1. Pembentukan Panitia Tari
Pembentukan panitia yang dilakukan pada awal sebuah rencana pertunjukan harus mempertimbangkan orang-orang yang berkompeten di bidangnya. Dengan demikian, proses produksi sanggup lebih efisien dan efektif.
Bidang yang menangani sebuah proses produksi pertunjukan tari ialah sebagai berikut.
a. Staf produksi
• Ketua Panitia • Koordinator Latihan
• Sekretaris • Seksi Konsumsi
• Bendahara • Seksi Keamanan
• Pemasaran • Seksi Protokoler
• Publikasi • Seksi Peralatan
b. Staf Artistik
• Stage manager (yang mengatur kemudian lintas pertunjukan)
• Penata tari
• Penata iringan
• Penata lampu
• Penata rias dan busana
• Penata artistik
• Stage crew (menyiapkan kebutuhan alat, setting, dan properti pentas)
2. Tempat/Gedung Pertunjukan Tari
Mempertimbangkan jenis gedung pertunjukan harus diadaptasi dengan alokasi dana, ukuran, lokasi, dan kemudahan yang diperlukan dengan yang tersedia. Ada beberapa bentuk gedung yang dibentuk untuk sebuah pertunjukan yang ideal dalam pementasan sebuah karya seni tari maupun teater. Misalnya, bentuk panggung proscenium. Bentuknya menyerupai layar di gedung bioskop dan penonton melihat pertunjukan hanya dengan satu arah pandangan. Bentuk panggung proscenium sebaiknya
digunakan untuk sajian tari yang sifatnya lebih formal, menyerupai ujian, persembahan, hiburan, atau festival.
Selain bentuk proscenium, ada juga bentuk panggung arena (lingkaran), bentuk tapal kuda atau karakter U atau letter L yang sering dipakai untuk arena fashion show. Diva Indonesia, Krisdayanti, pada salah satu konsernya memakai bentuk arena atau setengah bulat dengan modifikasi
penempatan para pemusik di tengahnya. Sementara itu, kedudukan penonton membentuk setengah lingkaran. Bentuk panggung yang akan dipakai harus mempertimbangkan materi tari yang akan disajikan. Bahkan, cuaca pada ketika pementasan perlu dipikirkan untuk menghindari ketidaklancaran berlangsungnya pementasan.
Tari-tari rakyat yang kental dengan unsur humor dan suasana dekat atau adanya interaksi antara pemain dan penonton, akan lebih menarik jikalau memakai panggung arena. Kedudukan penonton dan pemain berada sekeliling arena sehingga tidak ada jarak antara pemain dan penonton. Seluruh sajian terlihat tiga dimensi dan hal tersebut semakin mengakibatkan tarian sanggup berinteraksi dengan baik.
3. Waktu / Durasi Pertunjukan Tari
Salah satu taktik yang sanggup dilakukan semoga penonton sanggup menikmati sajian dari awal hingga simpulan ialah dengan membatasi durasi pertunjukan. Pertunjukan yang terlalu usang akan menciptakan penonton mengantuk, bosan, dan tidak menikmati sajian secara benar. Tentu saja kita tidak ingin menciptakan penonton keluar walk out di tengah-tengah pertunjukan. Hal ini akan mengganggu konsentrasi para penari yang tengah bermain di atas panggung pertunjukan. Untuk menghindari kebosanan itu, tarian harus dikemas semoga menjadi lebih komunikatif dengan penonton, contohnya pada
bagian tertentu melibatkan penonton untuk menari bersama. Bagian tari yang diulang-ulang terus juga akan menciptakan penonton bosan. Oleh sebab itu, potongan tarian yang terdapat pengulangan terlalu banyak harus dipendekkan, dipotong, atau disederhanakan hanya satu kali pengulangan. Akan tetapi, tentu saja hal tersebut jangan hingga tetap tidak menghilangkan esensi dari tarian tersebut.
4. Penonton Pertunjukan Tari
Mempertimbangkan tingkat apresiasi penonton merupakan potongan penting untuk memperoleh kesan dan kepuasan dari pertunjukan ini. Sajian tari yang menampilkan materi tari yang rumit atau ajaib menjadi materi pertimbangan sebab tidak cocok disajikan kepada penonton dengan tingkat
pendidikan awam dan tingkat sosial kelas bawah. Pertunjukan akan menjadi sebuah lelucon tanggapan ketidakpahaman penonton terhadap apa yang tengah ditampilkan. Begitupun sebaliknya, sajian tari yang bertema tari anak-anak, menyerupai Tari Kalkun atau Tari Ayam, tentu saja tidak cocok disajikan kepada penonton setingkat sekolah menengah atas. Meskipun sah saja jikalau tarian semacam itu disajikan kepada latar belakang pendidikan yang tidak paralel jikalau memang diperlukan sebagai materi kajian. Dalam pertunjukan, hal terpenting secara keseluruhan dalam sebuah pertunjukan karya seni tari ialah tarian tersebut sanggup dikomunikasikan dengan baik kepada penonton sehingga tidak menjadi sebuah pertunjukan yang asal-asalan.
5. Susunan Acara Pertunjukan Tari
Susunan program pada sebuah tari tontonan/pertunjukan dirancang untuk menghindari ketidakantusiasan penonton pada keseluruhan pertunjukan. Misalnya, jangan hingga penonton meninggalkan gedung sebelum pertunjukan berakhir. Hal tersebut mungkin terjadi sebab susunan materi tidak menciptakan penonton betah berlama-lama sebab pertunjukan tidak menarik.
Misalnya, materi pertama sungguh dinamis, tetapi yang kedua dan ketiga secara beruturutan menampilkan tarian dengan jenis yang sama yang akan mengakibatkan penonton keluar sebelum pertunjukan selesai. Akan lebih segar jikalau sebagai tari pembuka disajikan sesuatu yang dinamis, tarian berikutnya menanjak menuju sebuah puncak kemeriahan dengan sajian tarian yang berkarakter atau membawakan sesuatu yang gres dengan jenis tari yang berbeda. Dengan demikian, hingga pada sajian penutup, penonton tetap berada di daerah duduk seperti tidak mau pertunjukan berakhir.
Pembentukan panitia yang dilakukan pada awal sebuah rencana pertunjukan harus mempertimbangkan orang-orang yang berkompeten di bidangnya. Dengan demikian, proses produksi sanggup lebih efisien dan efektif.
Bidang yang menangani sebuah proses produksi pertunjukan tari ialah sebagai berikut.
a. Staf produksi
• Ketua Panitia • Koordinator Latihan
• Sekretaris • Seksi Konsumsi
• Bendahara • Seksi Keamanan
• Pemasaran • Seksi Protokoler
• Publikasi • Seksi Peralatan
b. Staf Artistik
• Stage manager (yang mengatur kemudian lintas pertunjukan)
• Penata tari
• Penata iringan
• Penata lampu
• Penata rias dan busana
• Penata artistik
• Stage crew (menyiapkan kebutuhan alat, setting, dan properti pentas)
2. Tempat/Gedung Pertunjukan Tari
Mempertimbangkan jenis gedung pertunjukan harus diadaptasi dengan alokasi dana, ukuran, lokasi, dan kemudahan yang diperlukan dengan yang tersedia. Ada beberapa bentuk gedung yang dibentuk untuk sebuah pertunjukan yang ideal dalam pementasan sebuah karya seni tari maupun teater. Misalnya, bentuk panggung proscenium. Bentuknya menyerupai layar di gedung bioskop dan penonton melihat pertunjukan hanya dengan satu arah pandangan. Bentuk panggung proscenium sebaiknya
digunakan untuk sajian tari yang sifatnya lebih formal, menyerupai ujian, persembahan, hiburan, atau festival.
Selain bentuk proscenium, ada juga bentuk panggung arena (lingkaran), bentuk tapal kuda atau karakter U atau letter L yang sering dipakai untuk arena fashion show. Diva Indonesia, Krisdayanti, pada salah satu konsernya memakai bentuk arena atau setengah bulat dengan modifikasi
penempatan para pemusik di tengahnya. Sementara itu, kedudukan penonton membentuk setengah lingkaran. Bentuk panggung yang akan dipakai harus mempertimbangkan materi tari yang akan disajikan. Bahkan, cuaca pada ketika pementasan perlu dipikirkan untuk menghindari ketidaklancaran berlangsungnya pementasan.
Tari-tari rakyat yang kental dengan unsur humor dan suasana dekat atau adanya interaksi antara pemain dan penonton, akan lebih menarik jikalau memakai panggung arena. Kedudukan penonton dan pemain berada sekeliling arena sehingga tidak ada jarak antara pemain dan penonton. Seluruh sajian terlihat tiga dimensi dan hal tersebut semakin mengakibatkan tarian sanggup berinteraksi dengan baik.
3. Waktu / Durasi Pertunjukan Tari
Salah satu taktik yang sanggup dilakukan semoga penonton sanggup menikmati sajian dari awal hingga simpulan ialah dengan membatasi durasi pertunjukan. Pertunjukan yang terlalu usang akan menciptakan penonton mengantuk, bosan, dan tidak menikmati sajian secara benar. Tentu saja kita tidak ingin menciptakan penonton keluar walk out di tengah-tengah pertunjukan. Hal ini akan mengganggu konsentrasi para penari yang tengah bermain di atas panggung pertunjukan. Untuk menghindari kebosanan itu, tarian harus dikemas semoga menjadi lebih komunikatif dengan penonton, contohnya pada
bagian tertentu melibatkan penonton untuk menari bersama. Bagian tari yang diulang-ulang terus juga akan menciptakan penonton bosan. Oleh sebab itu, potongan tarian yang terdapat pengulangan terlalu banyak harus dipendekkan, dipotong, atau disederhanakan hanya satu kali pengulangan. Akan tetapi, tentu saja hal tersebut jangan hingga tetap tidak menghilangkan esensi dari tarian tersebut.
4. Penonton Pertunjukan Tari
Mempertimbangkan tingkat apresiasi penonton merupakan potongan penting untuk memperoleh kesan dan kepuasan dari pertunjukan ini. Sajian tari yang menampilkan materi tari yang rumit atau ajaib menjadi materi pertimbangan sebab tidak cocok disajikan kepada penonton dengan tingkat
pendidikan awam dan tingkat sosial kelas bawah. Pertunjukan akan menjadi sebuah lelucon tanggapan ketidakpahaman penonton terhadap apa yang tengah ditampilkan. Begitupun sebaliknya, sajian tari yang bertema tari anak-anak, menyerupai Tari Kalkun atau Tari Ayam, tentu saja tidak cocok disajikan kepada penonton setingkat sekolah menengah atas. Meskipun sah saja jikalau tarian semacam itu disajikan kepada latar belakang pendidikan yang tidak paralel jikalau memang diperlukan sebagai materi kajian. Dalam pertunjukan, hal terpenting secara keseluruhan dalam sebuah pertunjukan karya seni tari ialah tarian tersebut sanggup dikomunikasikan dengan baik kepada penonton sehingga tidak menjadi sebuah pertunjukan yang asal-asalan.
5. Susunan Acara Pertunjukan Tari
Susunan program pada sebuah tari tontonan/pertunjukan dirancang untuk menghindari ketidakantusiasan penonton pada keseluruhan pertunjukan. Misalnya, jangan hingga penonton meninggalkan gedung sebelum pertunjukan berakhir. Hal tersebut mungkin terjadi sebab susunan materi tidak menciptakan penonton betah berlama-lama sebab pertunjukan tidak menarik.
Misalnya, materi pertama sungguh dinamis, tetapi yang kedua dan ketiga secara beruturutan menampilkan tarian dengan jenis yang sama yang akan mengakibatkan penonton keluar sebelum pertunjukan selesai. Akan lebih segar jikalau sebagai tari pembuka disajikan sesuatu yang dinamis, tarian berikutnya menanjak menuju sebuah puncak kemeriahan dengan sajian tarian yang berkarakter atau membawakan sesuatu yang gres dengan jenis tari yang berbeda. Dengan demikian, hingga pada sajian penutup, penonton tetap berada di daerah duduk seperti tidak mau pertunjukan berakhir.
EmoticonEmoticon