Showing posts sorted by relevance for query iman-kepada-malaikat. Sort by date Show all posts
Showing posts sorted by relevance for query iman-kepada-malaikat. Sort by date Show all posts

Iman Kepada Malaikat

        Malaikat adalah makhluk yang mempunyai kekuatan-kekuatan yang patuh pada ketentuan dan perintah Allah.
        Iman kepada malaikat yaitu bab dari Rukun Iman. Iman kepada malaikat maksudnya yaitu meyakini adanya malaikat, walaupun kita tidak sanggup melihat mereka, dan bahwa mereka yaitu salah satu makhluk ciptaan Allah. Allah membuat mereka dari cahaya. Mereka menyembah Allah dan selalu taat kepada-Nya, mereka tidak pernah berdosa. Tak seorang pun mengetahui jumlah niscaya malaikat, hanya Allah saja yang mengetahui jumlahnya.
Walaupun insan tidak sanggup melihat malaikat tetapi kalau Allah berkehendak maka malaikat sanggup dilihat oleh manusia, yang biasanya terjadi pada para Nabi dan Rasul. Malaikat selalu menampakan diri dalam wujud pria kepada para nabi dan rasul. Seperti terjadi kepada Nabi Ibrahim.
Nama dan kiprah para Malaikat

Etimologi Arab
       Menurut bahasa, kata “Malaikat” merupakan kata jamak yang berasal dari Arab malak yang berarti kekuatan, yang berasal dari kata mashdar “al-alukah” yang berarti risalah atau misi, kemudian sang pembawa misi biasanya disebut dengan Ar-Rasul.
 
Malaikat di dalam anutan Islam
    Malaikat diciptakan oleh Allah terbuat dari cahaya (nur), menurut salah satu hadist Muhammad, “Malaikat telah diciptakan dari cahaya.”
    Di antara para malaikat yang wajib setiap orang Islam ketahui sebagai salah satu Rukun Iman, menurut Al Qur'an, hadits dan kitab-kitab. Nama (panggilan) berserta tugas-tugas mereka yaitu sebagai berikut:
1.Malaikat Jibril - Pemimpin para malaikat, bertugas memberikan wahyu dan mengajarkannya kepada para nabi dan rasul.
2.Malaikat Mikail - Pembagi rezeki kepada seluruh makhluk.
3.Malaikat Israfil - Peniup sangkakala pada hari kiamat.
4 & 5.Malaikat Munkar dan Nakir - Pemeriksa amal insan di alam barzakh.
6.Malaikat Izrail - Malaikat pencabut nyawa seluruh makhluk
7.Malaikat Ridwan - Penjaga pintu syurga.
8.MalaikatMalik - Pemimpin Malaikat Zabaniah dan penjaga neraka.
9.Rakib - Pencatat amal baik.
10.Atid - Pencatat amal buruk. 

Malaikat Zabaniah - 19 malaikat penyiksa dalam neraka yang bengis dan kasar.
Malaikat Harut dan Marut - Dua Malaikat yang turun di negeri Babil.

Malaikat disekitar Arsy
  • Hamalat al 'Arsy - Empat malaikat pembawa 'Arsy Allah, pada hari tamat zaman jumlahnya akan ditambah empat menjadi delapan.
  • Malaikat yang melingkari Arsy - Para malaikat yang melingkari Arsy sambil bertasbih.
Darda'il - Malaikat yang mencari orang yang berdo'a, bertaubat, minta ampun dan lainnya pada bulan Ramadhan.

Hafazhah (Para Penjaga)
Kiraman Katibin - Para malaikat pencatat yang mulia, ditugaskan mencatat amal manusia sewaktu insan itu hidup di dunia hingga di alam barzakh, kemudian malaikat tersebut menjadi saksi disidang hisab di Mahsyar.
Mu’aqqibat - Para malaikat yang selalu memelihara (menjaga) insan dari kematian hingga waktu yang telah ditetapkan yang tiba silih berganti.
  • Malaikat Qarin - Para malaikat pendamping insan dari lahir hingga ajalnya, bertugas membisikkan hal-hal kebenaran dan kebaikan.
  • Malaikat Arham - Malaikat yang diperintahkan untuk meniupkan ruh, memutuskan rizki, ajal, amal dan celaka atau senang pada 4 bulan kehamilan.
  • Jundallah - Para malaikat perang yang bertugas membantu nabi dalam peperangan.
  • As-Sijilli - Malaikat yang memberitahukan kepada Harut dan Marut wacana makhluk yang pernah membuat kerusakan dan pertumpahan darah dibumi.
  • Azh-Zhil - Malaikat yang mendampingi Nabi Ibrahim ketika berada dikobaran api.
  • Ad-Dam'u - Malaikat yang selalu menangis kalau melihat kesalahan manusia.
  • An-Nuqmah - Malaikat yang selalu berurusan dengan unsur api dan duduk disinggasana berupa nayala api, ia mempunyai wajah kuning tembaga.
  • Ahlul Adli - Malaikat besar yang melebihi besarnya bumi besera isinya dikatakan ia mempunyai 70 ribu kepala.
  • Malaikat berbadan api dan salju - Malaikat yang setengah badannya berupa api dan salju berukuran besar serta dikelilingi oleh sepasukan malaikat yang tidak pernah berhenti berzikir.
  • Ar-Ra'd - Malaikat pengatur awan dan hujan, ia mengaturnya dengan memakai petir sebagai cambuk.
  • Penjaga matahari - Sembilan Malaikat yang menghujani matahari dengan salju.
  • Malaikat Rahmat - Para penyebar keberkahan, rahmat, permohonan ampun dan pembawa roh orang-orang shaleh, ia tiba bersama dengan Malaikat Maut dan Malaikat `Adzab.
  • Malaikat `Azab - Para pembawa roh orang-orang kafir, zalim, munafik, ia tiba bersama dengan Malaikat Maut dan Malaikat Rahmat.
  • Malaikat penggiring - Para malaikat yang menggiring insan di Mahsyar, malaikat itu bersama dengan malaikat penyaksi (Kiraman Katibin).
  • Malaikat pegunungan - Malaikat yang menjaga pegunungan.
  • Malaikat Bayt al-Makmur - 70 ribu malaikat yang setiap hari masuk ke Bayt al-Makmur.
  • Malaikat penyeru manusia
    • Penyeru bulan Ramadhan - Satu malaikat yang terus menerus memanggil insan beriman untuk bergembira dan insan jahat untuk menahan segala kejahatan ketika malam pertama bulan Ramadhan hingga fajar.
    • Penyeru dari pintu-pintu Surga - Para malaikat yang berseru kepada orang beriman untuk memasuki pintu-pintu tertentu tergantung dari amal ibadahnya.
    • Penyeru kebaikan setiap hari - Dua malaikat yang setiap hari berseru yang didengar oleh seluruh makhluk-Nya kecuali insan dan jin.
  • Malaikat Laylat al-Qadr - Jibril dan serombongan malaikat yang turun setiap Laylat al-Qadr pada bulan Ramadhan.
  • Penjaga Mekkah dan Madinah - Para malaikat yang menjaga Kota Mekkah dan Madinah dari kedatangan Dajjal.
  • Pencari orang yang berzikir - Para malaikat yang mencari orang-orang yang berzikir kepada Allah.
  • Penganjur berbekam - Malaikat yang menganjurkan berbekam ketika Muhammad sedang mi'raj ke Sidratul Muntaha.
  • Pengendali tali Neraka Jahannam - 70 ribu malaikat yang mengendalikan tali kekang Neraka Jahannam.
  • Pendoa insan yang mendoakan saudaranya - Para malaikat yang berkata, "Aamiin (Ya Allah, kabulkanlah do’anya bagi saudaranya) dan engkau pun mendapatkan apa yang ia dapatkan", kepada orang yang mendoakan kebaikan saudaranya tanpa sepengetahuan mereka.
  • Penyampai doa pujian - Dua belas malaikat yang berebutan untuk memberikan doa kebanggaan salah seorang sahabat nabi kepada Allah.
  • Penyaksi wafatnya sahabat nabi - 70 ribu malaikat yang menyaksikan wafatnya Sa'ad bin Muadz.
  • Pelindung dan pemberi santunan orang beriman - Para malaikat yang pelindung orang-orang beriman ketika hidup didunia dan akherat, ketika orang beriman dalam keadaan sekarat mereka akan memperlihatkan dukungan.
  • Pembeda haq dan bathil - Para malaikat yang ditugaskan untuk membedakan antara yang benar dan salah kepada insan dan jin.
  • Penentram hati - Para malaikat yang mendoakan seorang mukmin untuk meneguhkan pendirian sang mukmin tersebut.
  • Penjaga pintu langit - Tujuh malaikat yang menjaga tujuh pintu langit. Mereka diciptakan oleh Allah sebelum Dia membuat langit dan bumi.
  • Pemberi salam mahir surga - Para malaikat yang memperlihatkan salam kepada para penghuni surga.
  • Pemohon kerahmatan (belas kasih)
    • Pemohon ampunan orang beriman - Para malaikat yang terdapat disekeliling 'Arsy yang memohonkan ampunan bagi kaum yang beriman.
    • Pemohon ampunan insan di bumi - Para malaikat yang bertasbih memuji Allah dan memohonkan ampun bagi orang-orang yang ada di bumi.
    • Pemohon ampunan para lelaki yang salat di masjid - Para malaikat yang mendoakan ampunan bagi para lelaki yang nrimo salat berjamaah di masjid.
    • Pemohon ampunan pembesuk orang sakit - 70 ribu malaikat yang mengiringi dan mendoakan ampunan bagi umat muslim yang membesuk orang sakit.
    • Pemohon ampunan orang yang bershalawat kepada Nabi - Para malaikat yang mendoakan ampunan bagi orang-orang yang bershalawat kepada Nabi Muhammad.
    • Pemohon ampunan orang yang mengajarkan kebaikan - Para malaikat yang mendoakan ampunan bagi orang yang mengajarkan kebaikan kepada sesama manusia.
    • Pemohon ampunan orang tidur dalam keadaan suci - Para malaikat yang berada didalam pakaian orang tidur dalam keadaan suci.
  • Penghormat penuntut ilmu - Para malaikat yang berhenti terbang alasannya yaitu ingin mendengarkan ilmu atau menghormati orang yang mencari ilmu pengetahuan.
  • Pengatur urusan dunia - Malaikat yang mengatur urusan insan didunia.
  • Pendengar bacaan Qur'an
    • Pendengar bacaan Qur'an insan ketika salat - Para malaikat yang mendengarkan dan menelan bacaan Qur'an ketika insan salat.
    • Pendengar bacaan sahabat nabi - Malaikat yang mendengarkan bacaan Qu'ran Usayd bin Hudhayr.
  • Pendo'a orang yang berinfaq dan orang kikir - Para malaikat yang berdoa setiap pagi dan sore untuk orang yang berinfaq dengan doa kebaikan dan penahan infaq dengan doa kehancuran.
    Nama Malaikat Maut dikatakan Izrail, tidak ditemukan sumbernya baik dalam Al Alquran maupun Hadits. Kemungkinan nama malaikat Izrail didapat dari sumber Israiliyat. Dalam Al Qur'an beliau hanya disebut Malak al-Maut atau Malaikat Maut.
    Malaikat Jibril, walau namanya hanya disebut dua kali dalam Al Qur'an, ia juga disebut di banyak kawasan dalam Al Qur'an dengan sebutan lain menyerupai Ruh al-Qudus, Ruh al-Amin dan lainnya.
Dari nama-nama malaikat di atas ada beberapa yang disebut namanya secara spesifik di dalam Al Qur'an, yaitu Jibril (QS 2 Al Baqarah: 97,98 dan QS 66 At Tahrim: 4), Mikail (QS 2 Al Baqarah: 98) dan Malik (QS Al Hujurat) dan lain-lain. Sedangkan Israfil, Munkar dan Nakir disebut dalam Hadits.
Wujud Malaikat
    Wujud para malaikat telah dijabarkan di dalam Al Qur'an ada yang mempunyai sayap sebanyak 2, 3 dan 4. surah Faathir 35:1 yang berbunyi:
Segala puji bagi Allah Pencipta langit dan bumi, Yang menyebabkan malaikat sebagai utusan-utusan (untuk mengurus banyak sekali macam urusan) yang mempunyai sayap, masing-masing (ada yang) dua, tiga dan empat. Allah menambahkan pada ciptaan-Nya apa yang dikehendaki-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. (Faathir 35:1)


    Kemudian dalam beberapa hadits dikatakan bahwa Jibril mempunyai 600 sayap, Israfil mempunyai 1200 sayap, dimana satu sayapnya menyamai 600 sayap Jibril dan yang terakhir dikatakan bahwa Hamalat al-'Arsy mempunyai 2400 sayap dimana satu sayapnya menyamai 1200 sayap Israfil.
W ujud malaikat tidak mungkin sanggup dilihat dengan mata telanjang, alasannya yaitu mata insan tercipta dari unsur dasar tanah liat kering dari lumpur hitam yang diberi bentuk tidak akan bisa melihat wujud dari malaikat yang asalnya terdiri dari cahaya, hanya Nabi Muhammad SAW yang bisa melihat wujud orisinil malaikat bahkan hingga dua kali.
    Mereka tidak bertambah renta ataupun bertambah muda, keadaan mereka kini sama persis ketika mereka diciptakan. Dalam anutan Islam, ibadah insan dan jin lebih disukai oleh Allah dibandingkan ibadah para malaikat, alasannya yaitu insan dan jin bisa memilih pilihannya sendiri berbeda dengan malaikat yang tidak mempunyai pilihan lain. Malaikat mengemban tugas-tugas tertentu dalam mengelola alam semesta. Mereka sanggup melintasi alam semesta secepat kilat atau bahkan lebih cepat lagi. Mereka tidak berjenis lelaki atau wanita dan tidak berkeluarga.
 
Sifat Malaikat
    Sifat-sifat malaikat yang diyakini oleh umat Islam yaitu sebagai berikut:
1.Selalu bertasbih siang dan malam tidak pernah berhenti.
2.Suci dari sifat-sifat insan dan jin, menyerupai hawa nafsu, lapar, sakit, makan, tidur, bercanda, berdebat, dan lainnya. 
3.Selalu takut dan taat kepada Allah. 
4.Tidak pernah maksiat dan selalu mengamalkan apa saja yang diperintahkan-Nya.
5.Mempunyai sifat malu. 
6.Bisa terganggu dengan bau tidak sedap, anjing dan patung. 
7.Tidak makan dan minum.
 8.Mampu mengubah wujudnya.
 9.Memiliki kekuatan dan kecepatan cahaya.
    Malaikat tidak pernah lelah dalam melakukan apa-apa yang diperintahkan kepada mereka. Sebagai makhluk ghaib, wujud Malaikat tidak sanggup dilihat, didengar, diraba, dicium dan dirasakan oleh manusia, dengan kata lain tidak sanggup dijangkau oleh panca indera, kecuali kalau malaikat menampakkan diri dalam rupa tertentu, menyerupai rupa manusia. Ada pengecualian terhadap kisah    Muhammad yang pernah bertemu dengan Jibril dengan menampakkan wujud aslinya, penampakkan yang ditunjukkan kepada Muhammad ini sebanyak 2 kali, yaitu pada ketika mendapatkan wahyu dan Isra dan Mi'raj.
    Beberapa nabi dan rasul telah di tampakkan wujud malaikat yang berkembang menjadi manusia, menyerupai dalam dongeng Ibrahim, Luth, Maryam, Muhammad dan lainnya.
Berbeda dengan anutan Nasrani dan Yahudi, Islam tidak mengenal istilah "Malaikat Yang Terjatuh" (Fallen Angel). Azazil yang kemudian mendapatkan julukan Iblis, yaitu nenek moyang Jin, menyerupai Adam nenek moyang Manusia. Jin yaitu makhluk yang dicipta oleh Allah dari 'api yang tidak berasap', sedang malaikat dicipta dari cahaya.
Tempat yang tidak disukai Malaikat
    Menurut syariat Islam ada beberapa kawasan dimana para malaikat tidak akan mendatangi kawasan (rumah) tersebut dan ada pendapat lain yang menyampaikan adanya pengecualian terhadap malaikat-malaikat tertentu yang tetap akan mengunjungi tempat-tempat tersebut. Pendapat ini telah disampaikan oleh Ibnu Wadhdhah, Imam Al-Khaththabi, dan yang lainnya. Tempat atau rumah yang tidak dimasuki oleh malaikat itu di antara lain adalah:
1.Tempat yang di dalamnya terdapat anjing, (kecuali anjing untuk kepentingan penjagaan keamanan, pertanian dan berburu). 
2.Tempat yang terdapat patung (gambar). 
3.Tempat yang di dalamnya ada seseorang muslim yang mengancungkan dengan senjata terhadap saudaranya sesama muslim.

Tempat yang mempunyai bau tidak sedap atau menyengat.
    Kesemuanya itu menurut dalil dari hadits shahih yang dicatatat oleh para Imam, di antaranya yaitu Ahmad, Hambali, Bukhari, Tirmidzy, Muslim dan lainnya. Tidak sedikit nash hadits yang menyatakan bahwa malaikat rahmat tidak akan memasuki rumah yang di dalamnya terdapat anjing dan pahala pemilik anjing akan susut atau berkurang.
    Malaikat Jibril pun enggan untuk masuk ke rumah Muhammad sewaktu ia berjanji ingin tiba ke rumahnya, dikarenakan ada seekor anak anjing di bawah kawasan tidur.Malaikat Rahmat pun tidak akan mendampingi suatu kaum yang terdiri atas orang-orang yang berteman dengan (memelihara) anjing.

HIKMAH IMAN KEPADA MALAIKAT
Kewajiban beriman kepada Malaikat ini mempunyai beberapa pesan yang tersirat yang sangat berkhasiat bagi kehidupan manusia. Di antara hikmahi tersebut yaitu :
a.    Meningkatkan keimanan insan kepada Allah, mengingat Malaikat merupakan salah satu ciptaan-Nya
b.    Membentuk jiwa seorang muslim yang benar-benar bertakwa kepada Allah, alasannya yaitu dogma kepada Allah dan dogma kepada Malaikat merupakan satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan
c.    Mendorong insan untuk senantiasa bertindak hati-hati, alasannya yaitu beliau menyadari bahwa setiap perbuatannya selalu diawasi oleh para Malaikat
d.    Mendorong insan untuk selalu meningkatkan amal baik, alasannya yaitu insan menyadari bahwa sekecil apapun tindakan baiknya akan dicatat oleh Malaikat
e.    Menghindarkan diri insan dari perbuatan tercela yang akan menurunkan martabat dan derajat dari insan itu sendiri .

TANDA-TANDA PERILAKU BERIMAN KEPADA MALAIKAT
Sebagai muslim yang mempunyai dogma kepada Malaikat, seseorang akan memperlihatkan beberapa sikap yang mengindikasikan dari rasa keimanannya itu sendiri. Di antara gejala sikap dari orang yang beriman kepada Malaikat antara lain :
a.    Bertindak hati-hati dalam berperilaku keseharian
b.    Memiliki kepedulian social dalam hidup dengan masyarakat sekitar
c.    Perilaku yang ditampilkan bisa menjadi suri tauladan bagi lingkungannya
d.    Selalu berusaha untuk memperbaiki diri sendiri dari waktu ke waktu
e.    Berpikiran positif terhadap banyak sekali insiden yang terjadi sekitarnya
(sumber refferensi:wikipedia.org)

Ki & Kd Pai Dan Akal Pekerti Smp Kurikulum 2013 Revisi 2017

Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) SMP mata pelajaran Agama Islam & Budi Pekerti yang kami bagikan ini sudah mengikuti revisi terbaru kurikulum 2013 sesuai dengan lampiran 34 Permendikbud nomor 24 tahun 2016 (Download Disini).

Dalam penilaian k13, sebelum mengisi nilai terlebih dahulu guru mata pelajaran harus membuat KI dan KD. Untuk mata pelajaran Agama islam terdiri dari 4 kompetensi Inti yang sanggup anda unduh dibawah ini, yaitu:

 SMP mata pelajaran Agama Islam  Ki & Kd Pai Dan Kebijaksanaan Pekerti Smp Kurikulum 2013 Revisi 2017
  • Kompetensi Inti 1 (Sikap Spiritual) PAI & Budi Pekerti Doc - COMOT DISINI

  • Kompetensi Inti 2 (Sikap Sosial) PAI & Budi Pekerti Doc - COMOT DISINI

  • Kompetensi Inti 3 (Pengetahuan) PAI & Budi Pekerti Doc - COMOT DISINI

  • Kompetensi Inti 4 (Keterampilan) PAI & Budi Pekerti Doc - COMOT DISINI

Untuk lebih jelasnya berikut admin bagikan format word dan pdf KI & KD PAI dan Budi Pekerti kelas 7 k13 revisi 2017 semester 1 & 2 Tahun pelajaran 2018/2019.

Untuk KI dan KD kelas 8 (delapan) dan 9 (Sembilan) agan dibagikan pada postingan berikutnya. Sedangkan untuk KI dan KD Kurikulum 2013 SD, MTs, SMA dan SMK segera kami upload.

KOMPETENSI INTI 1 (SIKAP SPIRITUAL)

1. Menghargai dan menghayati aliran agama yang dianutnya.

KOMPETENSI DASAR

1.1 terbiasa membaca al-Qur’an dengan meyakini bahwa Tuhan Swt. akan meninggikan derajat orang yang beriman dan berilmu

1.2 terbiasa membaca al-Qur’an dengan meyakini bahwa Tuhan Swt. mencintai orang-orang yang ikhlas, sabar, dan pemaaf

1.3 meyakini bahwa Tuhan Swt. Maha Mengetahui, Maha Waspada, Maha Mendengar, dan Maha Melihat

1.4 beriman kepada malaikat-malaikat Tuhan Swt

1.5 meyakini bahwa jujur, amanah, dan istiqamah adalah perintah agama

1.6 menyakini bahwa hormat dan patuh kepada orang tua dan guru, dan berempati terhadap sesama adalah perintah agama

1.7 menghayati aliran bersuci dari hadas kecil dan hadas besar berdasarkan syariat Islam

1.8 menunaikan salat wajib berjamaah sebagai implementasi pemahaman rukun Islam

1.9 menunaikan salat Jumat sebagai implementasi pemahaman ketaatan beribadah

1.10 menunaikan salat jamak qasar saat bepergian jauh (musafir) sebagai implementasi pemahaman ketaatan beribadah

1.11. menghayati perjuangan Nabi Muhammad saw. periode Makkah dalam menegakkan risalah Tuhan Swt

1.12. menghayati perjuangan Nabi Muhammad saw. periode Madinah dalam menegakkan risalah Tuhan Swt

1.13. menghayati perjuangan dan kepribadian al-Khulafa al-Rasyidun sebagai penerus perjuangan Nabi Muhammad saw. dalam menegakkan risalah Tuhan Swt

KOMPETENSI INTI 2 (SIKAP SOSIAL)

2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleran, gotong royong), santun, percaya diri dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.

KOMPETENSI DASAR

2.1. menyampaikan perilaku semangat menuntut ilmu sebagai implementasi QS al-Mujadilah/58: 11, QS ar-Rahman /55: 33 dan Hadis terkait

2.2. menyampaikan perilaku ikhlas, sabar, dan pemaaf sebagai implementasi pemahaman QS an-Nisa/4: 146, QS al-Baqarah/2: 153, dan QS Ali Imran/3: 134, dan Hadis terkait

2.3. menyampaikan perilaku percaya diri, tekun, teliti, dan kerja keras sebagai implementasi makna al-’Alim, al- Khabir, as-Sami’, dan al-Bashir

2.4. menyampaikan perilaku disiplin sebagai cerminan makna iman kepada malaikat

2.5. menyampaikan perilaku jujur, amanah, dan istiqamah dalam kehidupan sehari-hari

2.6. menyampaikan perilaku hormat dan patuh kepada orang tua dan guru, dan berempati terhadap sesama dalam kehidupan sehari-hari

2.7. menyampaikan perilaku hidup bersih sebagai wujud ketentuan bersuci dari hadas besar berdasarkan ketentuan syari’at Islam

2.8. menyampaikan perilaku demokratis sebagai implementasi pelaksanaan salat berjemaah

2.9. menyampaikan perilaku peduli terhadap sesama dan lingkungan sebagai implementasi pelaksanaan salat Jumat

2.10. menyampaikan perilaku disiplin sebagai implementasi pelaksanaan salat jamak qasar

2.11. meneladani perjuangan Nabi Muhammad saw. periode Makkah

2.12. meneladani perjuangan Nabi Muhammad saw. periode Madinah

2.13. meneladani perilaku terpuji al-Khulafa al-Rasyidun

KOMPETENSI INTI 3 (PENGETAHUAN)

3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya perihal ilmu pengetahuan, Teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan tragedi tampak mata.

KOMPETENSI DASAR

3.1. memahami makna QS al-Mujadilah /58: 11, QS ar-Rahman /55: 33 dan Hadis terkait perihal menuntut ilmu

3.2. memahami makna QS an-Nisa/4: 146, QS al-Baqarah/2: 153, dan QS Ali Imran/3: 134 serta Hadis terkait perihal ikhlas, sabar, dan pemaaf

3.3. memahami makna al-Asma‘u al-Husna: al-’Alim, al-Khabir, as-Sami’, dan al-Bashir

3.4. memahami makna iman kepada malaikat berdasarkan dalil naqli

3.5. memahami makna perilaku jujur, amanah, dan istiqamah

3.6. memahami makna hormat dan patuh kepada kedua orang tua dan guru, dan tenggang rasa terhadap sesama

3.7. memahami ketentuan bersuci dari hadas besar berdasarkan ketentuan syari’at Islam

3.8. memahami ketentuan salat berjemaah

3.9. memahami ketentuan salat Jumat

3.10. memahami ketentuan salat jamak qasar

3.11. memahami sejarah perjuangan Nabi Muhammad saw. periode Makkah

3.12. memahami sejarah perjuangan Nabi Muhammad saw. periode Madinah

3.13. memahami sejarah perjuangan dan kepribadian al-Khulafa al-Rasyidun

KOMPETENSI INTI 4 (KETERAMPILAN)

4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah asing (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.

KOMPETENSI DASAR

4.1.1. membaca QS al-Mujadilah /58: 11 dan QS ar-Rahman /55: 33 dengan tartil

4.1.2. menyampaikan hafalan QS al-Mujadilah /58: 11, QS ar-Rahman /55: 33 dan Hadis terkait dengan lancar

4.1.3. menyajikan keterkaitan semangat menuntut ilmu dengan pesan QS al-Mujadilah /58: 1 dan QS ar-Rahman /55: 33

4.2.1. membaca QS an-Nisa/4: 146, QS al-Baqarah/2: 153, dan QS Ali Imran/3: 134 dengan tartil

4.2.2. menyampaikan hafalan QS an-Nisa/4: 146, QS al-Baqarah/2: 153, dan QS Ali Imrān/3: 134 serta Hadis terkait dengan lancar

4.2.3. menyajikan keterkaitan ikhlas, sabar, dan pemaaf dengan pesan QS an-Nisa/4: 146, QS al-Baqarah/2: 153, dan QS Ali Imran/3: 134

4.3. menyajikan rujukan perilaku yang mencerminkan orang yang meneladani al-Asma’u al-Husna: al-’Alim, al-Khabir, as- Sami’, dan al-Bashir

4.4. menyajikan rujukan perilaku yang mencerminkan iman kepada malaikat Tuhan Swt

4.5. menyajikan makna perilaku jujur, amanah, dan istiqamah

4.6. menyajikan makna hormat dan patuh kepada orang tua dan guru, dan tenggang rasa terhadap sesama

4.7. menyajikan cara bersuci dari hadas besar

4.8. mempraktikkan salat berjamaah

4.9. mempraktikkan salat Jumat

4.10. mempraktikkan salat jamak dan qasar

4.11. menyajikan seni administrasi perjuangan yang dilakukan Nabi Muhammad saw. periode Makkah

4.12. menyajikan seni administrasi perjuangan yang dilakukan Nabi Muhammad saw. periode Madinah

4.13. menyajikan seni administrasi perjuangan dan kepribadian al-Khulafa al-Rasyidun

Semoga KI dan KD PAI dan Budi Pekerti Kurikulum 2013 SMP Semester 1 & 2 diatas bermanfaat. Mengenai password file silahkan hubungi admin melalui kontak form. Terima kasih

Iman Kepada Hari Akhir

       Beriman kepada Hari Akhir artinya meyakini dengan teguh apa yang diberitakan oleh Allah dalam kitabNya dan apa yang disampaikan oleh Rasulullah saw dalam haditsnya terkait dengan tragedi yang terjadi sehabis mati, mulai fitnah kubur, azab dan nikmat kubur dan seterusnya hingga nirwana dan neraka.
       Beriman kepada Hari Akhir yaitu rukun iman yang kelima dari enam rukun iman. Di dalam al-Qur`an dan di dalam hadits beriman kepada Hari Akhir sering digandengkan dengan beriman kepada Allah alasannya yaitu orang yang tidak beriman kepada Hari Akhir mustahil beriman kepada Allah, orang yang tidak beriman kepada Hari Akhir tidak akan beramal, orang bersedekah alasannya yaitu ada keinginan kemuliaan di Hari Akhir dan ada ketakutan terhadap azab di Hari akhir

Hari simpulan sama dengan hari kiamat. Para Ulama’ membagi simpulan zaman menjadi dua macam, yaitu simpulan zaman sugra dan simpulan zaman kubra.
  1. Kiamat Sugra, adalah simpulan zaman kecil, yaitu rusaknya sebagian makhluk, contohnya kematian dan terjadinya petaka menyerupai gempa bumi, gunung meletus, banjir dan sebagainya. 
  1. Kiamat Kubra, adalah simpulan zaman besar Adalah hancurnya alam semesta dengan segala isinya secara serempak, atau berakhirnya seluruh kehidupan makhluk alam ini secara serempak.
Kapan terjadinya hari simpulan zaman hanya Allah yang tahu, tidak ada satu makhlukpun yang sanggup mengetahui secara niscaya kapan simpulan zaman terjadi. Firman Allah dalam Surat Thoha ayat 15 :
Artinya : “Sesungguhnya hari simpulan zaman itu akan datang. Aku merahasiakan (waktunya) semoga supaya tiap-tiap diri itu dibalas dengan apa yang ia usahakan” (QS. Thoha : 15)

Tanda-tanda hari akhir
       Tanda-tanda hari simpulan zaman diterangkan oleh Rasulullah saw dalam hadis yang diriwayatkan oleh Ibnu Abi Syibah, Muslim dan Turmudzi. Tanda-tanda hari simpulan zaman yaitu sebagai berikut :
  1. Tanda-tanda simpulan zaman kecil
    1. Hamba sahaya perempuan melahirkan Tuannya
    1. Ilmu agama dianggap tidak penting
    1. Perzinaan terjadi dimana-mana, alasannya yaitu memperoleh ijin dari penguasa
    1. Minuman keras sudah menjadi minuman kebiasaan sehari-hari
    1. Jumlah perempuan lebih banyak daripada pria dengan perbandingan 50:1
    1. Ada dua golongan besar yang saling membunuh tetapi sama-sama dirinya memperjuangkan Islam
    1. Banyak terjadi gempa bumi
    1. Fitnah muncul dimana-mana
    1. Pembunuhan merajalela
    1. Banyak insan yang mengingkari dirinya mati
    1. Lahirnya Dajjal (tukang dusta) yang mengaku dirinya utusan Allah swt dan banyak berbohong serta menipu dan menganggap baik sesuatu yang jelek atau menggambarkan sesuatu yang tidak baik menggambarkannya dengan yang memikat hati
  1. Tanda-tanda simpulan zaman besar :
    1. Matahari terbit dari barat
    1. Munculnya hewan asing yang sanggup berbicara
    1. Rusaknya Ka’bah dengan sendirinya
    1. Seluruh insan menjadi kafir
    1. Lenyapnya Al- Qur’an
    1. Kekuasaan Bangsa Ya’juj dan Ma’juj.  Ya’juj dan Ma’juj yaitu kaum yang suka menciptakan kerusakan di muka bumi.
Peristiwa yang bekerjasama dengan Hari Akhir :
1. Yaumul Barzah / Alam Kubur, Masa / waktu antara sehabis meninggal nya seseorang hingga menunggu datangnya hari kiamat.
2. Yaumul Baats, Masa dibangkitkannya insan dari alam kubur mulai dari insan pertama hingga insan terakhir
3. Yaumul Mahsyar : Masa dikumpulkannya insan dipadang mahsyar untuk dihisab / diperhitungkan amal kebaikan dan keburukanya.
4. Yaumul Hisab/ Mizan : Masa diperhitungkan / ditimbang amal kebaikan dan keburukan manusia
5. Syirot : Jembatan / jalan yang menghubungkan / mengantarkan insan kesurga atau neraka.
6. Surga : Tempat jawaban bagi orang yang beriman kepada Allah SWT.
7. Neraka : Tempat jawaban bagi orang yang ingkar kepada Allah SWT.
 Hari simpulan sama dengan hari kiamat. Para Ulama’ membagi simpulan zaman menjadi dua macam, yaitu simpulan zaman sugra dan simpulan zaman kubra.
  1. Kiamat Sugra, adalah simpulan zaman kecil, yaitu rusaknya sebagian makhluk, contohnya kematian dan terjadinya petaka menyerupai gempa bumi, gunung meletus, banjir dan sebagainya. 
  1. Kiamat Kubra, adalah simpulan zaman besar Adalah hancurnya alam semesta dengan segala isinya secara serempak, atau berakhirnya seluruh kehidupan makhluk alam ini secara serempak.
Nama-nama lain hari kiamat.
1. Alam Barzah (Yaumul Barzah)
       Alam barzah yang dikenal dengan alam kubur yang merupakan permulaan pintu gerbang menuju akhirat atau batas antara alam dunia dengan alam akhirat.
2. Yaumul Ba’as
       Yaumul ba’as yaitu hari dibangkitkannya insan dari alam kubur menuju ke padang mahsyar setelah ditiupkan sangkakala yang kedua oleh malaikat Israfil.
3. Yaumul Mahsyar
       Yaumul Mahsyar yaitu ketika dikumpulkannya seluruh insan yang dibangkitan tadi di sebuah padang yang sangat luas berjulukan padang Mahsyar.
4. Yaumul Mizan / Hisab
       Arti kata mizan yaitu timbangan, sedangkan hisab artinya perhitungan. Dua istilah ini sangat menyerupai maknanya sehingga antara yaumul mizan dan yaumul hisab sama maknanya.

Fungsi Iman Kepada Hari Kiamat
1. Menjadikan insan rajin beribadah
2. Mendorong insan selalu meminta ampun kepada Allah SWT
3. Mendorong insan untuk berperilaku baik
4. Berusaha menghindari perbuatan dan sikap yang tidak baik

Hikmah Iman Kepada Hari Kiamat
1. Dengan iman kepada hari simpulan senantiasa memotivasi untuk bersedekah kebajikan dengan lapang dada mengharap ridho Allah semata.
2. Senantiasa pula membendung niat-niat yang jelek apalagi melaksanakannya.
3. Menjauhkan diri dari asumsi-asumsi yang mengkiaskan apa yang ada di dunia ini dengan apa yang ada di akhirat.
4. Adanya rasa kebencian yang dalam kepada kema’siatan dan kebejatan moral yang mengakibatkan marah Allah di dunia dan di akhirat.
5. Menyejukkan dan menggembirakan hati orang-orang mukmin dengan segala kenikmatan alam abadi yang sama sekali tidak dirasakan di alam dunia ini.
6. Senantiasa tertanam kecintaan dan ketaatan terhadap Allah dengan mengharapkan mau’nah Nya pada hari itu.

Pengertian Dan Pola Qada Dan Qadar | Takdir Mubram Dan Muallaq Lengkap

Pengertian Qada dan Qadar
    Qada dan qadar dalam pembahasan rukun keyakinan merupakan satu kesatuan yang tidak sanggup dipisahkan. Kedua kata ini intinya mempunyai pengertian ketetapan, meskipun mengandung makna yang berlainan. Kata qada berdasarkan bahasa berarti keputusan atau ketetapan. Menurut istilah, qada yaitu keputusan atau ketetapan suatu rencana dari Allah untuk dilaksanakan. Qadar berdasarkan bahasa berarti jangka atau ukuran. Menurut istilah, qadar berarti rencana yang telah diberlakukan oleh Allah terhadap makhluk-Nya sehingga tidak sanggup diganggu gugat. Jadi perbedaan diantara Qada dan Qadar dapat kita simpulkan bahwa, Qada merupakan ketentuan Allah yang di dalamnya terdapat iradat-Nya untuk segala makhluk, sedangkan qadar merupakan perwujudan dari ketentuan yang ada. Kata qadar sanggup ditemukan dalam beberapa ayat yang berbunyi menyerupai berikut.
(وَخَلَقَ كُلَّ شَيْءٍ فَقَدَّرَهُ تَقْدِيرًا...)
Artinya: . . . . Dan Dia membuat segala sesuatu, kemudian memutuskan ukuranukurannya dengan tepat. (Q.S. al-Furqan [25]: 2)
Dengan demikian, segala yang terjadi di jagat raya ini, menyerupai peredaran matahari, bintang, bulan, rotasi bumi, dan orbit planet-planet, bukan suatu kebetulan, melainkan sudah ditentukan oleh Allah adanya. Semua itu tidak akan sanggup berjalan dengan teratur kalau Allah Swt. tidak menghendaki dan mengaturnya. Perhatikan firman Allah Swt. berikut.
(وَالشَّمْسُ تَجْرِي لِمُسْتَقَرٍّ لَّهَا ۚ ذَٰلِكَ تَقْدِيرُ الْعَزِيزِ الْعَلِيمِ)
Artinya: Dan matahari berjalan di tempat peredarannya. Demikianlah ketetapan (Allah) Yang Maha perkasa, Maha Mengetahui. (Q.S. Yasin [36]: 38)
Ayat di atas menegaskan bahwa matahari yang beredar di tempat peredarannya telah ditetapkan oleh Allah Swt. Oleh lantaran sudah ditetapkan Allah Swt., matahari dan alam raya berjalan sesuai dengan ketetapan-
Nya atau sering diistilahkan dengan sunnatullah. (Quraisy Shihab. 1997. Halaman 63)
 Qada dan qadar dalam pembahasan rukun keyakinan merupakan satu kesatuan yang tidak sanggup dipis Pengertian dan Contoh Qada dan Qadar | Takdir Mubram dan Muallaq Lengkap
Matahari berjalan sesuai dengan qada dan qadar yang ditentukan Allah.
Jelaslah sudah bahwa segala yang terjadi di alam semesta berdasarkan qada dan qadar-Nya. Kebahagiaan dan kesengsaraan yang dirasakan insan merupakan qada dan qadar-Nya. Bencana yang menimpa merupakan qada dan qadar-Nya. Allah Swt. berfirman menyerupai berikut.
مَا أَصَابَ مِن مُّصِيبَةٍ فِي الْأَرْضِ وَلَا فِي أَنفُسِكُمْ إِلَّا فِي كِتَابٍ مِّن قَبْلِ أَن نَّبْرَأَهَا ۚ إِنَّ ذَٰلِكَ عَلَى اللَّهِ يَسِيرٌ
Artinya: Setiap tragedi yang menimpa di bumi dan yang menimpa dirimu sendiri, semuanya telah tertulis dalam Kitab (Lauh Mahfuz) sebelum Kami mewujudkannya. Sungguh, yang demikian itu gampang bagi Allah. (Q.S.al-Hadid [57]: 22)
    Ketetapan Allah bahkan berlaku pula untuk segala sesuatu yang terdapat di alam raya. Hal ini sanggup ditemukan dalam hadis Rasulullah saw. yang artinya, ”Sesungguhnya seorang kau telah dikumpulkan kejadiannya di dalam perut ibunya selama 40 hari, kemudian berada di sana menyerupai tadi (40 hari) dalam bentuk segumpal darah, selanjutnya masih berada di sana menyerupai tadi dalam bentuk segumpal daging. Setelah itu, Allah mengutus seorang malaikat yang diperintahkan untuk menulis empat kalimat, yaitu wacana amal perbuatannya, rezekinya, kesengsaraannya atau kebahagiaannya. Kemudian ditiupkan roh kepadanya.”
(H.R. Bukhari)
Berdasarkan terjemah hadis di atas diketahui bahwa sejak masih dalam kandungan ketentuan Allah Swt. terhadap sang bayi telah ditetapkan. Meskipun demikian, kita tidak boleh berpangku tangan dan bersikap apatis terhadap qada dan qadar-Nya. Hal ini lantaran takdir Allah Swt. ada yang mengikutsertakan perjuangan insan di dalamnya.

Contoh Qada dan Qadar
    Contoh qada dan qadar Allah Swt. banyak kita temukan dalam keseharian. Misalnya ketentuan yang terjadi pada alam semesta, manusia, dan makhluk yang lain. Dengan demikian, kita perlu memahami peristiwa-peristiwa yang terkait erat dengan qada dan qadar Allah Swt. tersebut.
 Qada dan qadar dalam pembahasan rukun keyakinan merupakan satu kesatuan yang tidak sanggup dipis Pengertian dan Contoh Qada dan Qadar | Takdir Mubram dan Muallaq Lengkap
1. Penciptaan Alam Semesta
    Allah Swt. telah membuat alam semesta dan Dia juga yang mengaturnya. Allah Swt. memutuskan aturan tertentu bagi alam semesta supaya tetap sanggup berjalan dan tidak binasa. Ini salah satu wujud takdir Allah Swt. Jika alam semesta ini berjalan berdasarkan aturan alam semata tanpa ada ketentuan dari Allah, tentu akan rusak. Contoh, matahari akan bebas terbit sehari dan terbenam dalam beberapa hari. Bumi akan bebas beredar dan berotasi untuk beberapa jam serta berhenti untuk beberapa jam kemudian. Demikian pula dengan bulan dan bintang akan berjalan dengan kehendaknya sendiri. Jika hal ini dibiarkan, alam semesta tidak akan lestari. Alam semesta akan rusak lantaran tanpa ada kendali yang telah ditetapkan Allah. Oleh lantaran itu, untuk kesempurnaan makhluk, aturan alam juga selalu berjalan berdasarkan takdir Allah Swt.
2. Takdir Allah pada Binatang
    Ada banyak bukti yang memperlihatkan rujukan takdir Allah Swt. pada binatang. Ada beberapa binatang yang mempunyai kekuatan melebihi manusia, tetapi ditundukkan oleh Allah Swt. untuk sanggup dimanfaatkan bagi kepentingan manusia. Misalnya, adanya binatang-binatang ternak menyerupai kuda, unta, kerbau, atau kambing. Untuk memperjelas, kita sanggup mengambil rujukan berikut. Di sekitar kalian tentu ada binatang berjulukan kerbau. Kerbau mempunyai kekuatan melebihi manusia. Dengan qada dan qadar-Nya kerbau sanggup ditundukkan dan sanggup dimanfaatkan insan untuk membajak sawah. Untuk memantapkan keyakinan, simaklah ayat yang artinya, ”Dan tidakkah mereka melihat bahwa Kami telah membuat binatang ternak untuk mereka, yaitu sebagian dari apa yang telah Kami ciptakan dengan kekuasaan Kami, kemudian mereka menguasainya? Dan Kami menundukkannya (hewan-hewan itu) untuk mereka; kemudian sebagiannya untuk menjadi tunggangan mereka dan sebagian untuk mereka makan. Dan mereka memperoleh aneka macam manfaat dan minuman darinya. Maka mengapa mereka tidak bersyukur?” (Q.S. Yasin [36]: 71–73)
3. Takdir pada Tumbuh-Tumbuhan
    Contoh takdir Allah Swt pada tumbuhan sanggup kita ambil dari ketika kita berupaya membudidayakan tumbuhan dengan memakai bibit unggul, lahan yang subur, pengairan yang baik, ternyata tidak menjamin bahwa tumbuhan yang kita tanam tersebut tumbuh dengan baik. Bisa jadi sebaliknya, menjadi gagal panen lantaran timbulnya kerusakan tanpa diketahui penyebabnya. Kondisi di atas memperlihatkan takdir Allah dalam hal mengurusi makhluk tumbuhan. Allah Swt. berfirman yang artinya, ”Dan harta kekayaannya dibinasakan, kemudian beliau membolak-balikkan kedua telapak tangannya (tanda menyesal) terhadap apa yang telah beliau belanjakan untuk itu, sedang pohon anggur roboh bersama penyangganya (parapara) kemudian beliau berkata, ”Betapa sekiranya dahulu saya tidak mempersekutukan Tuhanku dengan sesuatu pun.” (Q.S. al-Kahfi [18]:42)
 Qada dan qadar dalam pembahasan rukun keyakinan merupakan satu kesatuan yang tidak sanggup dipis Pengertian dan Contoh Qada dan Qadar | Takdir Mubram dan Muallaq Lengkap
4. Penciptaan Lingkungan Hidup
    Takdir Allah juga tampak kalau kita mencermati lingkungan sekitar. Allah Swt. dengan kehendak-Nya telah menakdirkan daerah-daerah tertentu mempunyai curah hujan tinggi, sementara tempat lainnya kering atau jarang turun hujan. Atas ketetapan takdir Allah pada lingkungan tersebut insan sanggup membuat peta dengan mencantumkan batas-batas tempat dengan curah hujan tinggi dan tempat yang kering. Akan tetapi, Allah Swt. sanggup memutuskan suatu tempat yang semula banyak curah hujan menjelma kering tanpa hujan. Sebaliknya, tempat yang semula kering bisa juga menjelma subur. Perubahan yang terjadi di lingkungan sekitar kita tersebut tidak disebabkan oleh aturan lantaran akhir semata. Akan tetapi, Allah Maha Berkehendak dengan takdir-Nya.
5. Takdir Allah pada Manusia
    Contoh takdir yang telah ditetapkan Allah pada insan yaitu dalam hal proses penciptaan manusia. Sebagaimana makhluk-makhluk lainnya, insan lahir disebabkan adanya korelasi antara pria dan perempuan. Jika pria dan wanita melaksanakan korelasi kelamin, akan terjadi kehamilan dan lahirlah anak atau bayi. Hal ini yang berlaku dalam aturan lantaran akibat. Kenyataannya, proses tersebut kadang tidak berakhir dengan lahirnya anak. Simak ayat yang artinya, ”Milik Allah-lah kerajaan langit dan bumi; Dia membuat apa yang Dia kehendaki, memperlihatkan anak wanita kepada siapa yang Dia kehendaki dan memperlihatkan anak pria kepada siapa yang Dia kehendaki, atau Dia menganugerahkan jenis pria dan perempuan, dan mengakibatkan mandul siapa yang Dia kehendaki. Dia Maha Mengetahui, Mahakuasa. (Q.S. asy-Syura [42]:49–50)
    Ayat di atas menjelaskan bahwa Allah Swt. memutuskan dalam aturan lantaran akhir bahwa kalau pria berafiliasi dengan perempuan, lahirlah anak. Akan tetapi, Allah Swt. memperlihatkan kebesaran takdir-Nya dengan tidak membuat anak untuk insan sebagai peringatan supaya kita tidak hanya yakin pada kepastian lantaran dan akibat. Dengan aneka macam rujukan yang disebutkan di atas, seharusnya kita menjadi semakin mantap dalam meyakini qada dan qadar Allah. Keyakinan yang kukuh terhadap takdir Allah memperlihatkan dampak yang positif bagi hidup kita.
 Qada dan qadar dalam pembahasan rukun keyakinan merupakan satu kesatuan yang tidak sanggup dipis Pengertian dan Contoh Qada dan Qadar | Takdir Mubram dan Muallaq Lengkap

Pengertian Iman kepada Qada dan Qadar
    Agar kita lebih memahami pengertian keyakinan kepada qada dan qadar, kita perlu memahami pengertian keyakinan terlebih dahulu. Iman berarti membenarkan dalam hati, diucapkan dengan lisan, dan diamalkan dengan anggota badan. Pengertian Qada dan qadar secara sederhana diartikan dengan keputusan atau ketetapan dari Allah atau yang sering kita sebut dengan takdir. Dengan demikian, beriman kepada qada dan qadar berarti membenarkan dengan hati wacana keputusan atau ketetapan Allah Swt. yang diikrarkan dengan mulut dan dibuktikan dengan amal perbuatan. Iman kepada qada dan qadar merupakan penggalan rukun iman.
     Ada beberapa dalil yang menjelaskan wacana keyakinan kepada qada dan qadar. Salah satunya dalam hadis sebagaimana dijelaskan Rasulullah yang diceritakan oleh Umar r.a., ”Suatu kali kami (Umar r.a. dan para sahabat) tengah berada dalam sebuah majelis bersama Rasulullah saw. Tiba-tiba tampak di tengah kami seorang pria yang berpakaian serba putih, berambut sangat hitam, tidak terlihat padanya gejala bekas perjalanan dan tidak ada seorang pun di antara kami yang mengenalnya. Selanjutnya, ia duduk di hadapan Rasulullah serta menyandarkan lututnya pada lutut Nabi (Muhammad) dan meletakkan tangannya di atas paha Nabi (Muhammad). Selanjutnya ia berkata, ”Hai Muhammad, beri tahukan kepadaku wacana Islam!” Rasulullah saw. menjawab, ”Islam itu, engkau bersaksi bahwa bekerjsama tiada Tuhan selain Allah dan bekerjsama Muhammad itu utusan Allah, engkau mendirikan salat, mengeluarkan zakat, berpuasa pada bulan Ramadan, dan mengerjakan haji ke Baitullah kalau engkau bisa melakukannya.” Orang itu berkata, ”Engkau benar.” Kami pun heran, ia bertanya kemudian membenarkan. Orang itu berkata lagi, ”Beri tahukan kepadaku wacana iman!” Nabi saw. menjawab, ”Engkau beriman kepada Allah, kepada malaikat-Nya, kepada kitab-kitab-Nya, kepada utusan-utusan-Nya, kepada hari kiamat, dan kepada takdir yang baik maupun yang buruk.” Berkatalah orang tadi, ”Engkau benar.”. . . . (H.R. Muslim).
    Hadis yang diceritakan di atas dengan terang menempatkan takdir atau qada dan qadar sebagai salah satu rukun iman. Dengan demikian, seseorang yang beriman kepada Allah Swt., malaikat, kitab, rasul, dan hari akhir, belum tepat kalau tidak beriman kepada takdir atau qada dan qadar Allah Swt. Beriman kepada qada dan qadar Allah Swt. berarti meyakini adanya ketetapan-Nya yang berlaku terhadap seluruh makhluk.

Macam-Macam dan Contoh Takdir
    Qada dan qadar sering juga diistilahkan dengan takdir Allah. Jika kita membahas wacana takdir Allah dengan sendirinya berarti membahas wacana qada dan qadar. Demikian juga sebaliknya, pada dikala membahas persoalan takdir berarti membahas wacana qada dan qadar Allah Swt. Takdir berdasarkan bahasa berarti ketetapan. Ada yang mengartikan takdir dengan meyakini adanya ketetapan Allah yang berlaku terhadap segala makhluk-Nya, baik ketentuan yang telah, sedang, maupun yang akan terjadi. Dengan demikian, sanggup dipahami bahwa takdir berarti hasil perpaduan dari ketetapan, baik dalam qada maupun qadar Allah. (Ensiklopedi Islam 5. 1994. Halaman 47)
    Pemahaman takdir di sini tentu agak berlainan dengan yang terjadi dalam masyarakat. Sementara ini ada yang memahami takdir sekadar sebagai penyebab segala sesuatu sehingga seolah-olah takdir dipahami secara negatif. Seperti ungkapan, ”Sudah takdirnya kita bodoh, memang takdirnya kita tidak bisa bermain bagus,” dan beberapa ungkapan negatif yang lain. Pada dasarnya ada takdir yang mutlak berada dalam kuasa Allah Swt. dan tidak bisa dielakkan. Ada juga ketentuan Allah yang sanggup berubah melalui perjuangan atau ikhtiar makhluk dengan izin-Nya. Dengan demikian, takdir secara garis besar sanggup dibagi menjadi dua macam yaitu:
1. Takdir Mubram
    Secara bahasa, mubram artinya sesuatu yang sudah niscaya dan tidak sanggup dielakkan. Takdir mubram secara istilah sanggup diartikan dengan ketetapan Allah Swt. yang niscaya terjadi pada setiap makhluk
sehingga tidak bisa ditolak atau ditawar-tawar lagi. Ada banyak ketetapan yang niscaya terjadi, rujukan takdir mubram yaitu insiden hari kiamat, jenis kelamin ataukah waktu kematian, jodoh, dan beberapa insiden lainnya. Atas insiden tersebut seluruhnya telah diatur oleh Allah Swt. Manusia tidak turut menentukannya. Tidak ada insan yang mengetahui jodoh atau memesan jenis kelamin sebelum kelahirannya.
2. Takdir Mu‘allaq
    Mu‘allaq secara bahasa artinya sesuatu yang digantungkan atau ditunda. Kebalikan dari takdir mubram, takdir mu‘allaq yaitu ketentuan Allah yang mungkin sanggup diubah oleh insan melalui usaha-usaha yang dilakukannya kalau Allah Swt. mengizinkan. Dengan demikian, dalam takdir mu’allaq keputusan Allah Swt. tergantung dengan upaya atau perjuangan insan sendiri tentunya dengan izin-Nya.
Keberadaan takdir mu‘allaq mengakibatkan insan harus berusaha untuk menggapai cita-cita. Manusia tidak boleh hanya berdiam diri untuk mengubah nasibnya. Dalil yang menjelaskan wacana ketentuan takdir mu‘allaq yaitu firman Allah Swt. yang berbunyi menyerupai berikut.
...إِنَّ اللَّهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّىٰ يُغَيِّرُوا مَا بِأَنفُسِهِمْ...
Artinya: Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri . . . . (Q.S. ar-Ra‘d [13]: 11)
Berdasarkan ayat di atas, kalau kita tidak mau berusaha mengubah diri sendiri, Allah Swt. pun tidak akan mengubahnya.
    Contoh takdir Muallaq yaitu ketetapan wacana kemampuan ilmu, banyaknya harta, terjaga kesehatan, keselamatan diri, dan aneka macam insiden lain. Ketetapan Allah Swt. menyangkut hal-hal tersebut tergantung pada perjuangan insan itu sendiri. Dengan demikian, ikhtiar atau perjuangan harus dilakukan insan kemudian berdoa memohon keberhasilan perjuangan tersebut. Selanjutnya, kita menyerahkan sepenuhnya hasil perjuangan yang telah dilakukan kepada Allah Swt. Apa pun hasil perjuangan yang telah ditetapkan Allah Swt. kita terima dengan tulus dan lapang dada.
 Qada dan qadar dalam pembahasan rukun keyakinan merupakan satu kesatuan yang tidak sanggup dipis Pengertian dan Contoh Qada dan Qadar | Takdir Mubram dan Muallaq Lengkap
Besar kecilnya kekayaan yang diperoleh, dipengaruhi oleh perjuangan manusia.

Ciri-Ciri Iman kepada Qada dan Qadar
    Iman kepada qada dan qadar harus dilakukan secara sempurna, yaitu dengan meyakini dalam hati, diikrarkan dengan mulut dan dibuktikan dengan amal perbuatan. Seseorang yang beriman kepada qada dan qadar harus sanggup membuktikannya dengan berinfak kebajikan dalam hidup sehari-hari. Seseorang yang beriman kepada qada dan qadar Allah Swt. sanggup dilihat dari tingkah laris dan perbuatannya. Secara khusus, keyakinan kepada qada dan qadar sanggup ditunjukkan dengan ciri-ciri sebagai berikut:
1. Rajin Beribadah
    Segala sesuatu yang terjadi di dunia ini merupakan qada dan qadar Allah Swt. yang tidak sanggup ditolak oleh makhluk. Keyakinan yang mantap terhadap qada dan qadar Allah akan mendorong seseorang semakin ulet dalam beribadah. Beribadah untuk mendekatkan diri kepada Allah Swt. Dengan kebesaran dan kehendak Allah Swt., kita menjadi tidak ragu lagi untuk semakin mendekatkan diri kepada-Nya.
2. Meyakini Kebesaran Allah
    Seseorang yang beriman kepada qada dan qadar Allah berarti telah meyakini kebesaran-Nya. Apa pun yang menjadi ketetapan Allah Swt. merupakan keputusan terbaik di sisi-Nya sehingga kita dihentikan menyalahkan atau berkeluh kesah. Ketetapan Allah Swt. bagi insan merupakan yang terbaik baginya. Musibah yang menimpa merupakan cobaan dan insan niscaya bisa menanggungnya. Oleh lantaran Allah Swt. tidak akan menurunkan cobaan kalau makhluk tidak bisa menanggungnya.
3. Bersungguh-sungguh dalam Bekerja
    Untuk mencapai apa pun yang kita inginkan harus disertai perjuangan dan kerja keras. Keimanan kepada qada dan qadar mendorong seseorang untuk bekerja keras. Hal ini lantaran tidak ada seorang pun yang mengetahui dengan niscaya qada dan qadar Allah Swt. yang akan terjadi. Dengan demikian, seseorang terdorong untuk berusaha dan bekerja keras dengan harapan memperoleh hasil yang terbaik dari Allah Swt. Bayangkan kalau seseorang telah mengetahui suatu hasil sebelum perjuangan dilakukan, ia akan menjadi malas untuk berusaha.
 Qada dan qadar dalam pembahasan rukun keyakinan merupakan satu kesatuan yang tidak sanggup dipis Pengertian dan Contoh Qada dan Qadar | Takdir Mubram dan Muallaq Lengkap
Bersungguh-sungguh dalam bekerja merupakan gejala keyakinan kepada takdir Allah.
4. Bertawakal kepada Allah Swt
    Segala sesuatu terjadi atas kehendak Allah. Qada dan qadar-Nya berlaku bagi semua makhluk tidak hanya bagi manusia. Oleh lantaran itu, mengimani qada dan qadar Allah Swt. membimbing kita untuk selalu bertawakal, yaitu berserah diri kepada Allah Swt. sehabis perjuangan maksimal dilakukan. Bertawakal kepada Allah Swt. dilakukan lantaran hanya Dia yang berkuasa untuk mewujudkan segala sesuatu. Iman kepada qada dan qadar Allah Swt. harus sekaligus mengimani bahwa Dia dengan segala kekuasaan-Nya. Misalnya, mengimani Allah Swt. sebagai Zat Yang Mahatahu dan menguasai ilmu, ketetapan-ketetapan-Nya, dan kehendak-Nya yang tidak tergantung pada makhluk, serta kemampuan dalam mencipta dan mengatur makhluk-Nya.

Iman Kepada Rasul-Rasul Allah


A. Pengertian Iman Kepada Rasul-rasul Allah
     Iman kepada Rasul Allah termasuk rukun keyakinan yang keempat dari enam rukun yang wajib diimani oleh setiap umat Islam. Yang dimaksud keyakinan kepada para rasul ialah meyakini dengan sepenuh hati bahwa para rasul yakni orang-orang yang telah dipilih oleh Allah swt. untuk mendapatkan wahyu dariNya untuk disampaikan kepada seluruh umat insan biar dijadikan pedoman hidup demi memperoleh kebahagiaan di dunia dan di akhirat.

    Di antara para rasul itu ada yang diceritakan kisahnya di dalam Al-Quran dan ada yang tidak.
"Dari Abu Dzar ia berkata: Saya bertanya, wahai Rasulullah : berapa jumlah para nabi? Beliau menjawab: Jumlah para Nabi sebanyak 124.000 orang dan di antara mereka yang termasuk rasul sebanyak 315 orang suatu jumlah yang besar." (H.R. Ahmad)

    Berdasarkan hadis di atas jumlah nabi dan rasul ada 124.000 orang, diantaranya ada 315 orang yang diangkat Allah swt. menjadi rasul. Diantara 315 orang nabi dan rasul itu, ada 25 orang yang nama dan sejarahnya tercantum dalam Al Alquran dan mereka inilah yang wajib kita ketahui, yaitu:
1. Adam AS. 
       bergelar Abu al-Basyar (Bapak semua manusia) atau insan pertama yang Allah swt. ciptakan, tanpa Bapak dan tanpa Ibu, terjadi atas perkenanNya “ Kun Fayakun” artinya “ Jadilah ! , maka terjelmalah Adam.”Usia nabi Adam mencapai 1000 tahun.
2. Idris AS. 
       yakni keturunan ke 6 dari nabi Adam. Beliau diangkat menjadi Rasul setelah berusia 82 tahun. Dilahirkan dan dibesarkan di sebuah kawasan berjulukan Babilonia. Beliau berguru kepada nabi Syits AS.
3. Nuh AS. 
       yakni keturunan yang ke 10 dari nabi Adam. Usianya mencapai 950 tahun. Umat dia yang membangkang ditenggelamkan oleh Allah swt. dalam banjir yang dahsyat. Sedangkan dia dan umatnya diselamatkan oleh Allah swt. lantaran naik perahu yang sudah dia persiapkan atas petunjuk Allah swt.
4. Hud AS. 
       yakni seorang rasul yang diutus kepada bangsa ‘Ad yang menempati kawasan Ahqaf, terletak diantara Yaman dan Aman (Yordania) hingga Hadramaut dan Asy-Syajar, yang termasuk wilayah Saudi Arabia.
5. Shaleh AS.
       Beliau masih keturunan nabi Nuh AS. diutus untuk bangsa Tsamud, menempati kawasan Hadramaut, yaitu daratan yang terletak antara Yaman dan Syam (Syiria). Kaum Tsamud bergotong-royong masih keturunan kaum ‘Ad.
6. Ibrahim AS. 
       putra Azar si pembuat patung berhala. Dilahirkan di Babilonia, yaitu kawasan yang terletak antara sungai Eufrat dan Tigris. Sekarang termasuk wilayah Irak. Beliau berseteru dengan raja Namrud, sehingga dia dibakarnya dalam api yang sangat dahsyat, tetapi Nabi Ibrahim tidak mempan dibakar, lantaran diselamatkan Allah swt. Beliau juga dikenal sebagai Abul Anbiya (bapaknya para nabi), lantaran anak cucunya banyak yang menjadi nabi dan rasul. Syari’at dia banyak diamalkan oleh Nabi Muhammad saw. antara lain dalam ibadah haji dan Ibadah Qurban, termasuk khitan.
7. Luth AS. 
       Beliau keponakan nabi Ibrahim, dan dia banyak berguru agama dari nabi Ibrahim. Diutus oleh Allah swt. kepada kaum Sodom, pecahan dari wilayah Yordania. Kaum nabi Luth dihancurkan oleh Allah swt. dengan diturunkan hujan kerikil bercampur api lantaran kedurhakaannya kepada Allah swt, terutama lantaran sikap mereka yang suka mensodomi kaum laki-laki.
8. Ismail AS. 
       yakni putra nabi Ibrahim AS. bersama ayahnya membangun (merenovasi) Ka’bah yang menjadi kiblat umat Islam. Beliau yakni seorang anak yang dikurbankan oleh ayahnya Ibrahim, sehingga menjadi dasar pensyari’atan ibadah Qurban bagi umat Islam.
9. Nabi Ishak AS. 
       putra Nabi Ibrahim dari isterinya, Sarah. Makara nabi Ismail dengan nabi Ishak yakni saudara sebapak, berlainan ibu.
10. Ya’qub AS. 
       yakni putra Ishaq AS. Beliaulah yang menurunkan 12 keturunan yang dikenal dalam Al Alquran dengan sebutan al Asbath, diantaranya yakni nabi Yusuf yang kelak akan menjadi raja dan rasul Allah swt.
11. Yusuf AS.
       putra nabi Ya’qub AS.Beliaulah nabi yang dikisahkan dalam al Alquran sebagai seorang yang mempunyai paras yang tampan, sehingga semua perempuan bisa tergila-gila melihat ketampanannya, termasuk Zulaiha isteri seorang pembesar Mesir (bacalah kisahnya dalam Q.S. surah yusuf).
12. Ayyub AS. 
       yakni putra Ish . Ish yakni saudara kandung Nabi Ya’qub AS. berarti paman nabi Yusuf AS. Makara nabi Ayyub dan nabi Yusuf yakni saudara sepupu. Nabi Ayyub digambarkan dalam Al Alquran sebagai orang yang sangat sabar. Beliau diuji oleh Allah swt. dengan penyakit kulit yang sangat dahsyat, tetapi tetap bersabar dalam beribadah kepada Allah swt. (bacalah kembali kisahnya)
13. Dzulkifli AS. 
       putra nabi Ayyub AS. Nama aslinya yakni Basyar yang diutus sehabis Ayyub, dan Allah memberi nama Dzulkifli lantaran ia senantiasa melaksanakan ketaatan dan memeliharanya secara berkelanjutan
14. Syu’aib AS.
       masih keturunan nabi Ibrahim. Beliau tinggal di kawasan Madyan, suatu perkampungan di kawasan Mi’an yang terletak antara syam dan hijaz bersahabat danau luth. Mereka yakni keturunan Madyan ibnu Ibrahim a.s.
15. Yunus AS. 
       yakni keturunan Ibrahim melalui Bunyamin, saudara kandung Yusuf putra nabi Ya’qub. Beliau diutus ke wilayah Ninive, kawasan Irak. Dalam sejarahnya dia pernah ditelan ikan hiu selama 3 hari tiga malam didalam perutnya, kemudian diselamatkan oleh Allah swt.
16. Musa AS. 
       yakni masih keturunan nabi Ya’qub. Beliau diutus kepada Bani Israil. Beliau diberi kitab suci Taurat oleh Allah swt.
17. Harun AS. 
       yakni saudara nabi Musa AS. Yang sama-sama berdakwah di kalangan Bani Israil di Mesir.
18. Dawud AS.
       yakni seorang panglima perang bani Israil yang diangkat menjadi nabi dan rasul oleh Allah swt, diberikan kitab suci yaitu Zabur. Beliau punya kemampuan melunakkan besi, suka tirakat, yaitu puasa dalam waktu yang lama. Caranya dengan berselang-seling, sehari puasa, sehari tidak.
19. Sulaiman AS. 
       yakni putra Dawud. Beliau juga populer sebagai seorang raja yang kaya raya dan bisa berkomunikasi dengan hewan (bisa bahasa binatang).
20. Ilyas AS. 
       yakni keturunan Nabi Harun AS. diutus kepada Bani Israil. Tepatnya di wilayah seputar sungai Yordan.
21. Ilyasa AS. 
       berdakwah bersama nabi Ilyas kepada bani Israil. Meskipun umurnya tidak sama, Nabi Ilyas sudah tua, sedangkan nabi Ilyasa masih muda. Tapi keduanya saling pundak membahu berdakwah di kalangan Bani Israil.
22. Zakaria AS. 
       seorang nabi yang dikenal sebagai pengasuh dan pembimbing Siti Maryam di Baitul Maqdis, perempuan suci yang kelak melahirkan seorang nabi, yaitu Isa AS.
23. Yahya AS. 
       yakni putra Zakaria. Kelahirannya merupakan keajaiban, lantaran terlahir dari seorang ibu dan ayah (nabi Zakaria) yang ketika itu sudah bau tanah renta, yang secara lahiriyah mustahil lagi bisa melahirkan seorang anak.
24. Isa AS. 
       yakni seorang nabi yang lahir dari seorang perempuan suci, Siti Maryam. Ia lahir atas kehendak Allah swt, tanpa seorang bapak. Beliau diutus oleh Allah swt. kepada umat Bani Israil dengan membawa kitab Injil. Beliaulah yang dianggap sebagai Yesus Kristus oleh umat Kristen.
25. Muhammad SAW. 
       putra Abdullah, lahir dalam keadaan Yatim di tengah-tengah masyarakat Arab jahiliyah. Beliau yakni nabi terakhir yang diberi wahyu Al Alquran yang merupakan kitab suci terakhir pula.

B.Tugas Para Rasul
    Tugas pokok para rasul Allah ialah memberikan wahyu yang mereka terima dari Allah swt. kepada umatnya. Tugas ini sungguh sangat berat, tidak jarang mereka mendapatkan tantangan, penghinaan, bahkan siksaan dari umat manusia. Karena begitu berat kiprah mereka, maka Allah swt. memperlihatkan keistimewaan yang luar biasa yaitu berupa mukjizat.
    Mukjizat ialah suatu keadaan atau peristiwa luar biasa yang dimiliki para nabi atau rasul atas izin Allah swt. untuk mengambarkan kebenaran kenabian dan kerasulannya, dan sebagai senjata untuk menghadapi musuh-musuh yang menentang atau tidak mau mendapatkan pedoman yang dibawakannya.
Adapun kiprah para nabi dan rasul yakni sebagai berikut:
1. Mengajarkan aqidah tauhid, yaitu menanamkan keyakinan kepada umat insan bahwa:
a. Allah yakni Dzat Yang Maha Kuasa dan satu-satunya dzat yang harus disembah (tauhid ubudiyah)
b. Allah yakni maha pencipta, pencipta alam semesta dan segala isinya serta mengurusi, mengawasi dan mengaturnya dengan sendirinya (tauhid rububiyah)
c. Allah yakni dzat yang pantas dijadikan Tuhan, sembahan insan (tauhid uluhiyah)
d. Allah mempunyai sifat-sifat yang berbeda dengan makhluqNya (tauhid sifatiyah)
2. Mengajarkan kepada umat insan bagaimana cara menyembah atau beribadah kepada Allah swt.  Ibadah kepada Allah swt. sudah dicontohkan dengan pasti oleh para rasul, tidak boleh dibikin-bikin atau direkayasa. Ibadah dalam hal ini yakni ibadah mahdhah ibarat salat, puasa dan sebagainya. Menambah-nambah, merekayasa atau menyimpang dari apa yang telah dicontohkan oleh rasul termasuk kategori “bid’ah,” dan bid’ah yakni kesesatan.
3. Menjelaskan hukum-hukum dan batasan-batasan bagi umatnya, mana hal-hal yang dihentikan dan mana yang harus dikerjakan berdasarkan perintah Allah swt.
4. Memberikan contoh kepada umatnya bagaimana cara menghiasi diri dengan sifat-sifat yang utama ibarat berkata benar, sanggup dipercaya, menepati janji, sopan kepada sesama, santun kepada yang lemah, dan sebagainya.
5. Menyampaikan kepada umatnya ihwal berita-berita mistik sesuai dengan ketentuan yang digariskan Allah swt.
6. Memberikan kabar gembira bagi siapa saja di antara umatnya yang patuh dan taat kepada perintah Allah swt. dan rasulNya bahwa mereka akan mendapatkan tanggapan surga, sebagai puncak kenikmatan yang luar biasa. Sebaliknya mereka membawa kabar derita bagi umat insan yang berbuat zalim (aniaya) baik terhadap Allah swt, terhadap insan atau terhadap makhluq lain, bahwa mereka akan dibalas dengan neraka, suatu puncak penderitaan yang tak terhingga.(Q.S. al Bayyinah: 6-8)
    Tugas-tugas rasul di atas, ditegaskan secara singkat oleh nabi Muhammad saw.dalam sabdanya sebagai berikut:
Dari Abi Hurairah r.a. ia berkata: Rasulullah saw. pernah bersabda: Sesungguhnya saya diutus untuk menyempurnakan akhlaq yang mulia. (H.R. Ahmad bin Hanbal)

C.Tanda-Tanda Beriman Kepada Rasul-rasul Allah
    Di antara gejala orang yang beriman kepada rasul-rasul Allah yakni sebagai berikut:
1.Teguh keimanannya kepada Allah swt
    Semakin berpengaruh keimanan seseorang kepada para rasul Allah, maka akan semakin berpengaruh pula keimanannya kepada Allah swt. Ketaatan kepada para rasul yakni bukti keimanan kepada Allah swt. Seseorang tidak bisa dikatakan beriman kepada Allah swt. tanpa disertai keimanan kepada rasulNya. Banyak ayat al Alquran yang menyuruh taat kepada Allah swt. disertai ketaatan kepada para rasulNya, antara lain dalam surah An Nisa ayat 59, Ali Imran ayat 32, Muhammad ayat 33 dan sebagainya.
    Dua kalimat syahadat sebagai rukun Islam pertama yakni pernyataan seorang muslim untuk tidak memisahkan antara keimanan kepada Allah swt. di satu sisi, dan keimanan kepada Rasulullah di sisi lainnya. Dalam bahasa lain, beriman kepada para rasul Allah dengan melaksanakan segala sunah-sunahnya dan menghindari apa yang dilarangnya yakni dalam rangka ketaatan kepada Allah swt.
2. Meyakini kebenaran yang dibawa para rasul
    Kebenaran yang dibawa para rasul tidak lain yakni wahyu Allah baik yang berupa Al-Quran maupun hadis-hadisnya. Meyakini kebenaran wahyu Allah yakni problem yang sangat prinsip bagi siapapun yang mencari jalan keselamatan, lantaran wahyu Allah sebagai sumber petunjuk bagi manusia.
    Seseorang akan bisa meyakini kebenaran wahyu Allah, kalau terlebih dahulu dia beriman kepada rasul Allah sebagai pembawa wahyu tersebut. Mustahil ada orang yang eksklusif bisa mendapatkan suatu kebenaran yang dibawa oleh orang lain, padahal dia tidak yakin bahkan tidak mengenal terhadap sipembawa kebenaran tersebut.
Allah menjelaskan dalam surah Al Baqarah ayat 285 yang artinya sebagai berikut:
“Rasul telah beriman kepada Al-Quran yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, dan rasul-rasul-Nya.”(Q.S. Al Baqarah 285)
    Bagi tiap-tiap orang yang beriman wajib meyakini kebenaran yang dibawa oleh para rasul, kemudian mengamalkan atau menepati kebenaran tersebut. Bagi umat Nabi Muhammad saw. tentulah kebenaran atau pedoman yang diamalkannya ialah yang dibawa oleh Nabi Muhammad saw.
3. Tidak membeda-bedakan antara rasul yang satu dengan yang lain
    Dengan beriman kepada rasul-rasul Allah otomatis berarti tidak membeda-bedakan antara rasul yang satu dengan rasul yang lain. Artinya seorang mukmin dituntut untuk meyakini kepada semua rasul yang pernah diutus oleh Allah swt. Tidak akan terlintas sedikitpun dalam hatinya untuk merendahkan salahsatu dari rasul-rasul Allah atau beriman kepada sebagian rasul dan kufur kepada sebagian yang lain. Sikap seorang mukmin yakni ibarat yang digambarkan oleh Allah swt. dalam surah Al Baqarah ayat 285: yang artinya sebagai berikut:
"...Kami tidak membeda-bedakan antara seseorang pun (dengan yang lain) dari rasul-rasulNya." Dan mereka mengatakan: "Kami dengar dan kami taat." (Mereka berdo'a): "Ampunilah kami ya Tuhan kami, dan kepada Engkaulah tempat kembali." (Q.S. Al-Baqarah : 285)
4. Menjadikan para rasul sebagai uswah hasanah
    Para rasul yang ditetapkan oleh Allah swt. untuk memimpin umatnya yakni orang-orang pilihan di antara mereka. Sebelum mendapatkan wahyu dari Allah swt, mereka yakni orang-orang yang terpandang di lingkungan umatnya, sehingga selalu menjadi pola sikap atau suri tauladan bagi orang-orang di lingkungannya.Apalagi setelah mendapatkan wahyu, keteladanan mereka tidak diragukan lagi, lantaran mereka selalu menerima bimbingan dari Allah swt.
Dalam surah Al Ahzab ayat 21 Allah swt. menegaskan sebagai berikut:
“Sungguh pada diri Rasulullah terdapat suri tauladan yang baik bagi kamu,” (Q.S. Al Ahzab ayat 21).

Semua rasul Allah mempunyai sifat-sifat terpuji yang merupakan tanda kesempurnaan pribadi mereka. Sifat-sifat terpuji tersebut yakni sebagai berikut: 1). Shiddiq (benar). Mereka selalu berkata benar, dimana, kapan dan dalam keadaan bagaimanapun mereka tidak akan berdusta (kadzib).
2). Amanah, yaitu sanggup dipercaya, jujur, mustahil khianat.
3). Tabligh, artinya mereka senantiasa konsekwen memberikan kebenaran (wahyu) kepada umatnya. Tidak mungkin mereka menyembunyikan kebenaran yang diterimanya dari Allah swt. (kitman), meskipun mereka harus menghadapai resiko yang besar.
4). Fathanah, artinya semua rasul-rasul yakni manusia-manusia yang cerdas yang dipilih Allah swt. Tidak mungkin mereka udik atau idiot (baladah).
c. Khusus nabi Muhammad saw. sebagai pemimpin para rasul (sayyidul mursalin) menerima sanjungan dan kebanggaan yang luar biasa dari Allah swt. disebabkan lantaran akhlaknya sebagaimana tersebut dalam surah Al Qalam ayat 4 yang artinya “Dan sesungguhnya kau (Muhammad) benar-benar berbudi pekerti yang agung “ (Q.S. Al Qalam: 4)
5. Meyakini rasul-rasul Allah sebagai rahmat bagi alam semesta
Setiap rasul yang diutus oleh Allah swt. pasti membawa rahmat bagi umatnya. Artinya kedatangan rasul dengan membawa wahyu Allah yakni bukti kasih sayang (rahmat) Allah terhadap manusia.        
    Rahmat itu akan betul-betul bisa diraih oleh insan (umatnya) manakala mereka eksklusif merespon terhadap kiprah rasul tersebut. Di dalam Al-Quran dikatakan bahwa diutusnya Nabi Muhammad saw. ke dunia merupakan rahmat (kesejahteraan) hidup di dunia dan akhirat."Dan tidaklah Kami mengutus kau (Muhammad) melainkan untuk menjadi rahmat bagi seluruh alam semesta." (Q.S. Al-Anbiya : 107)
6. Meyakini Nabi Muhammad saw. sebagai Nabi dan Rasul terakhir
    Nabi Muhammad saw. yakni nabi dan rasul terakhir yang diutus oleh Allah swt. ke muka bumi ini. Tidak akan ada lagi nabi atau rasul sehabis dia saw. Hal ini merupakan keyakinan umat Islam yang sangat prinsip dan telah disepakati oleh seluruh ulama mutaqaddimin dan mutaakh-khirin yang didasarkan kepada dalil-dalil naqli yang qath’i (pasti) dan dalil-dalil “aqli yang logis antara lain sebagai berikut:
Q.S. Al Ahzab ayat 40 yang artinya: “ Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang pria diantara kamu, tetapi dia yakni rasulullah dan epilog para nabi. Dan yakni Allah maha mengetahui terhadap segala sesuatu. (Q.S. Al Ahzab: 40)
Dalam ayat ini Allah menyatakan secara terang bahwa Muhammad yakni khatamannabiyin (penutup para nabi).

7. Mencintai Nabi Muhammad saw.
    Mencintai nabi Muhammad saw. yakni suatu keniscayaan dan menduduki peringkat yang paling tinggi, tentu setelah kecintaan kepada Allah swt, dibandingkan dengan kecintaan kepada selain beliau. Seseorang belum dikatakan sungguh-sungguh menyayangi Rasulullah saw. kalau ia masih menomorduakan kecintaan kepada dia di bawah kecintaan kepada selain beliau. Mari kita renungkan firman Allah swt. dalam Q.S. At-Taubah ayat 24 yang artinya sebagai berikut:
“ Katakanlah , “Jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri dan kaum keluarga kalian ; juga harta kekayaan yang kalian khawatirkan kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kalian sukai yakni lebih kalian cintai daripada Allah dan RasulNya, maka tunggulah hingga Allah mendatangkan keputusan (azab)-Nya.” Allah tidak memperlihatkan petunjuk kepada orang-orang fasiq.” (Q.S. At-Taubah ayat 24)
    Kecintaan kepada Allah swt. dan Rasul-Nya juga merupakan parameter keimanan seseorang. Lebih dari itu, manisnya keyakinan akan dirasakan seorang muslim kalau dia telah menimbulkan Allah swt. dan Rasul-Nya lebih dia cintai daripada ragam kecintaannya kepada sekelilingnya. Rasulullah saw. telah bersabda:
Ada tiga perkara, siapa yang memilikinya, ia telah menemukan manisnya iman: 1) orang yang menyayangi Allah dan Rasul-Nya lebih daripada yang lainnya; 2) orang yang menyayangi seseorang hanya lantaran Allah; 3) orang yang tidak suka kembali kepada kekufuran sebagaimana ia tidak suka dilemparkan ke dalam api neraka.
(H.R. Muttafaq alaih )


D.Bukti-bukti Cinta Kepada Rasul
    Bukti-bukti cinta kepada Rasul harus meneladani seluruh aspek kehidupan Rasulullah, misalnya:
1. Dalam ibadahnya; diwujudkan dalam bentuk ketundukan dalam menjalankan dan memelihara salat sesuai dengan tuntunan beliau. Beliau bersabda:
Salatlah kalian sebagaimana saya salat. (H.R. Bukhari)
2. Dalam tatacara berpakaian yang menutup aurat, sopan, higienis dan indah, makan masakan yang halal, higienis dan bergizi, makan tidak hingga kenyang, tidak makan kecuali setelah dalam keadaan lapar.
3. Dalam berkeluarga, contohnya sebagai seorang suami yang harus melindungi, menyayangi dan menyayangi keluarganya. Beliau bersabda:
Telah ditanamkan padaku di dunia ini tiga perkara: rasa cinta kepada wanita, wewangian, serta dijadikan mataku sejuk terhadap salat. (H.R. an-Nasai)
4. Sebagai pemimpin umat, Beliau lebih mendahulukan kepentingan umatnya daripada kepentingan pribadinya; Beliau bukan tipe insan individualistik yang hanya memikirkan dirinya sendiri.
5. Sebagai anggota masyarakat, Beliau bukan insan yang suka berdiam diri di rumah seraya memisahkan diri dengan masyarakat sekitar, tetapi selalu berinteraksi dengan semua lapisan masyarakat dan sering mengunjungi rumah-rumah para sahabatnya.

E. Nilai-nilai Yang Harus Diaplikasikan Dalam Kehidupan Sehari-hari
1. Istiqamah dalam menjalankan syari’at agama
2. Tabah dan sabar dalam menghadapi peristiwa alam
3. Selalu optimis dan tidak pernah frustasi
4. Peduli terhadap kaum dhu’afa
5. Selalu melaksanakan ibadah-ibadah sunah
6. Tidak membeda-bedakan para Rasul-rasul Allah
7. Meyakini isi kitab-kitab yang dibawa oleh para Rasul
8. Meyakini para Rasul mempunyai sifat-sifat terpuji
9. Menjadikan Rasul sebagai suri tauladan

(Dinukil dari buku” Detik-detik Terakhir Kehidupan Rasulullah saw, hal 75-79 disusun oleh K.H. Firdaus A.N., Publicita, Jakarta , 1977)(image source:google.com)