Teater tradisi merupakan hasil kreativitas dan kebersamaan suatu kelompok sosial yang berakar dari budaya setempat. Misalnya: dongeng, pantun, tari, musik, dan syair. Teater tradisi tanpa memakai naskah dan bersifat improvisasi. Sifatnya supel, artinya dipentaskan di sembarang
tampat. Jenis ini masih hidup dan berkembang di daarah-daerah di seluruh Indonesia misalnya ialah Bali dan Betawi. Sifat teater tradisional, yaitu improvisasinya sederhana, spontan, dan menyatu dengan kehidupan rakyat. Berikut ialah salah satu pola teater tradisi dari bali dan betawi.
1.Teater Tradisi dari Bali
Calonarang
Teater bali ini muncul pada tahun 1825 di Klungkung dalam lingkup istana, namun diyakini telah hidup sebelumnya. Fungsi dari teater bali yang ini ialah mengiringi upacara keagamaan dan tolak bala. Sumber ceritanya ialah kitab Calonarang yang terdiri atas empat cerita, yakti Katundung Ratna Mangali (pengusiran Ratna Mangali), Perkawinan Mpu Bahula, Ngeseng Waringin (pembakaran pohon beringin), dan Kautus Rarung (utusan Rarung ke istana dan perkawinan Ratna Mangali-Raja Airlangga). Tata tari, iringan gamelan, dan busana dalam teater bali ini banyak mengambil dari tari gambuh. Dialog atau antawacana para pemain diucapkan dalam bahasa Kawi dan Bali. Tokoh
tetapnya ada sepuluh, ditambah tokoh hantu-hantu kecil bertopeng yang ditujukan sebagai lelucon.
2. Teater Tradisi dari Betawi
a. Lenong merupakan seni teater tradisional Betawi yang hingga sekarang masih ada. Lenong Betawi biasa mengambil dongeng kisah seribu satu malam, jagoan-jagoan betawi (Si Pitung; Si Jampang; dan lain-lain), dongeng rakyat, dan sebagainya. Musik pengiringnya memakai gambang kromong yaitu alat musik khas Betawi.
b. Topeng Betawi dalam bahasa Betawi berarti pertunjukan. Teater rakyat ini dimainkan di tengah kerumunan berbaur dengan penonton. Pertunjukan teater betawi yang ini diawali dengan bunyi-bunyian orkes untuk menarik penonton. Lalu dibuka dengan topeng kedok yang dimainkan oleh satu atau dua orang wanita. Pertunjukan teater betawi dilanjutkan dengan kembang topeng betawi dan bodor (lawak) yang dimainkan oleh primadona lawak. Inti pertunjukan gres dimainkan pada tengah malam, berupa dongeng kepahlawanan tokoh betawi dan lain-lain.
tampat. Jenis ini masih hidup dan berkembang di daarah-daerah di seluruh Indonesia misalnya ialah Bali dan Betawi. Sifat teater tradisional, yaitu improvisasinya sederhana, spontan, dan menyatu dengan kehidupan rakyat. Berikut ialah salah satu pola teater tradisi dari bali dan betawi.
1.Teater Tradisi dari Bali
Calonarang
Teater bali ini muncul pada tahun 1825 di Klungkung dalam lingkup istana, namun diyakini telah hidup sebelumnya. Fungsi dari teater bali yang ini ialah mengiringi upacara keagamaan dan tolak bala. Sumber ceritanya ialah kitab Calonarang yang terdiri atas empat cerita, yakti Katundung Ratna Mangali (pengusiran Ratna Mangali), Perkawinan Mpu Bahula, Ngeseng Waringin (pembakaran pohon beringin), dan Kautus Rarung (utusan Rarung ke istana dan perkawinan Ratna Mangali-Raja Airlangga). Tata tari, iringan gamelan, dan busana dalam teater bali ini banyak mengambil dari tari gambuh. Dialog atau antawacana para pemain diucapkan dalam bahasa Kawi dan Bali. Tokoh
tetapnya ada sepuluh, ditambah tokoh hantu-hantu kecil bertopeng yang ditujukan sebagai lelucon.
2. Teater Tradisi dari Betawi
a. Lenong merupakan seni teater tradisional Betawi yang hingga sekarang masih ada. Lenong Betawi biasa mengambil dongeng kisah seribu satu malam, jagoan-jagoan betawi (Si Pitung; Si Jampang; dan lain-lain), dongeng rakyat, dan sebagainya. Musik pengiringnya memakai gambang kromong yaitu alat musik khas Betawi.
b. Topeng Betawi dalam bahasa Betawi berarti pertunjukan. Teater rakyat ini dimainkan di tengah kerumunan berbaur dengan penonton. Pertunjukan teater betawi yang ini diawali dengan bunyi-bunyian orkes untuk menarik penonton. Lalu dibuka dengan topeng kedok yang dimainkan oleh satu atau dua orang wanita. Pertunjukan teater betawi dilanjutkan dengan kembang topeng betawi dan bodor (lawak) yang dimainkan oleh primadona lawak. Inti pertunjukan gres dimainkan pada tengah malam, berupa dongeng kepahlawanan tokoh betawi dan lain-lain.