Showing posts sorted by date for query iman-kepada-malaikat. Sort by relevance Show all posts
Showing posts sorted by date for query iman-kepada-malaikat. Sort by relevance Show all posts

Materi Keyakinan Budbahasa Kelas 7 Semester 1/2 Kurikulum 2013

Materi Akidah Akhlak Kelas 7 SMP/MTs Semester 1/2 Kurikulum 2013 - Sahabat setia buku paket, pada kesempatan kali ini akan membuatkan kembali bahan pelajaran untuk kelas tujuh yang terdiri dari semester ganjil dan genap. Materi yang akan admin bagikan ini merupakan bahan pelajaran yang biasa diajarkan pada sekolah Madrasah Tsanawiyah (MTs) ialah Akidah Akhlak. Materi pelajaran Akidah Akhlak wajib ditempuh oleh setiap siswa.

 pada kesempatan kali ini akan membuatkan kembali bahan pelajaran untuk kelas tujuh yang ter Materi Akidah Akhlak Kelas 7 Semester 1/2 Kurikulum 2013
Materi Akidah Akhlak Kelas 7 Semester 1/2 Kurikulum 2013 - Dalam bahan pelajaran Akidah Akhlak kelas tujuh ini terdapat sembilan potongan yang akan ditempuh selama semester ganjil dan semester genap. Pada potongan awal membahas mengenai Akidah islam, selanjutnya pada potongan dua akan membahas mengenai sifat-sifat Allah dan pembagiannya.

Agar lebih terang apa saja yang akan dipelajari pada pelajaran kelas 7 ini, berikut ini rincian bahan pelajaran Akidah Akhlak kelas 7 MTs dan Sekolah Menengah Pertama semester 1 dan 2 menurut kurikulum 2013.
Dapatkan : Buku Paket Akidah Akhlak Kelas 7 Kurikulum 2013
Demikianlah bahan pelajaran Akidah Akhlak kelas 7 MTs semester 1/2 kurikulum 2013 yang sanggup admin bagikan untuk sobat buku paket dimana saja berada. Untuk bahan pada setiap potongan tersebut di atas telah dilengkapi dengan rangkuman atau ringkasan bahan pada final pembahasan sehingga akan memudahkan siswa untuk memahaminya. Selamat belajar!
Sumber https://www.bukupaket.com/

Materi Pai Kelas 7 Smp/Mts Semester 1/2 Lengkap

Materi Pelajaran PAI Kelas 7 SMP/MTs Semester 1/2 Lengkap - Pada kesempatan ini buku paket akan membagikan bahan Pendidikan Agama Islam untuk siswa-siswi kelas 7 dan juga guru PAI. Pada bahan ini terbagi ke dalam beberapa pecahan sehingga akan lebih gampang untuk mencar ilmu serta dilengkapi pula rangkuman bahan dan beberapa latihan soal ulangan.
 Pada kesempatan ini buku paket akan membagikan bahan Pendidikan Agama Islam untuk siswa Materi PAI Kelas 7 SMP/MTs Semester 1/2 Lengkap
Materi Pelajaran Pendidikan Agama Islam Kelas 7 Sekolah Menengah Pertama - Berikut ini rincian bahan PAI Kelas 7 SMP/MTs semester 1 dan 2 selengkapnya.
Lihat juga : Kumpulan Buku Paket Kelas 7 Lengkap
Semoga bahan yang aku bagikan ini sanggup bermanfaat untuk dunia pendidikan khususnya untuk meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kita terhadap Allah SWT. Selamat mencar ilmu agar menjadi anak yang sholeh dan pintar.
Sumber https://www.bukupaket.com/

Ki & Kd Pai Dan Akal Pekerti Smp Kurikulum 2013 Revisi 2017

Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) SMP mata pelajaran Agama Islam & Budi Pekerti yang kami bagikan ini sudah mengikuti revisi terbaru kurikulum 2013 sesuai dengan lampiran 34 Permendikbud nomor 24 tahun 2016 (Download Disini).

Dalam penilaian k13, sebelum mengisi nilai terlebih dahulu guru mata pelajaran harus membuat KI dan KD. Untuk mata pelajaran Agama islam terdiri dari 4 kompetensi Inti yang sanggup anda unduh dibawah ini, yaitu:

 SMP mata pelajaran Agama Islam  Ki & Kd Pai Dan Kebijaksanaan Pekerti Smp Kurikulum 2013 Revisi 2017
  • Kompetensi Inti 1 (Sikap Spiritual) PAI & Budi Pekerti Doc - COMOT DISINI

  • Kompetensi Inti 2 (Sikap Sosial) PAI & Budi Pekerti Doc - COMOT DISINI

  • Kompetensi Inti 3 (Pengetahuan) PAI & Budi Pekerti Doc - COMOT DISINI

  • Kompetensi Inti 4 (Keterampilan) PAI & Budi Pekerti Doc - COMOT DISINI

Untuk lebih jelasnya berikut admin bagikan format word dan pdf KI & KD PAI dan Budi Pekerti kelas 7 k13 revisi 2017 semester 1 & 2 Tahun pelajaran 2018/2019.

Untuk KI dan KD kelas 8 (delapan) dan 9 (Sembilan) agan dibagikan pada postingan berikutnya. Sedangkan untuk KI dan KD Kurikulum 2013 SD, MTs, SMA dan SMK segera kami upload.

KOMPETENSI INTI 1 (SIKAP SPIRITUAL)

1. Menghargai dan menghayati aliran agama yang dianutnya.

KOMPETENSI DASAR

1.1 terbiasa membaca al-Qur’an dengan meyakini bahwa Tuhan Swt. akan meninggikan derajat orang yang beriman dan berilmu

1.2 terbiasa membaca al-Qur’an dengan meyakini bahwa Tuhan Swt. mencintai orang-orang yang ikhlas, sabar, dan pemaaf

1.3 meyakini bahwa Tuhan Swt. Maha Mengetahui, Maha Waspada, Maha Mendengar, dan Maha Melihat

1.4 beriman kepada malaikat-malaikat Tuhan Swt

1.5 meyakini bahwa jujur, amanah, dan istiqamah adalah perintah agama

1.6 menyakini bahwa hormat dan patuh kepada orang tua dan guru, dan berempati terhadap sesama adalah perintah agama

1.7 menghayati aliran bersuci dari hadas kecil dan hadas besar berdasarkan syariat Islam

1.8 menunaikan salat wajib berjamaah sebagai implementasi pemahaman rukun Islam

1.9 menunaikan salat Jumat sebagai implementasi pemahaman ketaatan beribadah

1.10 menunaikan salat jamak qasar saat bepergian jauh (musafir) sebagai implementasi pemahaman ketaatan beribadah

1.11. menghayati perjuangan Nabi Muhammad saw. periode Makkah dalam menegakkan risalah Tuhan Swt

1.12. menghayati perjuangan Nabi Muhammad saw. periode Madinah dalam menegakkan risalah Tuhan Swt

1.13. menghayati perjuangan dan kepribadian al-Khulafa al-Rasyidun sebagai penerus perjuangan Nabi Muhammad saw. dalam menegakkan risalah Tuhan Swt

KOMPETENSI INTI 2 (SIKAP SOSIAL)

2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleran, gotong royong), santun, percaya diri dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.

KOMPETENSI DASAR

2.1. menyampaikan perilaku semangat menuntut ilmu sebagai implementasi QS al-Mujadilah/58: 11, QS ar-Rahman /55: 33 dan Hadis terkait

2.2. menyampaikan perilaku ikhlas, sabar, dan pemaaf sebagai implementasi pemahaman QS an-Nisa/4: 146, QS al-Baqarah/2: 153, dan QS Ali Imran/3: 134, dan Hadis terkait

2.3. menyampaikan perilaku percaya diri, tekun, teliti, dan kerja keras sebagai implementasi makna al-’Alim, al- Khabir, as-Sami’, dan al-Bashir

2.4. menyampaikan perilaku disiplin sebagai cerminan makna iman kepada malaikat

2.5. menyampaikan perilaku jujur, amanah, dan istiqamah dalam kehidupan sehari-hari

2.6. menyampaikan perilaku hormat dan patuh kepada orang tua dan guru, dan berempati terhadap sesama dalam kehidupan sehari-hari

2.7. menyampaikan perilaku hidup bersih sebagai wujud ketentuan bersuci dari hadas besar berdasarkan ketentuan syari’at Islam

2.8. menyampaikan perilaku demokratis sebagai implementasi pelaksanaan salat berjemaah

2.9. menyampaikan perilaku peduli terhadap sesama dan lingkungan sebagai implementasi pelaksanaan salat Jumat

2.10. menyampaikan perilaku disiplin sebagai implementasi pelaksanaan salat jamak qasar

2.11. meneladani perjuangan Nabi Muhammad saw. periode Makkah

2.12. meneladani perjuangan Nabi Muhammad saw. periode Madinah

2.13. meneladani perilaku terpuji al-Khulafa al-Rasyidun

KOMPETENSI INTI 3 (PENGETAHUAN)

3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya perihal ilmu pengetahuan, Teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan tragedi tampak mata.

KOMPETENSI DASAR

3.1. memahami makna QS al-Mujadilah /58: 11, QS ar-Rahman /55: 33 dan Hadis terkait perihal menuntut ilmu

3.2. memahami makna QS an-Nisa/4: 146, QS al-Baqarah/2: 153, dan QS Ali Imran/3: 134 serta Hadis terkait perihal ikhlas, sabar, dan pemaaf

3.3. memahami makna al-Asma‘u al-Husna: al-’Alim, al-Khabir, as-Sami’, dan al-Bashir

3.4. memahami makna iman kepada malaikat berdasarkan dalil naqli

3.5. memahami makna perilaku jujur, amanah, dan istiqamah

3.6. memahami makna hormat dan patuh kepada kedua orang tua dan guru, dan tenggang rasa terhadap sesama

3.7. memahami ketentuan bersuci dari hadas besar berdasarkan ketentuan syari’at Islam

3.8. memahami ketentuan salat berjemaah

3.9. memahami ketentuan salat Jumat

3.10. memahami ketentuan salat jamak qasar

3.11. memahami sejarah perjuangan Nabi Muhammad saw. periode Makkah

3.12. memahami sejarah perjuangan Nabi Muhammad saw. periode Madinah

3.13. memahami sejarah perjuangan dan kepribadian al-Khulafa al-Rasyidun

KOMPETENSI INTI 4 (KETERAMPILAN)

4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah asing (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.

KOMPETENSI DASAR

4.1.1. membaca QS al-Mujadilah /58: 11 dan QS ar-Rahman /55: 33 dengan tartil

4.1.2. menyampaikan hafalan QS al-Mujadilah /58: 11, QS ar-Rahman /55: 33 dan Hadis terkait dengan lancar

4.1.3. menyajikan keterkaitan semangat menuntut ilmu dengan pesan QS al-Mujadilah /58: 1 dan QS ar-Rahman /55: 33

4.2.1. membaca QS an-Nisa/4: 146, QS al-Baqarah/2: 153, dan QS Ali Imran/3: 134 dengan tartil

4.2.2. menyampaikan hafalan QS an-Nisa/4: 146, QS al-Baqarah/2: 153, dan QS Ali Imrān/3: 134 serta Hadis terkait dengan lancar

4.2.3. menyajikan keterkaitan ikhlas, sabar, dan pemaaf dengan pesan QS an-Nisa/4: 146, QS al-Baqarah/2: 153, dan QS Ali Imran/3: 134

4.3. menyajikan rujukan perilaku yang mencerminkan orang yang meneladani al-Asma’u al-Husna: al-’Alim, al-Khabir, as- Sami’, dan al-Bashir

4.4. menyajikan rujukan perilaku yang mencerminkan iman kepada malaikat Tuhan Swt

4.5. menyajikan makna perilaku jujur, amanah, dan istiqamah

4.6. menyajikan makna hormat dan patuh kepada orang tua dan guru, dan tenggang rasa terhadap sesama

4.7. menyajikan cara bersuci dari hadas besar

4.8. mempraktikkan salat berjamaah

4.9. mempraktikkan salat Jumat

4.10. mempraktikkan salat jamak dan qasar

4.11. menyajikan seni administrasi perjuangan yang dilakukan Nabi Muhammad saw. periode Makkah

4.12. menyajikan seni administrasi perjuangan yang dilakukan Nabi Muhammad saw. periode Madinah

4.13. menyajikan seni administrasi perjuangan dan kepribadian al-Khulafa al-Rasyidun

Semoga KI dan KD PAI dan Budi Pekerti Kurikulum 2013 SMP Semester 1 & 2 diatas bermanfaat. Mengenai password file silahkan hubungi admin melalui kontak form. Terima kasih

Pengertian Dan Cara Shalat Sunnah | Keutamaan, Sholat Sunnah Yang Sanggup Dikerjakan Secara Berjamaah Dan Sendiri

Shalat Sunnah ialah shalat yang utamanya dikerjakan, akan tetapi bukan suatu keharusan untuk melakukannya. Shalat dalam Islam merupakan ibadah yang paling penting. Ibadah salat dimulai dengan takbiratul ihram dan diakhiri dengan salam, disertai dengan doa dan gerakan-gerakan yang telah disyariatkan. Salat ada yang hukumnya wajib, yaitu salat lima waktu dan ada pula yang hukumnya sunnah. Untuk salat sunnah, berarti sangat utama kalau dikerjakan, tetapi tidak menjadi keharusan. Tata cara salat sunnah pada umumnya sama dengan salat wajib, meskipun ada beberapa salat yang cara mengerjakannya terdapat perbedaan. Misalnya, dalam pelaksanaan salat id untuk takbir pertama dilakukan sebanyak tujuh kali dan lima takbir pada rakaat kedua. Niat salat sunnah juga harus sesuai dengan salat yang hendak dikerjakan. Salat yang dilakukan secara beriringan, mungkin saja berlainan. Oleh alasannya itu, niat salat sangat memilih pada jenis salat yang hendak dikerjakan. Perbedaan salat sunnah lainnya dari salat wajib ialah dalam salat sunnah kadang ditentukan oleh waktu, tujuan, atau alasan khusus untuk melaksanakannya. Contoh, salat istisqa' tujuannya ialah meminta hujan, salat tahiyatul masjid tujuannya untuk menghormati masjid, sedangkan salat istikharah tujuannya untuk memilih pilihan yang sulit diambil. Demikian juga tujuan dan alasan yang berlaku untuk salat-salat sunnah lainnya.
 akan tetapi bukan suatu keharusan untuk melakukannya Pengertian dan Cara Shalat Sunnah | Keutamaan, Sholat Sunnah Yang Dapat Dikerjakan Secara Berjamaah dan Sendiri

Cara Salat sunnah
    Salat sunnah sanggup dilakukan dengan dua cara, yaitu shalat berjamaah atau dilakukan sendirian / munfarid. Untuk salat sunnah berjamaah berarti harus ada imam dan makmum dengan syarat-syarat tertentu, sedangkan salat sunnah munfarid
cukup dikerjakan sendiri-sendiri. Jika salat sunnah dikerjakan secara berjamaah, harus memenuhi beberapa ketentuan sebagai berikut.
1. Ada Imam dan Makmum
    Imam ialah orang yang memimpin jalannya salat berjamaah, sedangkan makmum ialah orang yang mengikuti salat imam. Posisi imam harus berada di depan makmum. Ketentuan lain untuk menjadi imam ataupun makmum, secara umum sama dengan persyaratan dalam salat wajib secara berjamaah.
2. Dalam Satu Tempat
    Iman dan makmum harus dalam satu daerah mengerjakan salat sunnah yang dimaksud. Tidak diperbolehkan antara imam dan makmumnya di daerah yang berlainan secara tuntunan syar’i.
3. Salat sunnahnya Sama
    Antara imam dan makmum harus mengerjakan salat sunnah yang sama. Dengan demikian, tidak sah kalau niat atau ketentuan lainnya untuk salat sunnah yang dilakukan imam berbeda dengan yang dimaksud makmum.

Keutamaan Salat sunnah
    Jika merujuk pada hadis-hadis Rasulullah, dijelaskan aneka macam keutamaan mengerjakan salat sunnah, baik yang dikerjakan secara berjamaah maupun munfarid. Keutamaan tersebut pantas diperoleh alasannya orang yang sedang mendirikan salat berarti ia sedang melaksanakan komunikasi secara eksklusif dengan Allah.
Dalam sebuah hadis dijelaskan bahwa orang yang sedang mengerjakan salat, berarti ia akan mendapat tiga macam (kebaikan), yaitu malaikat mengerumuninya semenjak dari telapak kaki hingga ke atas langit, kebaikan turun kepadanya dari atas langit hingga atas kepalanya, dan malaikat yang berseru ”Seandainya orang yang sedang salat ini mengetahui dengan siapa ia berbicara (berkomunikasi), pasti ia tidak akan mau berhenti (dari salatnya)”.
    Salat sunnah yang ketentuannya boleh dikerjakan secara munfarid ada yang lebih utama dikerjakan di rumah. Misalnya mengerjakan salat tahajud. Selain untuk menerangi rumah dengan amalan ibadah, berdasarkan hadis dari Samurah bin Jundub bahwa Rasulullah pernah bersabda, ”Salat sunnah seseorang di dalam rumahnya itu lebih banyak pahalanya dibandingkan salat sunnah di depan orang banyak, yaitu ibarat keutamaan salat berjamaah atas salat sendirian”.
    Hadis lain yang menjelaskan keutamaan mendirikan salat atau berzikir kepada Allah ialah yang disampaikan oleh Anas bin Malik r.a. bahwa Nabi Muhammad saw. bersabda, ”Tidak ada suatu daerah yang dipergunakan untuk salat dan berzikir kepada Allah, melainkan daerah itu akan merasa gembira dengan yang demikian itu hingga ke dasar bumi yang ketujuh, kemudian ia berbangga kepada daerah yang berada di sekitarnya. Dan tidak ada seorang hamba yang berada di tengah hutan yang bermaksud untuk mengerjakan
salat, melainkan bumi akan berhias untuknya”.
 akan tetapi bukan suatu keharusan untuk melakukannya Pengertian dan Cara Shalat Sunnah | Keutamaan, Sholat Sunnah Yang Dapat Dikerjakan Secara Berjamaah dan Sendiri
    Dengan keutamaan salat sunnah sebagaimana disebutkan di atas mengatakan pentingnya membiasakan mengerjakannya. Tata cara mengerjakannya tentu harus memperhatikan tuntunan yang dicontohkan
oleh Rasulullah saw.
Salat sunnah yang sanggup dilakukan secara berjamaah adalah:
1. salat id,
2. salat gerhana,
3. salat istiska,
4. salat tarawih, dan
5. salat witir.
Untuk salat gerhana, tarawih dan witir sanggup dilakukan dengan cara berjamaah dan munfarid (sendiri).
Salat sunnah yang dilakukan secara sendirian / munfarid  adalah:
1. salat rawatib,
2. salat duha,
3. salat tahajud (ada pendapat dibolehkan berjamaah),
4. salat tahiyatul masjid.

Pengertian Dan Pola Qada Dan Qadar | Takdir Mubram Dan Muallaq Lengkap

Pengertian Qada dan Qadar
    Qada dan qadar dalam pembahasan rukun keyakinan merupakan satu kesatuan yang tidak sanggup dipisahkan. Kedua kata ini intinya mempunyai pengertian ketetapan, meskipun mengandung makna yang berlainan. Kata qada berdasarkan bahasa berarti keputusan atau ketetapan. Menurut istilah, qada yaitu keputusan atau ketetapan suatu rencana dari Allah untuk dilaksanakan. Qadar berdasarkan bahasa berarti jangka atau ukuran. Menurut istilah, qadar berarti rencana yang telah diberlakukan oleh Allah terhadap makhluk-Nya sehingga tidak sanggup diganggu gugat. Jadi perbedaan diantara Qada dan Qadar dapat kita simpulkan bahwa, Qada merupakan ketentuan Allah yang di dalamnya terdapat iradat-Nya untuk segala makhluk, sedangkan qadar merupakan perwujudan dari ketentuan yang ada. Kata qadar sanggup ditemukan dalam beberapa ayat yang berbunyi menyerupai berikut.
(وَخَلَقَ كُلَّ شَيْءٍ فَقَدَّرَهُ تَقْدِيرًا...)
Artinya: . . . . Dan Dia membuat segala sesuatu, kemudian memutuskan ukuranukurannya dengan tepat. (Q.S. al-Furqan [25]: 2)
Dengan demikian, segala yang terjadi di jagat raya ini, menyerupai peredaran matahari, bintang, bulan, rotasi bumi, dan orbit planet-planet, bukan suatu kebetulan, melainkan sudah ditentukan oleh Allah adanya. Semua itu tidak akan sanggup berjalan dengan teratur kalau Allah Swt. tidak menghendaki dan mengaturnya. Perhatikan firman Allah Swt. berikut.
(وَالشَّمْسُ تَجْرِي لِمُسْتَقَرٍّ لَّهَا ۚ ذَٰلِكَ تَقْدِيرُ الْعَزِيزِ الْعَلِيمِ)
Artinya: Dan matahari berjalan di tempat peredarannya. Demikianlah ketetapan (Allah) Yang Maha perkasa, Maha Mengetahui. (Q.S. Yasin [36]: 38)
Ayat di atas menegaskan bahwa matahari yang beredar di tempat peredarannya telah ditetapkan oleh Allah Swt. Oleh lantaran sudah ditetapkan Allah Swt., matahari dan alam raya berjalan sesuai dengan ketetapan-
Nya atau sering diistilahkan dengan sunnatullah. (Quraisy Shihab. 1997. Halaman 63)
 Qada dan qadar dalam pembahasan rukun keyakinan merupakan satu kesatuan yang tidak sanggup dipis Pengertian dan Contoh Qada dan Qadar | Takdir Mubram dan Muallaq Lengkap
Matahari berjalan sesuai dengan qada dan qadar yang ditentukan Allah.
Jelaslah sudah bahwa segala yang terjadi di alam semesta berdasarkan qada dan qadar-Nya. Kebahagiaan dan kesengsaraan yang dirasakan insan merupakan qada dan qadar-Nya. Bencana yang menimpa merupakan qada dan qadar-Nya. Allah Swt. berfirman menyerupai berikut.
مَا أَصَابَ مِن مُّصِيبَةٍ فِي الْأَرْضِ وَلَا فِي أَنفُسِكُمْ إِلَّا فِي كِتَابٍ مِّن قَبْلِ أَن نَّبْرَأَهَا ۚ إِنَّ ذَٰلِكَ عَلَى اللَّهِ يَسِيرٌ
Artinya: Setiap tragedi yang menimpa di bumi dan yang menimpa dirimu sendiri, semuanya telah tertulis dalam Kitab (Lauh Mahfuz) sebelum Kami mewujudkannya. Sungguh, yang demikian itu gampang bagi Allah. (Q.S.al-Hadid [57]: 22)
    Ketetapan Allah bahkan berlaku pula untuk segala sesuatu yang terdapat di alam raya. Hal ini sanggup ditemukan dalam hadis Rasulullah saw. yang artinya, ”Sesungguhnya seorang kau telah dikumpulkan kejadiannya di dalam perut ibunya selama 40 hari, kemudian berada di sana menyerupai tadi (40 hari) dalam bentuk segumpal darah, selanjutnya masih berada di sana menyerupai tadi dalam bentuk segumpal daging. Setelah itu, Allah mengutus seorang malaikat yang diperintahkan untuk menulis empat kalimat, yaitu wacana amal perbuatannya, rezekinya, kesengsaraannya atau kebahagiaannya. Kemudian ditiupkan roh kepadanya.”
(H.R. Bukhari)
Berdasarkan terjemah hadis di atas diketahui bahwa sejak masih dalam kandungan ketentuan Allah Swt. terhadap sang bayi telah ditetapkan. Meskipun demikian, kita tidak boleh berpangku tangan dan bersikap apatis terhadap qada dan qadar-Nya. Hal ini lantaran takdir Allah Swt. ada yang mengikutsertakan perjuangan insan di dalamnya.

Contoh Qada dan Qadar
    Contoh qada dan qadar Allah Swt. banyak kita temukan dalam keseharian. Misalnya ketentuan yang terjadi pada alam semesta, manusia, dan makhluk yang lain. Dengan demikian, kita perlu memahami peristiwa-peristiwa yang terkait erat dengan qada dan qadar Allah Swt. tersebut.
 Qada dan qadar dalam pembahasan rukun keyakinan merupakan satu kesatuan yang tidak sanggup dipis Pengertian dan Contoh Qada dan Qadar | Takdir Mubram dan Muallaq Lengkap
1. Penciptaan Alam Semesta
    Allah Swt. telah membuat alam semesta dan Dia juga yang mengaturnya. Allah Swt. memutuskan aturan tertentu bagi alam semesta supaya tetap sanggup berjalan dan tidak binasa. Ini salah satu wujud takdir Allah Swt. Jika alam semesta ini berjalan berdasarkan aturan alam semata tanpa ada ketentuan dari Allah, tentu akan rusak. Contoh, matahari akan bebas terbit sehari dan terbenam dalam beberapa hari. Bumi akan bebas beredar dan berotasi untuk beberapa jam serta berhenti untuk beberapa jam kemudian. Demikian pula dengan bulan dan bintang akan berjalan dengan kehendaknya sendiri. Jika hal ini dibiarkan, alam semesta tidak akan lestari. Alam semesta akan rusak lantaran tanpa ada kendali yang telah ditetapkan Allah. Oleh lantaran itu, untuk kesempurnaan makhluk, aturan alam juga selalu berjalan berdasarkan takdir Allah Swt.
2. Takdir Allah pada Binatang
    Ada banyak bukti yang memperlihatkan rujukan takdir Allah Swt. pada binatang. Ada beberapa binatang yang mempunyai kekuatan melebihi manusia, tetapi ditundukkan oleh Allah Swt. untuk sanggup dimanfaatkan bagi kepentingan manusia. Misalnya, adanya binatang-binatang ternak menyerupai kuda, unta, kerbau, atau kambing. Untuk memperjelas, kita sanggup mengambil rujukan berikut. Di sekitar kalian tentu ada binatang berjulukan kerbau. Kerbau mempunyai kekuatan melebihi manusia. Dengan qada dan qadar-Nya kerbau sanggup ditundukkan dan sanggup dimanfaatkan insan untuk membajak sawah. Untuk memantapkan keyakinan, simaklah ayat yang artinya, ”Dan tidakkah mereka melihat bahwa Kami telah membuat binatang ternak untuk mereka, yaitu sebagian dari apa yang telah Kami ciptakan dengan kekuasaan Kami, kemudian mereka menguasainya? Dan Kami menundukkannya (hewan-hewan itu) untuk mereka; kemudian sebagiannya untuk menjadi tunggangan mereka dan sebagian untuk mereka makan. Dan mereka memperoleh aneka macam manfaat dan minuman darinya. Maka mengapa mereka tidak bersyukur?” (Q.S. Yasin [36]: 71–73)
3. Takdir pada Tumbuh-Tumbuhan
    Contoh takdir Allah Swt pada tumbuhan sanggup kita ambil dari ketika kita berupaya membudidayakan tumbuhan dengan memakai bibit unggul, lahan yang subur, pengairan yang baik, ternyata tidak menjamin bahwa tumbuhan yang kita tanam tersebut tumbuh dengan baik. Bisa jadi sebaliknya, menjadi gagal panen lantaran timbulnya kerusakan tanpa diketahui penyebabnya. Kondisi di atas memperlihatkan takdir Allah dalam hal mengurusi makhluk tumbuhan. Allah Swt. berfirman yang artinya, ”Dan harta kekayaannya dibinasakan, kemudian beliau membolak-balikkan kedua telapak tangannya (tanda menyesal) terhadap apa yang telah beliau belanjakan untuk itu, sedang pohon anggur roboh bersama penyangganya (parapara) kemudian beliau berkata, ”Betapa sekiranya dahulu saya tidak mempersekutukan Tuhanku dengan sesuatu pun.” (Q.S. al-Kahfi [18]:42)
 Qada dan qadar dalam pembahasan rukun keyakinan merupakan satu kesatuan yang tidak sanggup dipis Pengertian dan Contoh Qada dan Qadar | Takdir Mubram dan Muallaq Lengkap
4. Penciptaan Lingkungan Hidup
    Takdir Allah juga tampak kalau kita mencermati lingkungan sekitar. Allah Swt. dengan kehendak-Nya telah menakdirkan daerah-daerah tertentu mempunyai curah hujan tinggi, sementara tempat lainnya kering atau jarang turun hujan. Atas ketetapan takdir Allah pada lingkungan tersebut insan sanggup membuat peta dengan mencantumkan batas-batas tempat dengan curah hujan tinggi dan tempat yang kering. Akan tetapi, Allah Swt. sanggup memutuskan suatu tempat yang semula banyak curah hujan menjelma kering tanpa hujan. Sebaliknya, tempat yang semula kering bisa juga menjelma subur. Perubahan yang terjadi di lingkungan sekitar kita tersebut tidak disebabkan oleh aturan lantaran akhir semata. Akan tetapi, Allah Maha Berkehendak dengan takdir-Nya.
5. Takdir Allah pada Manusia
    Contoh takdir yang telah ditetapkan Allah pada insan yaitu dalam hal proses penciptaan manusia. Sebagaimana makhluk-makhluk lainnya, insan lahir disebabkan adanya korelasi antara pria dan perempuan. Jika pria dan wanita melaksanakan korelasi kelamin, akan terjadi kehamilan dan lahirlah anak atau bayi. Hal ini yang berlaku dalam aturan lantaran akibat. Kenyataannya, proses tersebut kadang tidak berakhir dengan lahirnya anak. Simak ayat yang artinya, ”Milik Allah-lah kerajaan langit dan bumi; Dia membuat apa yang Dia kehendaki, memperlihatkan anak wanita kepada siapa yang Dia kehendaki dan memperlihatkan anak pria kepada siapa yang Dia kehendaki, atau Dia menganugerahkan jenis pria dan perempuan, dan mengakibatkan mandul siapa yang Dia kehendaki. Dia Maha Mengetahui, Mahakuasa. (Q.S. asy-Syura [42]:49–50)
    Ayat di atas menjelaskan bahwa Allah Swt. memutuskan dalam aturan lantaran akhir bahwa kalau pria berafiliasi dengan perempuan, lahirlah anak. Akan tetapi, Allah Swt. memperlihatkan kebesaran takdir-Nya dengan tidak membuat anak untuk insan sebagai peringatan supaya kita tidak hanya yakin pada kepastian lantaran dan akibat. Dengan aneka macam rujukan yang disebutkan di atas, seharusnya kita menjadi semakin mantap dalam meyakini qada dan qadar Allah. Keyakinan yang kukuh terhadap takdir Allah memperlihatkan dampak yang positif bagi hidup kita.
 Qada dan qadar dalam pembahasan rukun keyakinan merupakan satu kesatuan yang tidak sanggup dipis Pengertian dan Contoh Qada dan Qadar | Takdir Mubram dan Muallaq Lengkap

Pengertian Iman kepada Qada dan Qadar
    Agar kita lebih memahami pengertian keyakinan kepada qada dan qadar, kita perlu memahami pengertian keyakinan terlebih dahulu. Iman berarti membenarkan dalam hati, diucapkan dengan lisan, dan diamalkan dengan anggota badan. Pengertian Qada dan qadar secara sederhana diartikan dengan keputusan atau ketetapan dari Allah atau yang sering kita sebut dengan takdir. Dengan demikian, beriman kepada qada dan qadar berarti membenarkan dengan hati wacana keputusan atau ketetapan Allah Swt. yang diikrarkan dengan mulut dan dibuktikan dengan amal perbuatan. Iman kepada qada dan qadar merupakan penggalan rukun iman.
     Ada beberapa dalil yang menjelaskan wacana keyakinan kepada qada dan qadar. Salah satunya dalam hadis sebagaimana dijelaskan Rasulullah yang diceritakan oleh Umar r.a., ”Suatu kali kami (Umar r.a. dan para sahabat) tengah berada dalam sebuah majelis bersama Rasulullah saw. Tiba-tiba tampak di tengah kami seorang pria yang berpakaian serba putih, berambut sangat hitam, tidak terlihat padanya gejala bekas perjalanan dan tidak ada seorang pun di antara kami yang mengenalnya. Selanjutnya, ia duduk di hadapan Rasulullah serta menyandarkan lututnya pada lutut Nabi (Muhammad) dan meletakkan tangannya di atas paha Nabi (Muhammad). Selanjutnya ia berkata, ”Hai Muhammad, beri tahukan kepadaku wacana Islam!” Rasulullah saw. menjawab, ”Islam itu, engkau bersaksi bahwa bekerjsama tiada Tuhan selain Allah dan bekerjsama Muhammad itu utusan Allah, engkau mendirikan salat, mengeluarkan zakat, berpuasa pada bulan Ramadan, dan mengerjakan haji ke Baitullah kalau engkau bisa melakukannya.” Orang itu berkata, ”Engkau benar.” Kami pun heran, ia bertanya kemudian membenarkan. Orang itu berkata lagi, ”Beri tahukan kepadaku wacana iman!” Nabi saw. menjawab, ”Engkau beriman kepada Allah, kepada malaikat-Nya, kepada kitab-kitab-Nya, kepada utusan-utusan-Nya, kepada hari kiamat, dan kepada takdir yang baik maupun yang buruk.” Berkatalah orang tadi, ”Engkau benar.”. . . . (H.R. Muslim).
    Hadis yang diceritakan di atas dengan terang menempatkan takdir atau qada dan qadar sebagai salah satu rukun iman. Dengan demikian, seseorang yang beriman kepada Allah Swt., malaikat, kitab, rasul, dan hari akhir, belum tepat kalau tidak beriman kepada takdir atau qada dan qadar Allah Swt. Beriman kepada qada dan qadar Allah Swt. berarti meyakini adanya ketetapan-Nya yang berlaku terhadap seluruh makhluk.

Macam-Macam dan Contoh Takdir
    Qada dan qadar sering juga diistilahkan dengan takdir Allah. Jika kita membahas wacana takdir Allah dengan sendirinya berarti membahas wacana qada dan qadar. Demikian juga sebaliknya, pada dikala membahas persoalan takdir berarti membahas wacana qada dan qadar Allah Swt. Takdir berdasarkan bahasa berarti ketetapan. Ada yang mengartikan takdir dengan meyakini adanya ketetapan Allah yang berlaku terhadap segala makhluk-Nya, baik ketentuan yang telah, sedang, maupun yang akan terjadi. Dengan demikian, sanggup dipahami bahwa takdir berarti hasil perpaduan dari ketetapan, baik dalam qada maupun qadar Allah. (Ensiklopedi Islam 5. 1994. Halaman 47)
    Pemahaman takdir di sini tentu agak berlainan dengan yang terjadi dalam masyarakat. Sementara ini ada yang memahami takdir sekadar sebagai penyebab segala sesuatu sehingga seolah-olah takdir dipahami secara negatif. Seperti ungkapan, ”Sudah takdirnya kita bodoh, memang takdirnya kita tidak bisa bermain bagus,” dan beberapa ungkapan negatif yang lain. Pada dasarnya ada takdir yang mutlak berada dalam kuasa Allah Swt. dan tidak bisa dielakkan. Ada juga ketentuan Allah yang sanggup berubah melalui perjuangan atau ikhtiar makhluk dengan izin-Nya. Dengan demikian, takdir secara garis besar sanggup dibagi menjadi dua macam yaitu:
1. Takdir Mubram
    Secara bahasa, mubram artinya sesuatu yang sudah niscaya dan tidak sanggup dielakkan. Takdir mubram secara istilah sanggup diartikan dengan ketetapan Allah Swt. yang niscaya terjadi pada setiap makhluk
sehingga tidak bisa ditolak atau ditawar-tawar lagi. Ada banyak ketetapan yang niscaya terjadi, rujukan takdir mubram yaitu insiden hari kiamat, jenis kelamin ataukah waktu kematian, jodoh, dan beberapa insiden lainnya. Atas insiden tersebut seluruhnya telah diatur oleh Allah Swt. Manusia tidak turut menentukannya. Tidak ada insan yang mengetahui jodoh atau memesan jenis kelamin sebelum kelahirannya.
2. Takdir Mu‘allaq
    Mu‘allaq secara bahasa artinya sesuatu yang digantungkan atau ditunda. Kebalikan dari takdir mubram, takdir mu‘allaq yaitu ketentuan Allah yang mungkin sanggup diubah oleh insan melalui usaha-usaha yang dilakukannya kalau Allah Swt. mengizinkan. Dengan demikian, dalam takdir mu’allaq keputusan Allah Swt. tergantung dengan upaya atau perjuangan insan sendiri tentunya dengan izin-Nya.
Keberadaan takdir mu‘allaq mengakibatkan insan harus berusaha untuk menggapai cita-cita. Manusia tidak boleh hanya berdiam diri untuk mengubah nasibnya. Dalil yang menjelaskan wacana ketentuan takdir mu‘allaq yaitu firman Allah Swt. yang berbunyi menyerupai berikut.
...إِنَّ اللَّهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّىٰ يُغَيِّرُوا مَا بِأَنفُسِهِمْ...
Artinya: Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri . . . . (Q.S. ar-Ra‘d [13]: 11)
Berdasarkan ayat di atas, kalau kita tidak mau berusaha mengubah diri sendiri, Allah Swt. pun tidak akan mengubahnya.
    Contoh takdir Muallaq yaitu ketetapan wacana kemampuan ilmu, banyaknya harta, terjaga kesehatan, keselamatan diri, dan aneka macam insiden lain. Ketetapan Allah Swt. menyangkut hal-hal tersebut tergantung pada perjuangan insan itu sendiri. Dengan demikian, ikhtiar atau perjuangan harus dilakukan insan kemudian berdoa memohon keberhasilan perjuangan tersebut. Selanjutnya, kita menyerahkan sepenuhnya hasil perjuangan yang telah dilakukan kepada Allah Swt. Apa pun hasil perjuangan yang telah ditetapkan Allah Swt. kita terima dengan tulus dan lapang dada.
 Qada dan qadar dalam pembahasan rukun keyakinan merupakan satu kesatuan yang tidak sanggup dipis Pengertian dan Contoh Qada dan Qadar | Takdir Mubram dan Muallaq Lengkap
Besar kecilnya kekayaan yang diperoleh, dipengaruhi oleh perjuangan manusia.

Ciri-Ciri Iman kepada Qada dan Qadar
    Iman kepada qada dan qadar harus dilakukan secara sempurna, yaitu dengan meyakini dalam hati, diikrarkan dengan mulut dan dibuktikan dengan amal perbuatan. Seseorang yang beriman kepada qada dan qadar harus sanggup membuktikannya dengan berinfak kebajikan dalam hidup sehari-hari. Seseorang yang beriman kepada qada dan qadar Allah Swt. sanggup dilihat dari tingkah laris dan perbuatannya. Secara khusus, keyakinan kepada qada dan qadar sanggup ditunjukkan dengan ciri-ciri sebagai berikut:
1. Rajin Beribadah
    Segala sesuatu yang terjadi di dunia ini merupakan qada dan qadar Allah Swt. yang tidak sanggup ditolak oleh makhluk. Keyakinan yang mantap terhadap qada dan qadar Allah akan mendorong seseorang semakin ulet dalam beribadah. Beribadah untuk mendekatkan diri kepada Allah Swt. Dengan kebesaran dan kehendak Allah Swt., kita menjadi tidak ragu lagi untuk semakin mendekatkan diri kepada-Nya.
2. Meyakini Kebesaran Allah
    Seseorang yang beriman kepada qada dan qadar Allah berarti telah meyakini kebesaran-Nya. Apa pun yang menjadi ketetapan Allah Swt. merupakan keputusan terbaik di sisi-Nya sehingga kita dihentikan menyalahkan atau berkeluh kesah. Ketetapan Allah Swt. bagi insan merupakan yang terbaik baginya. Musibah yang menimpa merupakan cobaan dan insan niscaya bisa menanggungnya. Oleh lantaran Allah Swt. tidak akan menurunkan cobaan kalau makhluk tidak bisa menanggungnya.
3. Bersungguh-sungguh dalam Bekerja
    Untuk mencapai apa pun yang kita inginkan harus disertai perjuangan dan kerja keras. Keimanan kepada qada dan qadar mendorong seseorang untuk bekerja keras. Hal ini lantaran tidak ada seorang pun yang mengetahui dengan niscaya qada dan qadar Allah Swt. yang akan terjadi. Dengan demikian, seseorang terdorong untuk berusaha dan bekerja keras dengan harapan memperoleh hasil yang terbaik dari Allah Swt. Bayangkan kalau seseorang telah mengetahui suatu hasil sebelum perjuangan dilakukan, ia akan menjadi malas untuk berusaha.
 Qada dan qadar dalam pembahasan rukun keyakinan merupakan satu kesatuan yang tidak sanggup dipis Pengertian dan Contoh Qada dan Qadar | Takdir Mubram dan Muallaq Lengkap
Bersungguh-sungguh dalam bekerja merupakan gejala keyakinan kepada takdir Allah.
4. Bertawakal kepada Allah Swt
    Segala sesuatu terjadi atas kehendak Allah. Qada dan qadar-Nya berlaku bagi semua makhluk tidak hanya bagi manusia. Oleh lantaran itu, mengimani qada dan qadar Allah Swt. membimbing kita untuk selalu bertawakal, yaitu berserah diri kepada Allah Swt. sehabis perjuangan maksimal dilakukan. Bertawakal kepada Allah Swt. dilakukan lantaran hanya Dia yang berkuasa untuk mewujudkan segala sesuatu. Iman kepada qada dan qadar Allah Swt. harus sekaligus mengimani bahwa Dia dengan segala kekuasaan-Nya. Misalnya, mengimani Allah Swt. sebagai Zat Yang Mahatahu dan menguasai ilmu, ketetapan-ketetapan-Nya, dan kehendak-Nya yang tidak tergantung pada makhluk, serta kemampuan dalam mencipta dan mengatur makhluk-Nya.

Misi Kerasulan Nabi Muhammad, Bukti Kerasulan Nabi Muhammad, Dan Usaha Bersama Sobat Menghadapi Masyarakat Mekah

Nabi Muhammad saw adalah seorang rasul pemimpin dunia terbesar sepanjang sejarah. Karena hanya dalam waktu 23 tahun (kurang dari seperempat abad), dia telah menghasilkan tiga karya besar yang belum pernah dicapai oleh pemimpin manapun di seluruh dunia semenjak Nabi Adam a.s. hingga sekarang. Untuk jelasnya, pada serpihan ini, kau akan berguru wacana misi Nabi Muhammad saw. untuk menyempurnakan akhlak, membangun insan mulia dan bermanfaat. Misi Nabi Muhammad saw. sebagai rahmat bagi alam semesta, pembawa kedamaian, kesejahteraan, dan kemajuan masyarakat. Selain itu, kau akan berguru wacana usaha Nabi Muhammad saw. dan para sobat dalam menghadapi masyarakat Mekah.

Misi Kerasulan Nabi Muhammad SAW    Nabi Muhammad Saw diutus oleh Allah SWT mempunyai beberapa misi antara lain:
1. Menyempurnakan Akhlak
    Akhlak Nabi Muhammad saw. merupakan pola yang tidak ada bandingannya. Bukan hanya dipuji oleh manusia, tetapi juga oleh Allah swt.
Hal ini sanggup dilihat dalam firman-Nya:
adalah seorang rasul pemimpin dunia terbesar sepanjang sejarah Misi Kerasulan Nabi Muhammad, Bukti Kerasulan Nabi Muhammad, dan Perjuangan Bersama Sahabat Menghadapi Masyarakat Mekah
Artinya:
“Dan sesunguhnya kau (Muhammad) benar-benar berbudi pekerti yang agung“. (Surah Al-Qalam [68]: 4).
Ketika Aisyah binti Abu Bakar (istri Nabi Muhammad) ditanya wacana moral Nabi Muhammad saw., ia menjawab : “Akhlaknya ialah Al-Qur’an “. (H.R. Ahmad dan Muslim).
adalah seorang rasul pemimpin dunia terbesar sepanjang sejarah Misi Kerasulan Nabi Muhammad, Bukti Kerasulan Nabi Muhammad, dan Perjuangan Bersama Sahabat Menghadapi Masyarakat Mekah
Artinya:
Diriwayatkan dari Abi Hurairah, Rasulullah bersabda: “Sesungguhnya saya diutus untuk menyempurnakan akhlak” (H.R. Ahmad).
    Hadis di atas mengisyaratkan bahwa moral merupakan pemikiran yang diterima Rasulullah dengan tujuan untuk memperbaiki kondisi umat yang pada dikala itu dalam kejahiliyahan. Pada dikala itu, insan mengagungkan hawa nafsu dan sekaligus menjadi hamba hawa nafsu. Ajaran moral yang dibawa Nabi Muhammad tersebut terangkum dalam sebuah hadi£ yang artinya: “Hai Muhammad, beritahu padaku wacana iman, kepercayaan yaitu engkau percaya kepada Allah, malaikat, kitab, rasul, dan hari kebangkitan. Kemudian, Jibril bertanya lagi, hai Muhammad apa yang dimaksud dengan Islam? Islam, yaitu engkau bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad ialah utusan-Nya, mendirikan salat, menunaikan zakat, puasa di bulan Ramadan, dan menunaikan haji ke Baitullah bila mampu. Kemudian, Jibril bertanya lagi, “Hai Rasulullah apa yang dimaksud dengan ihsan? Ihsan, yaitu engkau menyembah Allah seolah-olah engkau melihatnya. Apabila engkau tidak melihatnya, maka Dia niscaya melihatmu.” (H. R. Muslim)
    Hadis di atas menjelaskan bahwa misi pemikiran moral yang dibawa Nabi Muhammad berupa tiga hal, yaitu: iman, Islam, dan ihsan. Ketiganya merupakan proses yang kontinu yang hendaknya dilakukan seorang Muslim. Ini semua tidak hanya merupakan kewajiban bagi seorang Muslim, tetapi juga merupakan pendidikan yang dilakukan seumur hidup guna membentuk moral yang baik terhadap Allah swt. dan sesama makhluk. Berdasarkan hadis tersebut, kita sanggup mengetahui bahwa tujuan berakhlak itu supaya hubungan kita dengan Allah dan makhluk selalu terpelihara dengan baik dan harmonis.
2. Membangun Manusia yang Mulia dan Bermanfaat
    Nabi Muhammad saw. mempunyai misi mengajarkan wacana persamaan derajat manusia. Nabi Muhammad saw. juga mengajarkan semoga penyelesaian problem dilarang dilakukan dengan cara kekerasan, namun harus dilakukan dengan cara-cara yang hening dan beradab. Hal ini tercermin dalam tindakan Nabi Muhammad saw. ketika mendamaikan masyarakat Mekah dikala akan meletakkan Hajar Aswad pada tempatnya. Nabi Muhammad mengajarkan semoga insan bekerja keras untuk sanggup memenuhi kebutuhannya, namun ketika menjadi kaya, dia harus mengasihi yang miskin dengan cara menyisihkan sebagian hartanya untuk mereka. Orang yang berpengaruh harus mengasihi yang lemah. Orang bau tanah harus mengasihi anaknya, baik anak itu pria maupun perempuan. Sebaliknya, anak harus menghormati dan berbakti kepada orang tuanya walaupun mereka sudah sangat tua. Ketika antar anggota masyarakat sanggup memahami hak dan kewajibannya, saling menghormati, menghargai, dan mengasihi, akan menjadi masyarakat yang damai, aman, tenteram, dan sejahtera. Terbukti, dikala ini, keadaan Masyarakat Mekah dan Madinah menjadi masyarakat yang sangat beradab, damai, sejahtera, dan mengalami kemajuan yang pesat. Semua itu diawali dengan ketakwaan mereka kepada Allah dan senantiasa berpegang teguh kepada pemikiran Nabi Muhammad saw.

Bukti-Bukti Nabi Muhammad Diutus Allah Sebagai Seorang Rasul
    Beberapa bukti yang menyakinkan kerasulan Nabi Muhammad SAW ialah sebagi berikut:
1. Rahmat bagi Alam Semesta    Firman Allah swt.:
adalah seorang rasul pemimpin dunia terbesar sepanjang sejarah Misi Kerasulan Nabi Muhammad, Bukti Kerasulan Nabi Muhammad, dan Perjuangan Bersama Sahabat Menghadapi Masyarakat Mekah
Artinya:
“Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.” (Surah Al-Anbiya' [21] : 107)
    Nabi Muhammad diutus oleh Allah swt. sebagai rahmat bagi seluruh alam. Hal ini sanggup berarti bahwa nilai-nilai yang dibawa Nabi bertujuan untuk keberkahan, kedamaian, cinta kasih, dan kesejahteraan bagi seluruh makhluk di alam ini.
Bukti bahwa Nabi Muhammad saw. sebagai rahmat bagi alam semesta ini adalah:
a. Memusnahkan segala jenis syirik. Contohnya, menyembah berhala, sihir, dan ramal diganti dengan keimanan kepada Allah swt.
b. Memusnahkan adat tradisi jahiliyah yang menyimpang. Contohnya, membuka aurat, peperang antarsuku, kikir, dan pemarah diganti dengan moral yang mulia.
c. Menegakkan sebuah sistem kehidupan yang seluruhnya berdiri di atas tauhid, baik ekonomi, politik, sosial, kemasyarakatan, seni maupun olahraga.
d. Melakukan sebuah perubahan terhadap hati sanubari, pemikiran, dan peraturan hidup umat manusia.
e. Mempersatukan semua ras, semua suku, semua golongan insan di bawah sebuah sistem yang berlandaskan tauhid.
2. Pembawa Kedamaian, Kesejahteraan, dan Kemajuan Masyarakat
    Agama Islam merupakan agama yang menjadi rahmat bagi manusia. Hal ini bisa kita saksikan semenjak zaman permulaan Islam berkembang di Mekah dan Madinah. Tidak ada seorang pun insan yang dirugikan. Di mana pun Islam berada, pastilah menjadi pelindung bagi masyarakatnya. Begitu juga dengan masyarakat Madinah sebagai pedoman membina kesatuan dan persatuan bangsa bagi penyelenggaraan pembangunan dikala ini. Sejak awal, Islam tidak memandang perbedaan etnis. Sebagai anggota bangsa, setiap suku bangsa sepantasnya saling membantu untuk kesejahteraan keseluruhan bangsa. Persatuan dan kesatuan, saling mengamalkan kemampuan masing-masing, dan rasa wajib menolong sesama yang kekurangan ialah modal utama pembangunan Setelah tiba dan berkembangnya Islam, masyarakat Madinah bisa mencicipi manfaatnya, baik secara individu maupun manfaat yang dirasakan secara berkelompok dan bernegara. Hal ini bisa dirasakan terutama ketika Islam pribadi dibawa dan disebarluaskan oleh Rasulullah saw. ke Madinah.
Bukti kerasulan Nabi Muhammad saw. ialah sebagai berikut:
a. Nabi Muhammad saw. seorang Nabi yang menjadi juru damai, menyerupai pada saat-saat suku bangsa di sekitar Kakbah bertengkar dan hampir saling membunuh. Dengan serempak, mereka meminta Al-Amin menjadi juru damai. Hanya seorang yang sangat cerdaslah bisa mengambil keputusan dengan cepat menggelar sorbannya, mengangkat hajar aswad ke tengah sorbannya dan mempersilakan yang bertengkar mengangkat setiap ujung sorbannya. Beliau, kemudian menempatkan Hajar Aswad pada tempatnya. Semua masyarakat merasa puas.
b. Ketika masyarakat Arab menonjolkan keturunan dan sukunya, mereka sering berselisih, bertengkar, dan berperang semoga sukunya (kabilah) menjadi yang paling terhormat di antara suku yang lain. Mereka pun sangat membanggakan harta dan tahta, hingga gonta-ganti wanita. Semakin banyak harta dan mempunyai banyak budak, semakin mereka merasa mulia. Setelah Nabi Muhammad saw. diangkat menjadi Rasullullah dan mengajarkan bahwa kemuliaan insan tidak dilihat dari harta, keturunan, kekuatan, tahta serta jabatannya dalam masyarakat. Namun, kemuliaan insan terletak kepada ketakwaannya kepada Allah swt. dan kemuliaan akhlaknya, baik dalam sikap, perkataan, dan perbuatan.
c. Kemajuan dalam bermasyarakat, menyerupai mempersaudarakan Muhajirin atau kaum pendatang dengan Ansar (penduduk asli). Mempersatukan dan mempersaudarakan kaum Khas dan Khazraj. Selain itu, mengadakan perjanjian dengan kaum Yahudi di Madinah demi tercapainya hidup berdampingan secara damai, tidak saling mendengki dan tidak saling benci, melainkan melaksanakan agama masing-masing. Tidak saja mengatur soal-soal ibadah dan keimanan, Nabi Muhammad pun mengajarkan wacana kenegaraan, perekonomian, dan kesosialan, yang pelaksanaannya dicontohkan oleh Nabi Muhamamd dengan perbuatan atau dijelaskan dengan perkataan.
Firman Alah swt:
adalah seorang rasul pemimpin dunia terbesar sepanjang sejarah Misi Kerasulan Nabi Muhammad, Bukti Kerasulan Nabi Muhammad, dan Perjuangan Bersama Sahabat Menghadapi Masyarakat Mekah
Artinya:
“Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu yaitu bagi orang yang mengharap ( rahmat ) Allah dan kedatangan hari simpulan zaman dan dia banyak menyebut Allah.“ (Surah Al-Ahzab [33]: 21)

Perjuangan Nabi Muhammad SAW dan Sahabat Menghadapi Masyarakat Mekah
     Tiga tahun lamanya, Nabi Muhammad saw. berdakwah secara sembunyi-sembunyi. Hasilnya, lebih kurang 40 orang menganut agama Islam. Mereka menjadi pengikut Nabi Muhammad yang setia dan rela mempertaruhkan harta benda, bahkan nyawa mereka untuk menegakkan dan membela agama Allah. Akhirnya, turunlah ayat yang memerintahkan Nabi semoga memberikan dakwah secara terang-terangan kepada segenap lapisan masyarakat.Mula-mula, yang diserunya kaum kerabatnya dari Bani Hasyim. Disampaikan oleh dia kepada mereka apa yang diperintahkan Allah. Akan tetapi, mereka membangkang dan murka kepada Nabi. Demikian pula keadaan ketika Nabi menyampaikannya kepada kaum Quraisy lainnya. Mereka menyambut dengan usikan dan cemoohan. Abu jahal dan paman Nabi Muhammad sendiri, Abu Lahab, ialah pemimpin dan gembong Quraisy yang sekuat daya menentang dan berusaha mematahkan agama Islam. Agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad saw. tidak pribadi diterima oleh masyarakat. Oleh lantaran itu, dalam mendakwahkan pemikiran Islam, sangat hati-hati dan yang diutamakan ialah para sobat dan keluarga terdekatnya terlebih dahulu. Orang-orang Quraisy menolak agama Islam disebabkan beberapa hal.  Pertama, ajaran-ajarannya bertentangan dengan kepercayaan yang mereka warisi dari nenek moyang mereka turun temurun. Kedua, dengan diterimanya agama Islam, kedudukan mereka yang tinggi selama ini akan jatuh merosot. Ketiga, laba yang mereka peroleh dari perdagangan patung dan lainnya akan luput dari tangan mereka. Tidaklah heran jikalau mereka itu menentang Islam dan merintanginya secara mati-matian. Mula-mula, mereka meminta kepada Abu Talib semoga melarang keponakannya menyiarkan agama itu. Karena usaha Abu Talib tidak berhasil, mereka pun memakai kekerasan di luar batas perikemanusiaan, baik terhadap sahabat-sahabat Nabi maupun terhadap diri Nabi Muhammad saw.
       Berbagai macam siksaan mereka lakukan kepada Nabi. Ia pernah dilempari dengan kerikil dan najis, dipukul dan diludahi mukanya, bahkan ada yang hendak mencekik lehernya. Sahabat-sahabat Nabi pun tak luput dari siksaan. Sewaktu Umayya ibnu Khalaf mengetahui bahwa budak hi tamnya yang berjulukan Bilal ibnu Rabah masuk Islam, ia sangat marah. Bilal disiksa tanpa diberi makan dan minum. Kemudian, Bilal ditelentangkan di pasir yang panas. Dadanya ditindih dengan kerikil sehingga dia sukar untuk bergerak. Sebagai muslim yang taat, Bilal tetap tabah dan tidak goyah imannya kepada Allah swt. Namun, hasilnya Abu Bakar menyelamatkan dan membebaskan Bilal dari siksaan Umayya. Bilal dibeli dan dimerdekakan oleh Abu Bakar, Setelah kekerasan yang dilakukan oleh orang-orang Quraisy tidak berhasil, mereka mengatur siasat lain, yaitu mendekati dan membujuk Nabi Muhammad. Mereka mengirim utusan kepada Nabi dan memperlihatkan apa yang diingininya, menyerupai harta, pangkat, kedudukan, bahkan wanita-wanita bagus untuk jadi isterinya. Semua ditolak oleh Nabi, bahkan kepada pamannya, Abu Talib, Nabi menyampaikan : “Demi Allah, wahai Pamanku! Seandainya mereka letakkan bulan di tangan kiriku dan matahari di tangan kananku dengan maksud semoga saya menghentikan tugasku, saya tidaklah akan meninggalkannya, hingga usahaku berhasil atau saya binasa karenanya.”
       Setelah bujukan-bujukan gagal, orang-orang Quraisy kembali melaksanakan kekerasan kepada kaum Muslimin. Itulah sebabnya, Nabi menyuruh mereka hijrah ke Habsyi (Ethiopia) hingga dua kali untuk menyelamatkan diri. Nabi sendiri bersama sahabat-sahabatnya yang lain tetap menjalankan kiprah di Mekah sekalipun mengalami banyak sekali kesulitan. Usaha orang-orang Quraisy selalu kandas. Bahkan sebaliknnya, agama Islam semakin berkembang. Mereka pun semakin murka dan mengambil tindakan yang lebih kejam. Mereka menciptakan perjanjian sepihak bahwa seluruh kaum kerabat Nabi dari Bani Hasyim dan Bani Muthallib, baik yang telah menganut Islam maupun yang belum, kecuali Abu Lahab, diboikot dan diasingkan. Tidak seorang pun dibolehkan mengadakan hubungan dengan mereka, baik untuk berjual beli, memberi pemberian maupun melaksanakan perkawinan.
       Perjanjian itu mereka tulis di atas sahifah atau plakat, kemudian mereka gantungkan di Kakbah. Mereka bersumpah tidak akan mencabut sebelum Nabi Muhammad diserahkan ke tangan mereka. Akan tetapi, Muhammad tak juga diserahkan. Akibatnya, mereka terpaksa disingkirkan ke lembah-lembah dan hidup dari pucuk-pucuk dan urat-urat kayu. Tiga tahun lamanya kaum Muslimin menderita akhir perjanjian sahifah itu. Akhirnya, datanglah pertolongan Allah. Pemuka-pemuka Quraisy merasa kasihan dan tidak hingga hati melihat penderitaan kaum Muslimin hingga pengasingan itu mereka batalkan.

Beriman Kepada Qada & Qadar

       Qada Berasal dari bahasa arab yang berarti kehendak dan Qadar yang juga berasal dari bahasa arab yang berarti keputusan; takdir. Percaya kepada qada dan qadar yakni Rukun Iman keenam. Yaitu mempercayai bahwa segala yang berlaku yakni ketentuan Allah semata-mata. Dari Ibnu Hajar al-Asqalani berkata, “Mereka, yakni para ulama mengatakan, ‘Qadha’ yakni ketentuan yang bersifat umum dan global semenjak zaman azali, sedangkan qadar yakni bagian-bagian dan perincian-perincian dari ketentuan tersebut".

Hubungan Qada dan Qadar
       Qadha yakni ketentuan akan kepastian yang datangnya dari Allah SWT terhadap segala sesuatu semenjak zaman azali, yaitu semenjak zaman sebelum sesuatu itu terjadi. Segala sesuatu yang terjadi telah diketahui Allah SWT terlebih dahulu lantaran Dialah yang merencanakan serta yang menentukannya. Seluruh makhluk, baik malaikat, syetan, jin, maupun insan tidak akan mengetahui rencana-rencana Allah SWT tersebut.
       Manusia punya rencana, tetapi Allah SWT yang menentukan. Ungkapan ini merupakan salah satu bentuk cara memahami qadha dan qadar Allah SWT. Manusia memang diberi kemampuan untuk berbuat dan berpikir, namun kedudukan Allah SWT dan kekuasaan-Nya yakni di atas segala-galanya.
       Ketentuan Allah SWT ini merupakan hak mutlak (absolut), tanpa campur tangan siapapun dan dari manapun. Oleh lantaran itu insan harus mau mendapatkan kenyataan. Kemampuan insan terbatas pada ikhtiar untuk mengatasi kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi. Sedangkan berhasil atau gagal, ini merupakan kekuasaan Allah SWT semata. Rasulullah saw bersabda :
Artinya : “Diriwayatkan dari Anas bin Malik r.a katanya: baginda s.a.w bersabda: Allah SWT mengutus Malaikat ke dalam rahim. Malaikat berkata: Wahai Tuhan! Ia masih berupa air mani. Setelah beberapa waktu Malaikat berkata lagi: Wahai Tuhan! Ia sudah berupa segumpal darah. Begitu juga sehabis berlalu empat puluh hari Malaikat berkata lagi: Wahai Tuhan! Ia sudah berupa segumpal daging. Apabila Allah SwT membuat keputusan untuk menciptakannya menjadi manusia, maka Malaikat berkata: Wahai Tuhan! Orang ini akan diciptakan lelaki atau perempuan? Celaka atau bahagia? Bagaimana rezekinya? Serta bagaimana pula ajalnya? Segala-galanya dicatat ketika masih di dalam kandungan ibunya”. (HR Bukhari dan Muslim)
       Qadar yakni ketentuan-ketentuan Allah SWT yang telah berlaku bagi setiap makhluk sesuai dengan ukuran dan ketentuan yang telah dipastikan oleh Allah SWT semenjak zaman azali. Oleh lantaran itulah, baik buruknya telah direncanakan terlebih dahulu oleh Allah SWT. Sebagaimana firman Allah SWT :
Artinya : “Dan segala sesuatu pada sisi-Nya ada ukurannya.” (QS Ar Ro’du: 8)
Dari pengertian hadis dan ayat di atas sanggup diambil kesimpulan bahwa qadha dan qadar atas diri insan telah diputuskan oleh Allah SWT sebelum insan ada atau dilahirkan ke dunia ini. Dalam kehidupan sehari-hari, istilah qadha dan qadar biasa disebut juga dengan takdir. Jadi, beriman kepada qadha dan qadar sanggup dikatakan pula dengan beriman kepada takdir.
       Takdir gres sanggup diketahui oleh insan dengan kenyataan atau insiden yang yang telah terjadi, rujukan :
1. Terjadinya tragedi alam tragedi tsunami di Aceh pada tanggal 26 Desember tahun 2004 yang merenggut ratusan ribu korban meninggal dunia. Sebelum insiden tersebut tak ada seorangpun yang mengetahuinya.
2. Dalam suatu insiden kecelakaan yang menewaskan seluruh penumpang ternyata ada seorang bayi yang selamat. Menurut ukuran akal, si bayi yakni makhluk yang sangat lemah dan tidak bisa mencari perlindungan, tetapi malah ia yang selamat. Sementara penumpang lain yang sudah cerdik balig cukup akal dan sanggup berusaha menyelamatkan diri malah meninggal dunia.
3. Ada seorang yang dilahirkan dari keluarga yang sangat miskin. Orang sekampung memperkirakan anak tersebut kelak juga akan menjadi miskin menyerupai orang tuanya. Namun, sehabis anak tersebut cerdik balig cukup akal ternyata menjadi orang yang pintar berdagang, sehingga ia menjadi orang yang kaya.
Contoh-contoh di atas hanyalah merupakan bab kecil ari peristiwa-peristiwa yang berkaitan dengan takdir Allah SWT. Masih banyak sekali insiden yang bisa kita pahami sebagai perwujudan dari qadha dan qadar dari Allah SWT. Namun dari banyak sekali rujukan di atas memperlihatkan bahwa qadha dan qadar Allah SWT akan tetap berlaku kepada setiap makhluk-Nya. Oleh lantaran itu, orang beriman harus meyakini dengan sepenuh hati akan adanya qadha dan qadar.

Contoh dan Macam-macam Takdir.
       Meskipun segala sesuatu yang terjadi di jagat raya ini sudah ditentukan oleh Allah semenjak zaman azali, tetapi pemberlakuan takdir Allah tersebut ada juga yang mengikutsertakan tugas makhluk-Nya. Karena itulah, takdir dibagi menjadi dua, yaitu takdir mubram dan takdir mu’allaq :
1. Takdir Mubram
       Mubram berasal dari bahasa Arab yang artinya sesuatu yang sudah pasti, tidak sanggup dielakkan. Jadi, takdir mubram merupakan ketentuan mutlak dari Allah SWT yang niscaya berlaku atas setiap diri manusia, tanpa bisa dielakkan atau di tawar-tawar lagi, dan tanpa ada campur tangan atau rekayasa dari manusia.
Contoh takdir mubram antara lain :
Waktu kematian seseorang tiba, Usia seseorang, Jenis kelamin seseorang, Warna darah yang merah, Bumi mengelilingi matahari, Bulan mengelilingi bumi.

2. Takdir Mu’allaq
       Mu’allaq berasal dari bahasa Arab yang artinya sesuatu yang digantungkan. Jadi, takdir mu’allaq berarti ketentuan Allah SWT yang mengikutsertakan tugas insan melalui perjuangan atau ikhtiarnya. Dan hasilnya aakhirnya tentu saja berdasarkan kehendak dan ijin dari Allah SWT.
Contoh takdir mu’allaq antara lain yakni kekayaan, kepandaian, dan kesehatan. Untuk menjadi pandai, kaya, atau sehat, seseorang tidak boleh hanya duduk berpangku tangan menunggu datangnya takdir tapi ia harus mengambil tugas dan berusaha. Untuk menjadi pintar kita harus belajar; untuk menjadi kaya kita harus bekerja keras dan hidup hemat; dan untuk menjadi sehat kita harus menjaga kebersihan. Tidak mungkin kita menjadi pintar kalau kita malas berguru atau suka membolos. Demikian juga kalau kita ingin kaya, tetapi malas bekerja dan suka hidup boros; atau kita ingin sehat, tetapi kita tidak menjaga kebersihan lingkungan, maka apa yang kita inginkan itu tak mungkin terwujud.
       Sebagaimana ciri orang yang beriman kepada qadha dan qadar di atas, orang yang meyakini takdir Allah SWT, dihentikan pasrah begitu saja kepada nasib lantaran Allah SWT menawarkan nalar yang bisa membedakan mana yang baik dan mana yang buruk. Allah SWT juga menawarkan badan dalam bentuk sebaik-baiknya untuk dipakai sarana berusaha.
       Dengan demikian, jelaslah bahwa beriman kepada qadha dan qadar Allah bukan berarti kita hanya pasrah dan duduk berpangku tangan menunggu takdir dari Allah; melainkan juga berusaha yang ulet sepenuh hati mengubah nasib sendiri, berupaya bekerja dengan keras mencapai apa yang kita citacitakan


Masalah Qada dan Qadar dengan Usaha
         Segala sesuatu berjalan sesuai dengan takdir dan kehendak-Nya, sedangkan kehendak-Nya itu niscaya terlaksana. Tidak ada kehendak bagi hamba-Nya melainkan memang apa yang dikehendaki-Nya. Apa yang Dia kehendaki, niscaya terjadi. Dan apa yang tidak Dia kehendaki tak akan terjadi.
       Hadis riwayat Sahih Bukhari dan Sahih Muslim:
Maka segala perbuatan telah ditakdirkan tidak akan berlaku perubahan sedikitpun di atas apa yang tertulis di Lauhul Mahfuz. Maka perjuangan itu yakni perkara asing, insan perlu berusaha bukan alasannya yakni perjuangan itu akan mengubah takdir tetapi alasannya yakni tidak ada orang yang mengetahui apa yang ditakdirkan oleh Allah.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Sesungguhnya Allah pencipta setiap pelaku perbuatan dan perbuatannya” (HR. Al Baihaqi, Syu’abul Iman, No. 188. Dishahihkan Al Albani dalam As Silsilah Ash Shahihah No. 1637, Al Hakim juga menshahihkan, dan disepakati Adz Dzahabi) 

Contoh: 
       Boleh berlaku kita ingin pergi menunaikan Haji tetapi Allah tidak takdirkan kita untuk pergi menunaikan Haji sedang kita sudah berazam maka pada kedaan ini kita perlukan izin Allah untuk lakukan walaupun perkara baik. Dalam kata lain Allah tidak takdirkan kita untuk pergi Menunaikan Haji sedang pahala bagi haji yang tepat akan di perolehi kerana niat itu. Begitu juga dalam keadan satu orang yang berazam sunguh-sunguh untuk mencuri; tetapi Allah tidak takdirkan ia untuk curi maka ia tetap tidak akan sanggup mencuri tetapi dari segi dosa ia tetap akan sanggup dosa seakan-akan ia telah mencuri.

Jadi tampa izin Allah tidak ada apapun yang akan berlaku.
Maka disini akan timbul beberap persoalan:
Adakah jadi jahat dan baik itu ditakdirkan oleh Allah juga?
Maka jawapan yakni ia Allah menetapkan namun perlu diingat apa yang Allah takdirkan itu bukanlah sesuatu yang bercanggah dengan kehendak hamba itu. Maka satu orang jadi jahat dan baik kerana kehendak ia dan Allah takdirkan ia jadi jahat atau baik bersamaan dengan kehendak hamba-Nya itu.

Ciri Beriman Kepada Qadha dan Qadar
1. Selalu menyadari dan mendapatkan kenyataan.
       Iman kepada qadha dan qadar sanggup menumbuhkan kesadaran yang tinggi untuk mendapatkan kenyataan hidup. Karena yang terjadi yakni sudah pada garis ketentuan Allah pada hakekatnya tragedi atau rahmat itu semata-mata dari Allah SWT. Firman Allah SWT :
Artinya : “Katakanlah: “Siapakah yang sanggup melindungi kau dari (takdir) Allah kalau Allah menghendaki tragedi atasmu, atau menghendaki rahmat untuk dirimu dan orang-orang munafik itu tidak memperoleh bagi mereka pelindung dan penolong selain Allah”. (QS. al-Ahzab : 17)
2. Senantiasa bersikap sabar.
        Orang yang beriman kepada qadha dan qadar akan senantiasa mendapatkan segala sesuatu dengan penuh kesabaran, baik dalam situasi yang sempit atau susah dan tetap bersabar dalam situasi senang atau bahagia. Dengan demikian orang yang beriman kepada takdir Allah SWT senantiasa dalam keadaan yang stabil jiwanya.

3. Rajin dalam berusaha dan tidak gampang menyerah.
       Agar seseorang terus ulet berusaha ia pun yakin bahwa segala hasil perjuangan insan selalu diwaspadai, dinilai, serta diberi balasan. Firman Allah :
Artinya : “Dan bahwasannya seorang insan tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya. Dan sebenarnya usahanya itu kelak akan di perlihatkan (kepadanya). Kemudian akan diberi jawaban kepadanya dengan jawaban yang paling sempurna, dan bahwasannya kepada Tuhanmulah kesudahan (segala sesuatu)”. (QS an-Najm : 39-42)
4. Selalu bersikap optimis, tidak pesimis.
       Keyakinan terhadap Qadha dan Qadar sanggup menumbuhkan perilaku yang optimis tidak gampang putus asa. Karena ia yakin walau sering gagal, niscaya suatu ketika akan berhasil sehingga tidak akan berputus asa. Firman Allah SWT :
Artinya : “…dan jangan kau berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tidaklah berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir.” (QS. Yusuf : 87)
5. Senantiasa menerapkan perilaku tawakal.
       Tawakal atau berserah diri kepada Allah SWT akan tumbuh pada diri seseorang kalau ia meyakini bahwa segala sesuatu telah dikehendaki Allah. Allah Maha bijaksana sehingga berdasarkan keyakinannya Allah mustahil menyengsarakannya. Allah sumber kebaikan sehingga mustahil Allah menghendaki hamba-Nya kepada keburukan. Firman Allah SWT :
Artinya : “Sesungguhnya saya bertawakkal kepada Allah, Tuhanku, dan Tuhanmu. Tidak ada satu hewan melata pun, melainkan Dialah yang memegang ubun-ubunnya. Sesungguhnya Tuhanku di atas jalan yang lurus.” (QS. Hud : 56).


(refferensi:wikipedia.org)

Iman Kepada Hari Akhir

       Beriman kepada Hari Akhir artinya meyakini dengan teguh apa yang diberitakan oleh Allah dalam kitabNya dan apa yang disampaikan oleh Rasulullah saw dalam haditsnya terkait dengan tragedi yang terjadi sehabis mati, mulai fitnah kubur, azab dan nikmat kubur dan seterusnya hingga nirwana dan neraka.
       Beriman kepada Hari Akhir yaitu rukun iman yang kelima dari enam rukun iman. Di dalam al-Qur`an dan di dalam hadits beriman kepada Hari Akhir sering digandengkan dengan beriman kepada Allah alasannya yaitu orang yang tidak beriman kepada Hari Akhir mustahil beriman kepada Allah, orang yang tidak beriman kepada Hari Akhir tidak akan beramal, orang bersedekah alasannya yaitu ada keinginan kemuliaan di Hari Akhir dan ada ketakutan terhadap azab di Hari akhir

Hari simpulan sama dengan hari kiamat. Para Ulama’ membagi simpulan zaman menjadi dua macam, yaitu simpulan zaman sugra dan simpulan zaman kubra.
  1. Kiamat Sugra, adalah simpulan zaman kecil, yaitu rusaknya sebagian makhluk, contohnya kematian dan terjadinya petaka menyerupai gempa bumi, gunung meletus, banjir dan sebagainya. 
  1. Kiamat Kubra, adalah simpulan zaman besar Adalah hancurnya alam semesta dengan segala isinya secara serempak, atau berakhirnya seluruh kehidupan makhluk alam ini secara serempak.
Kapan terjadinya hari simpulan zaman hanya Allah yang tahu, tidak ada satu makhlukpun yang sanggup mengetahui secara niscaya kapan simpulan zaman terjadi. Firman Allah dalam Surat Thoha ayat 15 :
Artinya : “Sesungguhnya hari simpulan zaman itu akan datang. Aku merahasiakan (waktunya) semoga supaya tiap-tiap diri itu dibalas dengan apa yang ia usahakan” (QS. Thoha : 15)

Tanda-tanda hari akhir
       Tanda-tanda hari simpulan zaman diterangkan oleh Rasulullah saw dalam hadis yang diriwayatkan oleh Ibnu Abi Syibah, Muslim dan Turmudzi. Tanda-tanda hari simpulan zaman yaitu sebagai berikut :
  1. Tanda-tanda simpulan zaman kecil
    1. Hamba sahaya perempuan melahirkan Tuannya
    1. Ilmu agama dianggap tidak penting
    1. Perzinaan terjadi dimana-mana, alasannya yaitu memperoleh ijin dari penguasa
    1. Minuman keras sudah menjadi minuman kebiasaan sehari-hari
    1. Jumlah perempuan lebih banyak daripada pria dengan perbandingan 50:1
    1. Ada dua golongan besar yang saling membunuh tetapi sama-sama dirinya memperjuangkan Islam
    1. Banyak terjadi gempa bumi
    1. Fitnah muncul dimana-mana
    1. Pembunuhan merajalela
    1. Banyak insan yang mengingkari dirinya mati
    1. Lahirnya Dajjal (tukang dusta) yang mengaku dirinya utusan Allah swt dan banyak berbohong serta menipu dan menganggap baik sesuatu yang jelek atau menggambarkan sesuatu yang tidak baik menggambarkannya dengan yang memikat hati
  1. Tanda-tanda simpulan zaman besar :
    1. Matahari terbit dari barat
    1. Munculnya hewan asing yang sanggup berbicara
    1. Rusaknya Ka’bah dengan sendirinya
    1. Seluruh insan menjadi kafir
    1. Lenyapnya Al- Qur’an
    1. Kekuasaan Bangsa Ya’juj dan Ma’juj.  Ya’juj dan Ma’juj yaitu kaum yang suka menciptakan kerusakan di muka bumi.
Peristiwa yang bekerjasama dengan Hari Akhir :
1. Yaumul Barzah / Alam Kubur, Masa / waktu antara sehabis meninggal nya seseorang hingga menunggu datangnya hari kiamat.
2. Yaumul Baats, Masa dibangkitkannya insan dari alam kubur mulai dari insan pertama hingga insan terakhir
3. Yaumul Mahsyar : Masa dikumpulkannya insan dipadang mahsyar untuk dihisab / diperhitungkan amal kebaikan dan keburukanya.
4. Yaumul Hisab/ Mizan : Masa diperhitungkan / ditimbang amal kebaikan dan keburukan manusia
5. Syirot : Jembatan / jalan yang menghubungkan / mengantarkan insan kesurga atau neraka.
6. Surga : Tempat jawaban bagi orang yang beriman kepada Allah SWT.
7. Neraka : Tempat jawaban bagi orang yang ingkar kepada Allah SWT.
 Hari simpulan sama dengan hari kiamat. Para Ulama’ membagi simpulan zaman menjadi dua macam, yaitu simpulan zaman sugra dan simpulan zaman kubra.
  1. Kiamat Sugra, adalah simpulan zaman kecil, yaitu rusaknya sebagian makhluk, contohnya kematian dan terjadinya petaka menyerupai gempa bumi, gunung meletus, banjir dan sebagainya. 
  1. Kiamat Kubra, adalah simpulan zaman besar Adalah hancurnya alam semesta dengan segala isinya secara serempak, atau berakhirnya seluruh kehidupan makhluk alam ini secara serempak.
Nama-nama lain hari kiamat.
1. Alam Barzah (Yaumul Barzah)
       Alam barzah yang dikenal dengan alam kubur yang merupakan permulaan pintu gerbang menuju akhirat atau batas antara alam dunia dengan alam akhirat.
2. Yaumul Ba’as
       Yaumul ba’as yaitu hari dibangkitkannya insan dari alam kubur menuju ke padang mahsyar setelah ditiupkan sangkakala yang kedua oleh malaikat Israfil.
3. Yaumul Mahsyar
       Yaumul Mahsyar yaitu ketika dikumpulkannya seluruh insan yang dibangkitan tadi di sebuah padang yang sangat luas berjulukan padang Mahsyar.
4. Yaumul Mizan / Hisab
       Arti kata mizan yaitu timbangan, sedangkan hisab artinya perhitungan. Dua istilah ini sangat menyerupai maknanya sehingga antara yaumul mizan dan yaumul hisab sama maknanya.

Fungsi Iman Kepada Hari Kiamat
1. Menjadikan insan rajin beribadah
2. Mendorong insan selalu meminta ampun kepada Allah SWT
3. Mendorong insan untuk berperilaku baik
4. Berusaha menghindari perbuatan dan sikap yang tidak baik

Hikmah Iman Kepada Hari Kiamat
1. Dengan iman kepada hari simpulan senantiasa memotivasi untuk bersedekah kebajikan dengan lapang dada mengharap ridho Allah semata.
2. Senantiasa pula membendung niat-niat yang jelek apalagi melaksanakannya.
3. Menjauhkan diri dari asumsi-asumsi yang mengkiaskan apa yang ada di dunia ini dengan apa yang ada di akhirat.
4. Adanya rasa kebencian yang dalam kepada kema’siatan dan kebejatan moral yang mengakibatkan marah Allah di dunia dan di akhirat.
5. Menyejukkan dan menggembirakan hati orang-orang mukmin dengan segala kenikmatan alam abadi yang sama sekali tidak dirasakan di alam dunia ini.
6. Senantiasa tertanam kecintaan dan ketaatan terhadap Allah dengan mengharapkan mau’nah Nya pada hari itu.