Keberadaan alam semesta jauh lebih renta dibandingkan dengan keberadaan manusia. Artinya, alam semesta ini telah usang ada sebelum insan mulai menghuni permukaan bumi. Manusia diperkirakan mulai mendiami bumi ini pada kala Plestosen, sedangkan berdasarkan usia bumi kala Plestosen merupakan masa yang paling muda. Untuk lebih jelasnya coba perhatikan bagan di bawah ini!
Pada masa arkeozoikum, di bumi belum ada gejala kehidupan. Bumi ini masih merupakan gas yang panas sehingga tidak memungkinkan untuk makhluk hidup sanggup bertahan hidup dalam kondisi alam ibarat itu. Lama kelamaan risikonya temperatur gas tersebut risikonya mulai menurun dan sebagian mulai mengeras membentuk kerak bumi.
Masa palaeozoikum disebut juga sebagai zaman kehidupan purba karena pada masa ini diperkirakan mulai adanya makhluk hidup di bumi ini. Makhluk hidup yang ada pada masa ini masih sangat primitif . Diperkirakan makhluk yang hidup pada masa ini yaitu makhluk bersel satu dan masih sangat sederhana.
Masa mesozoikum disebut juga dengan zaman kehidupan madya. Masa ini merupakan fase kedua dari keberadaan makhluk hidup. Pada masa ini diperkirakan mulai hidup binatang-binatang amphibi dan reptil. Binatangbinatang yang berukuran besar ibarat dinosaurus, tyranosaurus, dan sejenisnya, hidup pada masa ini sehingga masa ini dikenal dengan sebutan zaman jura. Manusia diperkirakan belum ada pada masa ini alasannya yaitu kondisi alamnya belum memungkinkan untuk insan sanggup bertahan hidup. Coba kamu bayangkan bagaimana bila insan sudah ada pada masa ini dan harus hidup berdampingan dengan makhluk-makhluk lain yang mempunyai ukuran badan yang sangat besar!
Masa kenozoikum dikenal juga dengan zaman kehidupan muda karena merupakan masa termuda dalam usia bumi dan masih berlaku hingga sekarang ini. Masa kenozoikum terbagi dalam dua zaman, yaitu zaman tersier dan zaman kwarter. Pada zaman tersier diperkirakan mulai muncul jenis-jenis binatang gres yang merupakan jenis binatang mamalia. Binatang-binatang berukuran besar lambat laun mulai mengalami kepunahan pada zaman ini. Namun pada zaman ini diperkirakan insan belum ada. Keberadaan manusia gres muncul pada zaman kwarter. Hal ini dibuktikan dengan ditemukannya fosil-fosil insan yang sesudah diperkirakan usianya berada pada kala plestosen. Pada plestosen awal ditemukan fosil pithecanthropus mojokertensis yang usianya diperkirakan 1,9 juta tahun. Fosil meganthropus paleojavanicus yang ditemukan di kawasan Sangiran usianya antara 2 hingga 1 juta tahun juga diperkirakan hidup pada zaman kwarter pada kala plestosen awal.
Pada masa awal kehidupan manusia, mereka harus menghadapi kondisi alam yang sangat berat. Pada kala plestosen, keadaan bumi belum stabil ditandai dengan sering terjadinya perubahan fisik, yaitu perubahan gerakan bumi baik yang menurun atau pun mengangkat. Pada kala plestosen terjadi tujuh kali perubahan, yaitu empat kali zaman glasial dan tiga kali zaman interglasial.
Peristiwa-peristiwa alam yang terjadi pada masa plestosen merupakan tantangan yang sangat berat yang harus dihadapi oleh insan pada saat itu. Dengan kemampuannya yang masih sangat terbatas, insan berusaha mempertahankan hidupnya dengan banyak sekali nalar menghadapi tantangan alam dan berusaha mencari makan dengan alat-alat yang masih sangat sederhana. Iklim yang sangat hambar yang terjadi pada masa glasial merupakan salah satu tantangan alam yang memaksa insan dan binatang berpindah tempat menuju kawasan yang iklimnya lebih cocok untuk mereka. Diduga pada masa glasial makhluk-makhluk hidup berpindah atau bermigrasi dari tempat asalnya. Selain didorong untuk mencari iklim yang lebih cocok juga
dorongan yang sangat berpengaruh yaitu mencari kawasan sumber persediaan makanan.
Hal ini dikarenakan insan yang hidup pada masa tersebut masih tergantung pada alam. Apabila alam tempat mereka telah tidak bisa memberikan persediaan kuliner maka mereka akan meninggalkan tempat tersebut dan mencari lagi kawasan yang masih bisa memperlihatkan penghidupan pada mereka. Manusia pada masa ini harus bisa mengikuti keadaan dengan kondisi alam. Jika mereka tidak bisa untuk mengikuti keadaan dengan lingkungan hidup sekitarnya maka bahaya kepunahan akan terjadi. Mereka yang bisa bertahan hidup tentu akan sanggup untuk melanjutkan kehidupan dan melahirkan generasi penerus. Kemampuan untuk mempertahankan diri terutama dalam menyesuaikan terhadap kondisi alam yang terus berubah serta kemampuan dalam memperoleh kuliner untuk kelangsungan hidup menimbulkan terjadinya perubahan fisik. Hal ini terjadi baik pada binatang, tumbuhan dan juga manusia. Secara perlahan-lahan bentuk fisik manusia mengalami perubahan sehingga mencapai bentuk ibarat kita kini ini.
(bse sejarah oleh Tarunasena M)
Pada masa arkeozoikum, di bumi belum ada gejala kehidupan. Bumi ini masih merupakan gas yang panas sehingga tidak memungkinkan untuk makhluk hidup sanggup bertahan hidup dalam kondisi alam ibarat itu. Lama kelamaan risikonya temperatur gas tersebut risikonya mulai menurun dan sebagian mulai mengeras membentuk kerak bumi.
Masa palaeozoikum disebut juga sebagai zaman kehidupan purba karena pada masa ini diperkirakan mulai adanya makhluk hidup di bumi ini. Makhluk hidup yang ada pada masa ini masih sangat primitif . Diperkirakan makhluk yang hidup pada masa ini yaitu makhluk bersel satu dan masih sangat sederhana.
Masa mesozoikum disebut juga dengan zaman kehidupan madya. Masa ini merupakan fase kedua dari keberadaan makhluk hidup. Pada masa ini diperkirakan mulai hidup binatang-binatang amphibi dan reptil. Binatangbinatang yang berukuran besar ibarat dinosaurus, tyranosaurus, dan sejenisnya, hidup pada masa ini sehingga masa ini dikenal dengan sebutan zaman jura. Manusia diperkirakan belum ada pada masa ini alasannya yaitu kondisi alamnya belum memungkinkan untuk insan sanggup bertahan hidup. Coba kamu bayangkan bagaimana bila insan sudah ada pada masa ini dan harus hidup berdampingan dengan makhluk-makhluk lain yang mempunyai ukuran badan yang sangat besar!
Masa kenozoikum dikenal juga dengan zaman kehidupan muda karena merupakan masa termuda dalam usia bumi dan masih berlaku hingga sekarang ini. Masa kenozoikum terbagi dalam dua zaman, yaitu zaman tersier dan zaman kwarter. Pada zaman tersier diperkirakan mulai muncul jenis-jenis binatang gres yang merupakan jenis binatang mamalia. Binatang-binatang berukuran besar lambat laun mulai mengalami kepunahan pada zaman ini. Namun pada zaman ini diperkirakan insan belum ada. Keberadaan manusia gres muncul pada zaman kwarter. Hal ini dibuktikan dengan ditemukannya fosil-fosil insan yang sesudah diperkirakan usianya berada pada kala plestosen. Pada plestosen awal ditemukan fosil pithecanthropus mojokertensis yang usianya diperkirakan 1,9 juta tahun. Fosil meganthropus paleojavanicus yang ditemukan di kawasan Sangiran usianya antara 2 hingga 1 juta tahun juga diperkirakan hidup pada zaman kwarter pada kala plestosen awal.
Pada masa awal kehidupan manusia, mereka harus menghadapi kondisi alam yang sangat berat. Pada kala plestosen, keadaan bumi belum stabil ditandai dengan sering terjadinya perubahan fisik, yaitu perubahan gerakan bumi baik yang menurun atau pun mengangkat. Pada kala plestosen terjadi tujuh kali perubahan, yaitu empat kali zaman glasial dan tiga kali zaman interglasial.
Peristiwa-peristiwa alam yang terjadi pada masa plestosen merupakan tantangan yang sangat berat yang harus dihadapi oleh insan pada saat itu. Dengan kemampuannya yang masih sangat terbatas, insan berusaha mempertahankan hidupnya dengan banyak sekali nalar menghadapi tantangan alam dan berusaha mencari makan dengan alat-alat yang masih sangat sederhana. Iklim yang sangat hambar yang terjadi pada masa glasial merupakan salah satu tantangan alam yang memaksa insan dan binatang berpindah tempat menuju kawasan yang iklimnya lebih cocok untuk mereka. Diduga pada masa glasial makhluk-makhluk hidup berpindah atau bermigrasi dari tempat asalnya. Selain didorong untuk mencari iklim yang lebih cocok juga
dorongan yang sangat berpengaruh yaitu mencari kawasan sumber persediaan makanan.
Hal ini dikarenakan insan yang hidup pada masa tersebut masih tergantung pada alam. Apabila alam tempat mereka telah tidak bisa memberikan persediaan kuliner maka mereka akan meninggalkan tempat tersebut dan mencari lagi kawasan yang masih bisa memperlihatkan penghidupan pada mereka. Manusia pada masa ini harus bisa mengikuti keadaan dengan kondisi alam. Jika mereka tidak bisa untuk mengikuti keadaan dengan lingkungan hidup sekitarnya maka bahaya kepunahan akan terjadi. Mereka yang bisa bertahan hidup tentu akan sanggup untuk melanjutkan kehidupan dan melahirkan generasi penerus. Kemampuan untuk mempertahankan diri terutama dalam menyesuaikan terhadap kondisi alam yang terus berubah serta kemampuan dalam memperoleh kuliner untuk kelangsungan hidup menimbulkan terjadinya perubahan fisik. Hal ini terjadi baik pada binatang, tumbuhan dan juga manusia. Secara perlahan-lahan bentuk fisik manusia mengalami perubahan sehingga mencapai bentuk ibarat kita kini ini.
(bse sejarah oleh Tarunasena M)
EmoticonEmoticon