Tari pertunjukan juga terbagi atas beberapa tujuan penyelenggaraannya. Bisa jadi tarian dikemas dan
ditata secara artistik dengan kaidahkaidah seni, tetapi digarap dengan tujuan sebagai berikut.
a. Art for Art
Art for Art artinya tari yang dipertunjukkan hanya bertujuan sebagai wujud aktualisasi pribadi, tanpa mengharapkan sesuatu dari orang yang menontonnya, dalam bentuk apa pun. Andaikata dikala pertunjukan berlangsung hanya segelintir penonton yang menyaksikannya, hal itu tidak membuat pertunjukan tersebut menjadi terganggu atau terhenti. Demikian pula apabila karya seni tari itu tidak memperoleh imbalan atau penilaian evaluasi, tidak akan menghentikan laju kreativitas sang kreator (penari, koreografer).
b. Tujuan Komersil
Tari ini merupakan tari pertunjukan yang khusus dibuat untuk tujuan sanggup memperlihatkan masukan kepada kreator (penari atau koreografer) dalam bentuk ‘materi’ (imbalan). Tari ini sanggup dilaksanakan untuk penggalangan dana. Misalnya, membantu korban tragedi alam.
c. Tujuan Penilaian
Tari ini merupakan tari pertunjukan yang penyajiannya dikemas untuk tujuan sebuah penilaian dan mengukur keberhasilan sebuah proses pembelajaran dengan kaidah seni.Biasanya tari ini berbentuk sebuah ujian pergelaran tari di sekolah-sekolah seni atau pada ekspo tari atau pasanggiri tari sebagai ajang memperoleh penghargaan atau gengsi.
Seorang kreator tari yang ingin membuat atau mewujudkan kreativitasnya dalam sebuah pertunjukan tari, harus mempunyai kemampuan untuk mengelola produksi sebuah pertunjukan seni. Selain itu, juga harus bisa kemampuan untuk bertindak sebagai kreator, penata, atau pencipta kreasi seni tari. Hal itu tidaklah mudah. Diperlukan keahlian khusus dari diri sendiri dan penguasaan secara disiplin ilmu Seni Tari. Namun demikian, sebagai generasi muda, Anda sanggup menjadi kreator. Dengan semangat tinggi, Anda sanggup turut serta mengangkat seni tari tradisional di tingkat yang paling akrab dulu, yaitu di lingkungan sekolah dengan berbekal ilmu dasar produksi seni pertunjukan, juga dasar penciptaan tari yang sedang dibahas
ini. Dengan memperhatikan kaidahkaidah seni dan administrasi produksi seni secara keseluruhan, Anda mulai menyiapkan halhal yang harus ditata, dimulai dari tema, gerak tari (koreografi, desain lampu, desain musik, desain dramatik, dinamika kelompok, rias, busana, properti, sampai ke susunan acara. Hal teknis yang dimulai dari daerah masuk hingga penonton duduk menikmati, lalu pulang dengan hasil kesan penonton sehabis melihat pertunjukan itulah yang harus diperhitungkan dengan matang dikala Anda membuat sajian tari untuk sebuah petunjukan.
ditata secara artistik dengan kaidahkaidah seni, tetapi digarap dengan tujuan sebagai berikut.
a. Art for Art
Art for Art artinya tari yang dipertunjukkan hanya bertujuan sebagai wujud aktualisasi pribadi, tanpa mengharapkan sesuatu dari orang yang menontonnya, dalam bentuk apa pun. Andaikata dikala pertunjukan berlangsung hanya segelintir penonton yang menyaksikannya, hal itu tidak membuat pertunjukan tersebut menjadi terganggu atau terhenti. Demikian pula apabila karya seni tari itu tidak memperoleh imbalan atau penilaian evaluasi, tidak akan menghentikan laju kreativitas sang kreator (penari, koreografer).
b. Tujuan Komersil
Tari ini merupakan tari pertunjukan yang khusus dibuat untuk tujuan sanggup memperlihatkan masukan kepada kreator (penari atau koreografer) dalam bentuk ‘materi’ (imbalan). Tari ini sanggup dilaksanakan untuk penggalangan dana. Misalnya, membantu korban tragedi alam.
c. Tujuan Penilaian
Tari ini merupakan tari pertunjukan yang penyajiannya dikemas untuk tujuan sebuah penilaian dan mengukur keberhasilan sebuah proses pembelajaran dengan kaidah seni.Biasanya tari ini berbentuk sebuah ujian pergelaran tari di sekolah-sekolah seni atau pada ekspo tari atau pasanggiri tari sebagai ajang memperoleh penghargaan atau gengsi.
Seorang kreator tari yang ingin membuat atau mewujudkan kreativitasnya dalam sebuah pertunjukan tari, harus mempunyai kemampuan untuk mengelola produksi sebuah pertunjukan seni. Selain itu, juga harus bisa kemampuan untuk bertindak sebagai kreator, penata, atau pencipta kreasi seni tari. Hal itu tidaklah mudah. Diperlukan keahlian khusus dari diri sendiri dan penguasaan secara disiplin ilmu Seni Tari. Namun demikian, sebagai generasi muda, Anda sanggup menjadi kreator. Dengan semangat tinggi, Anda sanggup turut serta mengangkat seni tari tradisional di tingkat yang paling akrab dulu, yaitu di lingkungan sekolah dengan berbekal ilmu dasar produksi seni pertunjukan, juga dasar penciptaan tari yang sedang dibahas
ini. Dengan memperhatikan kaidahkaidah seni dan administrasi produksi seni secara keseluruhan, Anda mulai menyiapkan halhal yang harus ditata, dimulai dari tema, gerak tari (koreografi, desain lampu, desain musik, desain dramatik, dinamika kelompok, rias, busana, properti, sampai ke susunan acara. Hal teknis yang dimulai dari daerah masuk hingga penonton duduk menikmati, lalu pulang dengan hasil kesan penonton sehabis melihat pertunjukan itulah yang harus diperhitungkan dengan matang dikala Anda membuat sajian tari untuk sebuah petunjukan.
Tari Sebagai Sarana Pertunjukan
Tarian yang berfungsi sebagai tari pertunjukan memiliki perbedaan yang besar pada faktor kebutuhan pelakunya dan perbedaan pada tata cara menyajikannya dibanding dengan tari upacara atau tari hiburan. Tari upacara lahir sebab kebutuhan yang bekerjasama dengan spiritualisme insan sehingga semua
faktor pertimbangannya ditujukan pada satu arah dan hanya agar terjalin komunikasi dengan Yang Mahakuasa. Adapun jenis tari hiburan ialah kebutuhan untuk menyenangkan diri sendiri dengan komunikasi dua arah. Meskipun penonton terlibat, tetapi tidak diharapkan hukum baku pada struktur sajiannya dan
membatasi gerak penonton dan pemain, kecuali bahwa pada praktiknya pelaku dan penonton menjadi satu kesatuan secara emosional dan tetap berperilaku sesuai dengan watak istiadat dan norma masyarakat setempat. Hal tersebut berbeda dengan tari pertunjukan yang diciptakan menurut kaidah atau hukum seni untuk sebuah pertunjukan. Berbagai faktor yang perlu menerima perhatian pada cara mempersiapkan dan memperlakukannya, seperti mempersiapkan sebuah pertunjukan, penataan gerak, penataan busana, penataan iringan, daerah sajian (panggung), setting panggung, segi artistik sebuah daerah sajian, cara memublikasikannya, cara menyajikannya, dan seluruh bahan pendukung yang berkaitan dengan sajian pertunjukan tari. Sebagai tontonan, jenis tari pertunjukan disajikan secara khusus dengan pertimbangan tema bahan sajian, penataan panggung, penataan lampu, penataan kostum dan rias, pemilihan bentuk panggung, pemilihan penonton, desain dramatik atau struktur pertunjukan, kepanitiaan, dan seluruh proses produksi sampai penilaian sebuah produksi dikelola dengan baik, artistik, serta sistematik. Oleh sebab itu, seluruh pendukung (yang ada di balik panggung) serta penonton dapat memperoleh sebuah kepuasan batin.
Kedudukan penonton menimbulkan suguhan tari pertunjukan sebagai sebuah kebutuhan, dengan banyak sekali macam kebutuhan. Misalnya, kebutuhan untuk menghibur hati atau kebutuhan untuk menambah wawasan. Adapun sebagai pelaku pertunjukan, kebutuhan akan sebuah kepuasan batin ketika verbal diwujudkan dalam bentuk sebuah karya seni menjadi hal yang utama.
Tarian yang berfungsi sebagai tari pertunjukan memiliki perbedaan yang besar pada faktor kebutuhan pelakunya dan perbedaan pada tata cara menyajikannya dibanding dengan tari upacara atau tari hiburan. Tari upacara lahir sebab kebutuhan yang bekerjasama dengan spiritualisme insan sehingga semua
faktor pertimbangannya ditujukan pada satu arah dan hanya agar terjalin komunikasi dengan Yang Mahakuasa. Adapun jenis tari hiburan ialah kebutuhan untuk menyenangkan diri sendiri dengan komunikasi dua arah. Meskipun penonton terlibat, tetapi tidak diharapkan hukum baku pada struktur sajiannya dan
membatasi gerak penonton dan pemain, kecuali bahwa pada praktiknya pelaku dan penonton menjadi satu kesatuan secara emosional dan tetap berperilaku sesuai dengan watak istiadat dan norma masyarakat setempat. Hal tersebut berbeda dengan tari pertunjukan yang diciptakan menurut kaidah atau hukum seni untuk sebuah pertunjukan. Berbagai faktor yang perlu menerima perhatian pada cara mempersiapkan dan memperlakukannya, seperti mempersiapkan sebuah pertunjukan, penataan gerak, penataan busana, penataan iringan, daerah sajian (panggung), setting panggung, segi artistik sebuah daerah sajian, cara memublikasikannya, cara menyajikannya, dan seluruh bahan pendukung yang berkaitan dengan sajian pertunjukan tari. Sebagai tontonan, jenis tari pertunjukan disajikan secara khusus dengan pertimbangan tema bahan sajian, penataan panggung, penataan lampu, penataan kostum dan rias, pemilihan bentuk panggung, pemilihan penonton, desain dramatik atau struktur pertunjukan, kepanitiaan, dan seluruh proses produksi sampai penilaian sebuah produksi dikelola dengan baik, artistik, serta sistematik. Oleh sebab itu, seluruh pendukung (yang ada di balik panggung) serta penonton dapat memperoleh sebuah kepuasan batin.
Kedudukan penonton menimbulkan suguhan tari pertunjukan sebagai sebuah kebutuhan, dengan banyak sekali macam kebutuhan. Misalnya, kebutuhan untuk menghibur hati atau kebutuhan untuk menambah wawasan. Adapun sebagai pelaku pertunjukan, kebutuhan akan sebuah kepuasan batin ketika verbal diwujudkan dalam bentuk sebuah karya seni menjadi hal yang utama.
EmoticonEmoticon