Kalimat Baku Dan Kalimat Tidak Baku (Contoh Kalimat Baku Dan Kalimat Tidak Baku)

Mari kita perhatikan pola dibawah ini:
Kalimat tidak baku:
1. Kami punya nenek sedang sakit.
2. Setiap hari Senen kami mengikuti upacara.
3. Maaf, saya terlambat lantaran jalanan macet.
4. Ini hari saya akan pergi.
Kalimat baku:
1. Nenek kami sedang sakit.
2. Setiap hari Senin kami mengikuti upacara.
3. Maaf, saya terlambat lantaran kemudian lintas macet.
4. Hari ini saya akan pergi.

       Kata baku adalah kata-kata yang sesuai dengan pedoman atau kaidah yang ditentukan (standardisasi). Dalam pemakaian, kita sering menjumpai kata-kata yang tidak baku. Kata-kata yang tidak baku tersebut tidak sesuai dengan pedoman atau kaidah yang ditentukan. Kata risiko, misalnya, sering ditulis resiko atau kata universal ditulis universil. Bila kata-kata tersebut dipakai dalam kalimat, kalimat itu pun menjadi kalimat tidak baku.
       Ketidakbakuan bukan saja disebabkan oleh penulisan yang salah, melainkan juga lantaran pengucapan yang salah, pembentukan yang tidak benar atau penyusunan kalimat yang tidak tepat.
Bahasa baku dipakai dalam situasi resmi, contohnya dalam pemerintahan, pendidikan dan pengajaran, penulisan ilmiah, perundang- undangan, atau kegiatan diskusi ilmiah.

Agar kita semakin jelas, mari kita kutipan dibawah ini:
       Jalan rusak di mana-mana, itu khas Jakarta di taon dua rebu. Tiada jalan raya yang mulus, kecuali beberapa jalan protokol. Jalan rusak yang aspalnya bergelombang terkelupas, bolong gompal, kubangan kerbau, berlubang, retak, hingga ada pengirim surat bilang: “ Lubangnya bukan sebesar kubangan kerbau lagi, tetapi kubangan gajah!” Banyak warga malah menyebut lubang-lubang di jalan itu sebagai “jurang”.
       Akibatnya tentu macetnya macet. Antrean kendaraan beroda empat dan motor setiap hari main naga-nagaan, perlahan dan beroratan antre, semoga roda mobilnya tidak somplak, ban meledak, jeruji roda bengkok, velg racing-nya benjol, atau dop-nya mental.
       Akibat lainnya, di sekitar jalan rusak itu, biasanya ada genangan air, ceceran watu pasir, berdebu macam ikut reli di Gurun Sahara. Makin celaka 12 lagi, alasannya di seputaran jalan rusak itu muncul bawah umur muda yang kibas-kibas tangan dan minta uang receh. Jalan pun macet, tidak lancar dan bikin kheki.
kata-kata yang miring merupakan kata yang tidak baku.




EmoticonEmoticon