Fungsi Kutipan Dan Unsur-Unsur Catatan Kaki

        Kutipan berfungsi untuk menegaskan isi uraian atau untuk menandakan apa yang diketengahkan. Penggunaan kutipan-kutipan tersebut menciptakan suatu karya tulis menjadi lebih akurat dan sanggup dipercaya.
Kutipan yakni donasi kalimat atau pendapat dari seorang pengarang, atau ucapan seseorang yang populer atau memiliki nama besar, baik yang terdapat dalam buku maupun majalah.
        Kutipan yang akan disajikan dalam karya tulis dibedakan menjadi dua macam, yaitu kutipan pribadi dan kutipan tidak langsung. Kutipan pribadi yakni donasi pendapat dengan menuliskan kata demi kata,
kalimat demi kalimat secara lengkap dari teks asli. Sebaliknya, dalam kutipan tidak pribadi yang ditulis hanya inti sari atau ikhtisar pendapat ahli.
         Kutipan-kutipan tersebut harus dijelaskan mengenai sumber asalnya pada catatan kaki. Catatan kaki tidak semata-mata dimaksudkan untuk menunjuk sumber daerah terdapatnya kutipan, tetapi juga sanggup digunakan untuk memberi keterangan lainnya terhadap isi karya tulis. Oleh alasannya yakni itu, catatan kaki dan bab dari karya tulis tersebut memiliki relasi yang erat.

       Hubungan antara catatan kaki dan bab karya tulis biasanya dinyatakan dengan nomor-nomor penunjukan yang sama baik dalam catatan kaki ataupun bab tulis. Selain itu, sanggup juga digunakan tanda asterik atau tanda bintang (*). Nomor atau tanda tersebut diletakkan pada selesai kutipan. Selanjutnya, sumber-sumber kutipan tersebut diletakkan pada bawah teks sebuah karya tulis atau karangan.

       Unsur-unsur catatan kaki yakni nama pengarang, judul buku atau artikel, data publikasi, jilid, dan nomor halaman. Ada majemuk hukum penulisan catatan kaki.
1. Referensi pada buku dengan seorang pengarang
_____________________________________________________________
2Harimurti Kridalaksana, Pembentukan Kata dalam Bahasa Indonesia
(Jakarta: Gramedia, 1992), hlm. 67.
2. Referensi pada buku dengan dua atau tiga pengarang
_____________________________________________________________
2L. Gottschalk, C. Kluckhohn, R. Angell, The Use Personal Document in
History, Anthropology and Sociology (New York: Social Science Research
Council, 1945), hlm. 83–173.
3. Referensi pada artikel majalah
_____________________________________________________________
3Agus Hidayat, Deffan Purnama, Ramdi, ”Balas Dendam Si Pasang
Merah,” Tempo (Mei 2004), hlm. 92–93.
4. Referensi pada artikel di surat kabar harian
_____________________________________________________________
4Tajuk Rencana dalam Kompas, 14 Januari 2005, hlm. 4.
5P.C. Siswantoko, ”Pluralisme dan Dialog Kehidupan,” Kompas,
20 Desember 2004, hlm. 41.
5. Referensi dalam Ensiklopedia
_____________________________________________________________
6Robert Ralph Bolgar, ”Rhetoric,” Encyclopedia Britannica (1970), XIX,
hlm. 257–260.


EmoticonEmoticon