1. Kalimat Aktif dan Kalimat Pasif
Perhatikan rujukan kalimat verbal berikut!
– Dia mencari-cari momentum untuk comeback.
– Dia dilempar ke Pulau Elba.
Kedua kalimat di atas mempunyai kesamaan, tetapi juga mempunyai perbedaan. Persamaannya yaitu bahwa keduanya termasuk kalimat verbal. Mengapa? Adapun perbedaan keduanya terletak pada tugas subjek dan bentuk predikat masing-masing. Kalimat pertama mempunyai subjek (dia) yang berperan sebagai pelaku (agen) dan mempunyai P berupa kata kerja (KK) aktif berawalan meN-. Kalimat serupa itu disebut kalimat aktif. perhatika contoh-contoh berikut ini:
Kalimat dengan ciri demikian itu disebut kalimat pasif.
2. Kalimat Langsung dan Kalimat Tak Langsung
Berdasarkan eksklusif tidaknya penuturan, kalimat dikelompokkan menjadi kalimat eksklusif dan kalimat tidak langsung. Pada kalimat eksklusif terdapat pengulangan kembali ujaran seseorang. Perhatikan rujukan berikut biar kita memahami kalimat eksklusif dan tak langsung.
– Dewi berkata, “Orang tuaku ke Jakarta.”
– Ayah berkata, “Saya tidak bahagia kau berambut gondrong.”
Kalimat eksklusif gampang diamati sebab penggunaan (1) tanda petik untuk mengapit ujaran seseorang, dan (2) kata ganti orang pertama (aku, saya, dan lain-lain) untuk pembicara.
Pada rujukan kalimat di atas kata ganti -ku mengacu pada Dewi dan saya mengacu pada ayah.
Berbeda dengan kalimat langsung. Kalimat tak eksklusif tidak menirukan atau mengulang apa yang diucapkan orang atau sumber lain.
– Dewi berkata bahwa orang tuanya ke Jakarta.
– Ayah berkata bahwa ia tidak bahagia saya berambut gondrong.
3. Kalimat Inti dan Kalimat Transformasi
Kalimat inti dipertentangkan dengan kalimat transformasi. Perbedaan keduanya tampak pada rujukan berikut.
Kalimat inti umumnya terjadi dari dua kata sebagai unsur pokok. Masing-masing berfungsi sebagai S dan P. Unsur S pada kalimat inti selalu mendahului P. Kalau P-nya tergolong kata kerja (verba), S kalimat inti selalu berperan sebagai pelaku. Kalimat inti bukan ingkar, juga bukan negatif. Bila dilisankan, kalimat inti dilafalkan dengan intonasi berita.
Kalimat transformasi merupakan kalimat yang dibuat dari kalimat inti. Pembentukannya sanggup dilakukan dengan beberapa cara. Di antaranya yaitu (1) memperluas salah satu atau kedua unsur pokoknya, (2) mengubah urutan SP menjadi PS, (3) memasifkan kalimat inti, (4) mengubah kalimat inti menjadi ingkar, (5) menegasikan kalimat inti, dan (6) mengubah intonasinya dari intonasi gosip ke intonasi perintah atau intonasi tanya.
Perhatikan rujukan kalimat verbal berikut!
– Dia mencari-cari momentum untuk comeback.
– Dia dilempar ke Pulau Elba.
Kedua kalimat di atas mempunyai kesamaan, tetapi juga mempunyai perbedaan. Persamaannya yaitu bahwa keduanya termasuk kalimat verbal. Mengapa? Adapun perbedaan keduanya terletak pada tugas subjek dan bentuk predikat masing-masing. Kalimat pertama mempunyai subjek (dia) yang berperan sebagai pelaku (agen) dan mempunyai P berupa kata kerja (KK) aktif berawalan meN-. Kalimat serupa itu disebut kalimat aktif. perhatika contoh-contoh berikut ini:
Dia mencari-cari momentum untuk comeback.Berbeda halnya dengan kalimat kedua. Subjek kalimat kedua (dia) berperan sebagai target (pasien). Predikatnya (dilempar) tergolong kata kerja (KK) pasif berawalan di-.
KB KK aktif KB Frase Keterangan
S P O K
pelaku perbuatan target tujuan
Kalimat dengan ciri demikian itu disebut kalimat pasif.
Dia dilempar ke Pulau Elba.Pengisi fungsi predikat kalimat pasif tidak hanya KK berawalan di-, tetapi juga ter-, ke-an, atau bentuk pasif lain.
KB KK pasif Frase Keterangan
S P K
sasaran perbuatan tempat
Di Kalibata terletak Taman Makam Pahlawan.
Frase KK pasif KB
K P S
tempat tindakan dikenal
2. Kalimat Langsung dan Kalimat Tak Langsung
Berdasarkan eksklusif tidaknya penuturan, kalimat dikelompokkan menjadi kalimat eksklusif dan kalimat tidak langsung. Pada kalimat eksklusif terdapat pengulangan kembali ujaran seseorang. Perhatikan rujukan berikut biar kita memahami kalimat eksklusif dan tak langsung.
– Dewi berkata, “Orang tuaku ke Jakarta.”
– Ayah berkata, “Saya tidak bahagia kau berambut gondrong.”
Kalimat eksklusif gampang diamati sebab penggunaan (1) tanda petik untuk mengapit ujaran seseorang, dan (2) kata ganti orang pertama (aku, saya, dan lain-lain) untuk pembicara.
Pada rujukan kalimat di atas kata ganti -ku mengacu pada Dewi dan saya mengacu pada ayah.
Berbeda dengan kalimat langsung. Kalimat tak eksklusif tidak menirukan atau mengulang apa yang diucapkan orang atau sumber lain.
– Dewi berkata bahwa orang tuanya ke Jakarta.
– Ayah berkata bahwa ia tidak bahagia saya berambut gondrong.
3. Kalimat Inti dan Kalimat Transformasi
Kalimat inti dipertentangkan dengan kalimat transformasi. Perbedaan keduanya tampak pada rujukan berikut.
Kalimat inti umumnya terjadi dari dua kata sebagai unsur pokok. Masing-masing berfungsi sebagai S dan P. Unsur S pada kalimat inti selalu mendahului P. Kalau P-nya tergolong kata kerja (verba), S kalimat inti selalu berperan sebagai pelaku. Kalimat inti bukan ingkar, juga bukan negatif. Bila dilisankan, kalimat inti dilafalkan dengan intonasi berita.
Kalimat transformasi merupakan kalimat yang dibuat dari kalimat inti. Pembentukannya sanggup dilakukan dengan beberapa cara. Di antaranya yaitu (1) memperluas salah satu atau kedua unsur pokoknya, (2) mengubah urutan SP menjadi PS, (3) memasifkan kalimat inti, (4) mengubah kalimat inti menjadi ingkar, (5) menegasikan kalimat inti, dan (6) mengubah intonasinya dari intonasi gosip ke intonasi perintah atau intonasi tanya.
EmoticonEmoticon