14. Malin Kundang : (Tampak takut, bingung, linglung, limbung, berteriak-teriak histeris makin lama makin lemah).
15. Penonton : (Koor) “Malin! Malin! Anak durhaka. Semua harta kekayaanmu tidak akan menolongmu, Malin! Kedudukan tidak akan menyelamatkanmu dari kutukan seorang ibu, Malin!” (Menyanyikan lagu Malin Kundang Anak Durako).


EmoticonEmoticon