Pengertian Amanah, Macam-Macam, Hikmah, Dan Referensi Amanah Dalam Islam

Amanah artinya terpercaya (dapat dipercaya). Amanah juga berarti pesan yang dititipkan sanggup disampaikan kepada orang yang berhak. amanah yang wajib ditunaikan oleh setiap orang ialah hak-hak Allah Swt., menyerupai shalat, zakat, puasa, berbuat baik kepada sesama, dan yang lainnya. Amanah berkaitan dekat dengan tanggung jawab. Orang yang menjaga amanah biasanya disebut orang yang bertanggung jawab. Sebaliknya, orang yang tidak menjaga amanah disebut orang yang tidak bertanggung jawab. Dengan demikian sanggup disimpulkan bahwa menjaga amanah itu penting. 
Rasulullah saw. bersabda:
 juga berarti pesan yang dititipkan sanggup disampaikan kepada orang yang berhak Pengertian Amanah, Macam-Macam, Hikmah, dan Contoh Amanah Dalam Islam
“Dari Ibnu Umar r.a., Rasulullah saw. bersabda:“Setiap kalian ialah pemimpin dan akan diminta pertanggung balasan atas kepemimpinannnya. Seorang kepala negara ialah pemimpin dan akan diminta pertanggung balasan perihal rakyat yang dipimpinnya...” (H.R. Bukhari dan Muslim)

Macam-macam amanah
    amanah itu sanggup dibedakan menjadi tiga macam, yaitu:
1. Amanah Terhadap Allah Swt
   Amanah ini berupa ketaatan akan segala perintah dan menjauhi segala larangan-Nya. Allah swt. berfirman:

ÙŠَا Ø£َÙŠُّÙ‡َا الَّØ°ِينَ آمَÙ†ُوا Ù„َا تَØ®ُونُوا اللَّÙ‡َ Ùˆَالرَّسُولَ ÙˆَتَØ®ُونُوا Ø£َÙ…َانَاتِÙƒُÙ…ْ ÙˆَØ£َنتُÙ…ْ تَعْÙ„َÙ…ُونَ

”Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kalian mengkhianati Allah dan Rasul (Muhammad), dan (juga) janganlah kalian mengkhianati amanat-amanat yang dipercayakan kepadamu, sedang kau mengetahui.”.(Q.S. al-Anfal/8:27).
Contoh amanah kepada Allah Swt yaitu menjalankan semua yang diperintahkan dan meninggalkan semua yang dilarangnya.  Bukankah kita diciptakan oleh Allah Swt. untuk mengabdi kepada-Nya? Orang yang mengabdi kepada-Nya berarti telah memenuhi amanahNya. Orang yang tidak mengabdi kepada-Nya berarti telah mengingkari amanah-Nya.
2. Amanah Terhadap Sesama Manusia 
    Amanah ini mencakup hak-hak antar sesama manusia. Misalnya, ketika dititipi pesan atau barang, maka kita harus menyampaikannya kepada yang berhak. 
 juga berarti pesan yang dititipkan sanggup disampaikan kepada orang yang berhak Pengertian Amanah, Macam-Macam, Hikmah, dan Contoh Amanah Dalam Islam
Allah Swt. berfirman:

Ø¥ِÙ†َّ اللَّÙ‡َ ÙŠَØ£ْÙ…ُرُÙƒُÙ…ْ Ø£َÙ† تُؤَدُّوا الْØ£َÙ…َانَاتِ Ø¥ِÙ„َÙ‰ٰ Ø£َÙ‡ْÙ„ِÙ‡َا.......

“Sesungguhnya Allah Swt. menyuruh kau untuk memberikan amanah kepada yang berhak menerimanya...”.(Q.S. an-Nisa’/4:58)
3. Amanah Terhadap Diri Sendiri
    Amanah ini dijalani dengan memelihara dan memakai segenap kemampuannya demi menjaga kelangsungan hidup, kesejahteraan, dan kebahagiaan diri. Allah Swt. berfirman:

ÙˆَالَّØ°ِينَ Ù‡ُÙ…ْ Ù„ِØ£َÙ…َانَاتِÙ‡ِÙ…ْ ÙˆَعَÙ‡ْدِÙ‡ِÙ…ْ رَاعُونَ

“Dan (sungguh beruntung) orang yang memelihara amanat-amanat dan janjinya”(Q.S. al-Mu’minun/23:8)

Hikmah Perilaku amanah
    Orang yang berbuat baik kepada orang lain, sesungguhnya ia telah berbuat baik kepada diri sendiri. Begitu juga perilaku amanah mempunyai imbas nyata bagi diri sendiri. Di antara hikmah amanah ialah sebagai berikut.
1. Dipercaya orang lain, ini merupakan modal yang sangat berharga dalam menjalin hubungan atau berinteraksi antara sesama manusia.
2. Mendapatkan simpati dari semua pihak, baik mitra maupun lawan.
3. Hidupnya akan sukses dan dimudahkan oleh Allah Swt.

Contoh Amanah Dalam Kehidupan Sehari-hari
    Perilaku amanah dalam kehidupan sehari-hari sanggup diwujudkan melalui kegiatankegiatan sebagai berikut.
1. Menjaga titipan dan mengembalikannya menyerupai keadaan semula. Apabila kita dititipi sesuatu oleh orang lain, contohnya barang berharga, emas, rumah, atau barang-barang lainnya, maka kita harus menjaganya dengan baik. Pada dikala barang titipan tersebut diambil oleh pemiliknya, kita harus mengembalikannya menyerupai semula.
2. Menjaga rahasia. Apabila kita dipercaya untuk menjaga rahasia, baik itu belakang layar pribadi, belakang layar keluarga, belakang layar organisasi, atau belakang layar negara, maka kita wajib menjaganya agar tidak bocor kepada orang lain.
3. Tidak menyalahgunakan jabatan. Jabatan ialah amanah yang wajib dijaga. Apabila kita diberi jabatan apapun bentuknya, maka kita harus menjaga amanah tersebut. Segala bentuk penyalahgunaan jabatan untuk kepentingan pribadi, keluarga, atau kelompok termasuk perbuatan yang melanggar amanah.
4. Memelihara semua nikmat yang telah diberikan oleh Allah Swt. berupa umur, kesehatan, harta benda, ilmu, dan sebagainya. Semua nikmat yang diberikan oleh Allah Swt. kepada umat insan ialah amanah yang harus dijaga dan dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya. (Referensi: Buku PAI)

Contoh Sepenggal Cerita Tentang Sifat Amanah
Sifat amanah dalam Jual Beli
    Muhammad Ibnu al-Munkadir mempunyai toko busana dengan aneka macam jenis gaun yang harganya mahal, mulai dari yang lima hingga sepuluh dirham. Suatu ketika, Muhammad Ibnu al-Munkadir pulang ke rumah. Toko dijaga oleh pelayannya. Saat ada konsumen toko yang mau membeli gaun yang bekerjsama harganya lima dirham, pelayan itu malah menjualnya dengan harga sepuluh dirham.
    Ketika hal itu diketahui oleh Muhammad Ibnu al-Munkadir, ia segera mencari si pembeli hingga waktu yang cukup lama. Ketika bertemu dengan si pembeli gaun itu, Muhammad Ibnu al-Munkadir berkata, “Pelayanku telah salah jual. Ia menjual baju kepada Anda dengan harga sepuluh dirham. Padahal harganya hanya lima dirham.”
Si pembeli itu berkata, “Tidak apa-apa Tuan, saya rela kok.”
    Ibnu al-Munkadir menjawabnya, “Ya, Anda rela, tetapi saya tidak rela hingga kita sama-sama rela. Anda pilih salah satu dari tiga anjuran saya! Anda ambil baju yang senilai sepuluh dirham atau saya kembalikan uang Anda yang lima dirham itu atau Anda kembalikan baju milik kami dan Anda mendapatkan dirham milik Anda.”
Lelaki itu menimpali, “Berikan kembalian lima dirham milikku saja.”
    Muhammad Ibnu al-Munkadir segera memperlihatkan lima dirham milik lelaki itu kemudian segera pulang. Lelaki Badui itu segera bertanya, “Siapakah orang tadi?”
“Ia ialah Muhammad Ibnu al-Munkadir.” Laki-laki Badui itu kembali berkata, “Laa ilaaha illallaah, orang inilah yang kami cari-cari di padang sahara sana kalau kami kelaparan.”
(Sumber:100 Kisah Teladan Tokoh Besar, Muhammad Sa‘id Mursi & Qasim Abdullah Ibrahim).


EmoticonEmoticon