Dalam mengkaji tanda-tanda atau insiden dalam ruang, geografi selalu mempergunakan konsep lokasi, jarak, tempat, korelasi timbal balik, gerakan, dan perwilayahan
1.Konsep Lokasi
1.Konsep Lokasi
Lokasi adalah posisi suatu tempat, benda, peristiwa, atau tanda-tanda di permukaan bumi dalam hubungannya dengan tempat, benda, gejala, dan insiden lain. Terdapat dua komponen lokasi, yaitu arah dan jarak.
Arah memperlihatkan posisi suatu tempat jikalau dibandingkan dengan tempat di mana orang tersebut berada. Adapun jarak ialah ukuran jauh atau dekatnya dua benda atau tanda-tanda tersebut. Contoh, Bandung terletak di
sebelah selatan Jakarta, arah tersebut akan berbeda jikalau orang yang bertanya berada di Semarang, Bandung terletak di sebelah barat. Contoh lain ialah istilah Timur Tengah. Timur Tengah ialah sebutan negara Arab bagi orang Eropa, sedangkan orang yang berada di sebelah timur Arab tentu harus menyebutnya sebagai kawasan Barat Tengah. Jadi, arah suatu tempat bersifat relatif. Demikian pula dengan istilah bersahabat atau jauh, besar atau kecil, cepat atau lambat, yang niscaya arah dan jarak akan memilih intensitas korelasi dari dua tempat yang berbeda.
Ada dua macam lokasi yaitu lokasi diktatorial dan lokasi relatif. Lokasi diktatorial adalah posisi sesuatu berdasarkan koordinat garis lintang dan garis bujur. Misalnya, Indonesia terletak di antara 6° LU–11° LS dan antara 95° BT–141° BT. Contohnya, Kota Pontianak terletak pada garis lintang 0° dan 109,3° BT.
Lokasi diktatorial mutlak adanya dan sanggup mendapatkan amanah lantaran massa daratan relatif tetap, aspek perubahannya kecil sekali, dan berlaku umum di seluruh dunia. Melalui lokasi absolut, seseorang sanggup mengetahui jarak dan arah suatu tempat ke tempat lain di permukaan bumi. Dengan pinjaman garis lintang seseorang sanggup menggambarkan kondisi iklim suatu daerah, berarti sanggup diperkirakan kehidupan tumbuhan, hewan, dan penduduk nya secara lebih rinci. Misalnya Indonesia terletak di kawasan iklim tropis, berarti vegetasinya bersifat heterogen, selalu menghijau, kehidupan hewannya beragam, penduduknya termasuk ras mongoloid,
sebagian besar penduduknya hidup dalam bidang pertanian, dan ciri-ciri lainnya. Dengan mengetahui lokasi suatu tempat berdasarkan garis lintang, seseorang akan memperoleh citra ihwal kondisi iklim, kehidupan tumbuhan, hewan, dan manusianya. Garis bujur akan memenga ruhi perbedaan waktu. Dengan mengetahui posisi suatu tempat berdasarkan garis bujur sanggup mengetahui kapan suatu acara sanggup dilaksanakan. Contohnya, di Inggris pada pukul 01.00 pagi orang-orang masih tidur, tetapi di Indonesia belahan barat pada waktu yang sama berarti sudah pukul 08.00 pagi (GMT + 7 jam), berarti acara insan sudah ber langsung. Orang Inggris sanggup melaksanakan korelasi bisnis dengan orang Indonesia. Dengan demikian, dalam melaksanakan korelasi dengan orang lain yang berbeda negara dan posisi garis bujurnya, harus benar-benar memerhatikan waktu biar tidak mengakibatkan adanya salah pengertian. Lokasi relatif adalah posisi sesuatu berdasarkan kondisi dan situasi kawasan di sekitarnya. Kondisi dan situasi di sini sanggup berupa kondisi fisik, sosial, ekonomi, budaya, dan keberadaan sarana transportasi dengan kawasan sekitarnya. Misalnya, Indonesia terletak di antara dua samudra dan dua benua, serta dilalui oleh dua jalur pegunungan dunia. Secara sosial budaya Indonesia merupakan tempat yang strategis lantaran berada di kawasan persilangan antara dua budaya yang berbeda, yaitu Asia dan Australia. Kedua benua tersebut mempunyai kondisi fisik dan corak kehidupan yang berbeda. (Geografi Hartono)
Arah memperlihatkan posisi suatu tempat jikalau dibandingkan dengan tempat di mana orang tersebut berada. Adapun jarak ialah ukuran jauh atau dekatnya dua benda atau tanda-tanda tersebut. Contoh, Bandung terletak di
sebelah selatan Jakarta, arah tersebut akan berbeda jikalau orang yang bertanya berada di Semarang, Bandung terletak di sebelah barat. Contoh lain ialah istilah Timur Tengah. Timur Tengah ialah sebutan negara Arab bagi orang Eropa, sedangkan orang yang berada di sebelah timur Arab tentu harus menyebutnya sebagai kawasan Barat Tengah. Jadi, arah suatu tempat bersifat relatif. Demikian pula dengan istilah bersahabat atau jauh, besar atau kecil, cepat atau lambat, yang niscaya arah dan jarak akan memilih intensitas korelasi dari dua tempat yang berbeda.
Ada dua macam lokasi yaitu lokasi diktatorial dan lokasi relatif. Lokasi diktatorial adalah posisi sesuatu berdasarkan koordinat garis lintang dan garis bujur. Misalnya, Indonesia terletak di antara 6° LU–11° LS dan antara 95° BT–141° BT. Contohnya, Kota Pontianak terletak pada garis lintang 0° dan 109,3° BT.
Lokasi diktatorial mutlak adanya dan sanggup mendapatkan amanah lantaran massa daratan relatif tetap, aspek perubahannya kecil sekali, dan berlaku umum di seluruh dunia. Melalui lokasi absolut, seseorang sanggup mengetahui jarak dan arah suatu tempat ke tempat lain di permukaan bumi. Dengan pinjaman garis lintang seseorang sanggup menggambarkan kondisi iklim suatu daerah, berarti sanggup diperkirakan kehidupan tumbuhan, hewan, dan penduduk nya secara lebih rinci. Misalnya Indonesia terletak di kawasan iklim tropis, berarti vegetasinya bersifat heterogen, selalu menghijau, kehidupan hewannya beragam, penduduknya termasuk ras mongoloid,
sebagian besar penduduknya hidup dalam bidang pertanian, dan ciri-ciri lainnya. Dengan mengetahui lokasi suatu tempat berdasarkan garis lintang, seseorang akan memperoleh citra ihwal kondisi iklim, kehidupan tumbuhan, hewan, dan manusianya. Garis bujur akan memenga ruhi perbedaan waktu. Dengan mengetahui posisi suatu tempat berdasarkan garis bujur sanggup mengetahui kapan suatu acara sanggup dilaksanakan. Contohnya, di Inggris pada pukul 01.00 pagi orang-orang masih tidur, tetapi di Indonesia belahan barat pada waktu yang sama berarti sudah pukul 08.00 pagi (GMT + 7 jam), berarti acara insan sudah ber langsung. Orang Inggris sanggup melaksanakan korelasi bisnis dengan orang Indonesia. Dengan demikian, dalam melaksanakan korelasi dengan orang lain yang berbeda negara dan posisi garis bujurnya, harus benar-benar memerhatikan waktu biar tidak mengakibatkan adanya salah pengertian. Lokasi relatif adalah posisi sesuatu berdasarkan kondisi dan situasi kawasan di sekitarnya. Kondisi dan situasi di sini sanggup berupa kondisi fisik, sosial, ekonomi, budaya, dan keberadaan sarana transportasi dengan kawasan sekitarnya. Misalnya, Indonesia terletak di antara dua samudra dan dua benua, serta dilalui oleh dua jalur pegunungan dunia. Secara sosial budaya Indonesia merupakan tempat yang strategis lantaran berada di kawasan persilangan antara dua budaya yang berbeda, yaitu Asia dan Australia. Kedua benua tersebut mempunyai kondisi fisik dan corak kehidupan yang berbeda. (Geografi Hartono)
2. Konsep Jarak dan Keterjangkauan
Jika jarak dihubungkan dengan laba yang diperoleh, manusia cenderung akan memperhitungkan jarak. Misalnya, antara Bandung dengan Jakarta jaraknya 140 km, dahulu jarak tempuh Bandung-Jakarta
naik bus mencapai 5 jam. Sekarang dengan adanya jalan tol Cipularang sanggup dijangkau hanya sekitar 3 jam saja dengan jenis kendaraan yang sama. Waktu tempuh tersebut akan berbeda jikalau orang tersebut mempergunakan jalan Sukabumi, atau Cianjur. Waktu tempuh Bandung-Jakarta akan berbeda pula jikalau memakai kereta api atau pesawat terbang. Bahkan jikalau seseorang mempergunakan telepon untuk berhubungan dengan orang di Jakarta, rasanya sudah tidak punya waktu tempuh lagi Semakin lengkap sarana dan prasarana komunikasi dan transportasi seperti semakin bersahabat jarak antara dua tempat sehingga hubungan dan efek (baik faktual maupun negatif) akan semakin intensif.
Sebaliknya, walaupun dua tempat jarak absolutnya relatif dekat, tetapi jikalau transportasi dan komunikasinya tidak ada atau terbatas, akan semakin usang dan terbatas korelasi yang sanggup dijalin.
Sekarang dengan semakin majunya teknologi komunikasi dan transportasi di dunia, jarak bukan lagi menjadi masalah. Tempat-tempat di dunia terasa semakin dekat, menyatu, dan transparan, semua itu dikenal dengan kurun globalisasi.
3. Konsep Tempat
Tempat sanggup mencerminkan abjad fisik dan sosial suatu daerah. Suatu tempat dibuat oleh abjad fisik (seperti iklim, jenis tanah, tata air, morfologi, flora, dan fauna) dan insan yang hidup di dalamnya (seperti jumlah penduduk, kepadatan, perkembangan penduduk, pendidikan, pendapatan, dan kebudayaan). Nama tempat sanggup mencerminkan kondisi atau identitas suatu kawasan secara spesifik. Jika seseorang menyebut nama gunung atau teluk sudah terbayangkan bagaimana kondisi alam dan manusianya. Tempat juga sanggup mencerminkan kondisi umum berdasarkan prinsip kesamaan fisik atau manusianya, menyerupai gurun, plato, dataran, pertanian hortikul tura, perkebunan, hutan, perdesaan, atau metropolitan.
Semua tempat di permukaan bumi mempunyai karakteristik tertentu. Karakteristik atau ciri khas suatu tempat sanggup terlihat dengan jelas atau sanggup pula tidak. Setiap unsur yang terdapat di tempat tersebut memperlihatkan abjad tertentu sehingga sanggup dibedakan dari daerah lainnya.
Jika jarak dihubungkan dengan laba yang diperoleh, manusia cenderung akan memperhitungkan jarak. Misalnya, antara Bandung dengan Jakarta jaraknya 140 km, dahulu jarak tempuh Bandung-Jakarta
naik bus mencapai 5 jam. Sekarang dengan adanya jalan tol Cipularang sanggup dijangkau hanya sekitar 3 jam saja dengan jenis kendaraan yang sama. Waktu tempuh tersebut akan berbeda jikalau orang tersebut mempergunakan jalan Sukabumi, atau Cianjur. Waktu tempuh Bandung-Jakarta akan berbeda pula jikalau memakai kereta api atau pesawat terbang. Bahkan jikalau seseorang mempergunakan telepon untuk berhubungan dengan orang di Jakarta, rasanya sudah tidak punya waktu tempuh lagi Semakin lengkap sarana dan prasarana komunikasi dan transportasi seperti semakin bersahabat jarak antara dua tempat sehingga hubungan dan efek (baik faktual maupun negatif) akan semakin intensif.
Sebaliknya, walaupun dua tempat jarak absolutnya relatif dekat, tetapi jikalau transportasi dan komunikasinya tidak ada atau terbatas, akan semakin usang dan terbatas korelasi yang sanggup dijalin.
Sekarang dengan semakin majunya teknologi komunikasi dan transportasi di dunia, jarak bukan lagi menjadi masalah. Tempat-tempat di dunia terasa semakin dekat, menyatu, dan transparan, semua itu dikenal dengan kurun globalisasi.
3. Konsep Tempat
Tempat sanggup mencerminkan abjad fisik dan sosial suatu daerah. Suatu tempat dibuat oleh abjad fisik (seperti iklim, jenis tanah, tata air, morfologi, flora, dan fauna) dan insan yang hidup di dalamnya (seperti jumlah penduduk, kepadatan, perkembangan penduduk, pendidikan, pendapatan, dan kebudayaan). Nama tempat sanggup mencerminkan kondisi atau identitas suatu kawasan secara spesifik. Jika seseorang menyebut nama gunung atau teluk sudah terbayangkan bagaimana kondisi alam dan manusianya. Tempat juga sanggup mencerminkan kondisi umum berdasarkan prinsip kesamaan fisik atau manusianya, menyerupai gurun, plato, dataran, pertanian hortikul tura, perkebunan, hutan, perdesaan, atau metropolitan.
Semua tempat di permukaan bumi mempunyai karakteristik tertentu. Karakteristik atau ciri khas suatu tempat sanggup terlihat dengan jelas atau sanggup pula tidak. Setiap unsur yang terdapat di tempat tersebut memperlihatkan abjad tertentu sehingga sanggup dibedakan dari daerah lainnya.
Dalam menggambarkan atau mengkaji suatu tempat, geografi senantiasa melihat karakteristik fisik dan manusianya.
a. Karakteristik fisik berasal dari proses-proses yang bersifat alami, menyerupai proses geologis, hidrologis, atmosfiris, dan biologis yang menghasilkan bentuk lahan, tata air, iklim, tanah, vegetasi alami, dan kehidupan faunanya.
b. Karakteristik insan adalah semua bentuk aliran dan aktivitas insan sebagai cerminan pembiasaan insan terhadap lingkungannya. Termasuk di dalamnya jumlah dan komposisi penduduk, perkembangan
penduduk, mata pencarian, teladan pemukiman, jaringan transportasi, dan komunikasi sebagai cerminan interaksi insan dengan sesamanya. Dalam mengkaji suatu tempat orang sanggup melihatnya dari dua aspek, yaitu site dan situasi. Site berkenaan dengan kondisi internal suatu tempat atau daerah, menyerupai iklim, keadaan tanah, topografi, penduduk, dan segala sumber daya yang terkandung di dalamnya. Situasi adalah kondisi ekternal suatu tempat, atau kondisi suatu tempat jikalau dibandingkan dengan kawasan lainnya atau tempat sekitarnya.
a. Karakteristik fisik berasal dari proses-proses yang bersifat alami, menyerupai proses geologis, hidrologis, atmosfiris, dan biologis yang menghasilkan bentuk lahan, tata air, iklim, tanah, vegetasi alami, dan kehidupan faunanya.
b. Karakteristik insan adalah semua bentuk aliran dan aktivitas insan sebagai cerminan pembiasaan insan terhadap lingkungannya. Termasuk di dalamnya jumlah dan komposisi penduduk, perkembangan
penduduk, mata pencarian, teladan pemukiman, jaringan transportasi, dan komunikasi sebagai cerminan interaksi insan dengan sesamanya. Dalam mengkaji suatu tempat orang sanggup melihatnya dari dua aspek, yaitu site dan situasi. Site berkenaan dengan kondisi internal suatu tempat atau daerah, menyerupai iklim, keadaan tanah, topografi, penduduk, dan segala sumber daya yang terkandung di dalamnya. Situasi adalah kondisi ekternal suatu tempat, atau kondisi suatu tempat jikalau dibandingkan dengan kawasan lainnya atau tempat sekitarnya.
4. Konsep Hubungan Timbal Balik (Interelasi)
Setiap tanda-tanda yang terjadi di permukaan bumi ini pada dasarnya merupakan hasil korelasi timbal balik antara banyak sekali faktor. Hubungan ini sanggup terjadi antara faktor fisikdan faktor fisik, faktor fisik dan manusia,
serta diantara faktor insan dan faktor manusia.
Contoh korelasi antara faktor fisik dan faktor fisik, antara lain ketinggian tempat dengan iklim mikro, kemiringan lereng dengan erosi, kesuburan lahan dengan jenis batuan, ketersedian air tanah dengan curah
hujan, dan jenis tanah dengan vegetasi epilog lahan. Contoh hubungan antara faktor fisik dan manusia, antara lain pemusatan penduduk di daerah subur dan dataran rendah, kesuburan lahan dan iklim dengan jenis usaha tani, serta bentuk lahan dengan teladan jalan.
Contoh korelasi antara faktor insan dan insan ialah individu yang serba bergantung terhadap individu lain. Tidak ada insan yang sanggup hidup dan memenuhi kebutuhan hidupnya secara mandiri. Ketergantungan ini tercermin dari adanya masyarakat, perdagangan, trans portasi, komunikasi, banyak sekali organisasi sosial, politik, atau kebudayaan, dalam kehidupan di masyarakat. Dalam tatanan geografis teladan permukiman dapat menjadi menerangkan sifat-sifat saling ketergantungan.
5. Konsep Gerakan
Pada dasarnya setiap tanda-tanda di permukaan bumi mengalami adanya gerakan. Gerakan objek atau tanda-tanda yang tampak jelas, menyerupai terjadinya gerakan awan, air mengalir, angin, batuan dan tanah oleh manusia, atau
gerakan barang, insan melaksanakan kerja, dan gerakan arus bahari oleh angin. Gerakan yang tidak tampak, menyerupai gerakan panas dari lintang rendah (ekuator) ke lintang tinggi, serta gerakan informasi, dan inspirasi atau
gagasan. Gerakan ini memperlihatkan adanya interaksi antara satu objek ke objek yang lain atau antara satu tempat ke tempat lain yang berbeda. Gerakan ini menjadi kajian geografi untuk sanggup memahami
bagaimana latar belakang terjadinya suatu tanda-tanda atau fenomena di permukaan bumi serta dampaknya terhadap tanda-tanda atau fenomena lain.
Misalnya, terjadinya banyak sekali macam perjuangan tani sebagai tanggapan dari adanya perbedaan iklim, dan perbedaan iklim disebabkan oleh adanya sirkulasi udara secara global di atmosfer. Tinggi rendahnya permukaan bumi terjadi tanggapan adanya gerakan lempeng benua dan samudra, gerakan lempeng juga sanggup menyebabkan terjadinya gunungapi, lipatan, patahan, gempa, dan runtuhan. Adanya perbedaan biota bahari disebab kan oleh gerakan arus bahari tanggapan dari perbedaan suhu dan kedalaman. Tumbuhan bergerak secara alami, seperti oleh air dan angin atau hasil campur tangan manusia. Gerakan manusia tampak terperinci dari semakin padatnya jalur transportasi dan komunikasi yang meng hubungkan banyak sekali tempat di permukaan bumi. Adanya globalisasi peradaban dunia merupakan suatu bukti kemajuan di bidang transportasi dan komunikasi. Dunia menjadi transparan sehingga faktor jarak dan waktu bukan lagi menjadi suatu masalah. Setiap hari bahkan setiap menit individu dalam masyarakat sanggup berkomunikasi dengan orang lain di dunia. Dalam skala besar, perdagangan internasional memperlihatkan tidak ada negara yang sanggup memenuhi kebutuhan nya sendiri. Dalam bidang-bidang tertentu negara yang satu dengan negara yang lain terjadi saling ketergantungan.
Geografi melalui kajian geografi transportasi, membantu menjelaskan banyak sekali teladan gerakan fisik manusia, gagasan dan barang, serta pen jalaran atau difusi dari teknologi transportasi. Berbagai sistem tran spor tasi dianalisis perkembangan dan dampaknya sehingga memperlihatkan berbagai alternatif arah transportasi menjadi lebih efisien.
Setiap tanda-tanda yang terjadi di permukaan bumi ini pada dasarnya merupakan hasil korelasi timbal balik antara banyak sekali faktor. Hubungan ini sanggup terjadi antara faktor fisikdan faktor fisik, faktor fisik dan manusia,
serta diantara faktor insan dan faktor manusia.
Contoh korelasi antara faktor fisik dan faktor fisik, antara lain ketinggian tempat dengan iklim mikro, kemiringan lereng dengan erosi, kesuburan lahan dengan jenis batuan, ketersedian air tanah dengan curah
hujan, dan jenis tanah dengan vegetasi epilog lahan. Contoh hubungan antara faktor fisik dan manusia, antara lain pemusatan penduduk di daerah subur dan dataran rendah, kesuburan lahan dan iklim dengan jenis usaha tani, serta bentuk lahan dengan teladan jalan.
Contoh korelasi antara faktor insan dan insan ialah individu yang serba bergantung terhadap individu lain. Tidak ada insan yang sanggup hidup dan memenuhi kebutuhan hidupnya secara mandiri. Ketergantungan ini tercermin dari adanya masyarakat, perdagangan, trans portasi, komunikasi, banyak sekali organisasi sosial, politik, atau kebudayaan, dalam kehidupan di masyarakat. Dalam tatanan geografis teladan permukiman dapat menjadi menerangkan sifat-sifat saling ketergantungan.
5. Konsep Gerakan
Pada dasarnya setiap tanda-tanda di permukaan bumi mengalami adanya gerakan. Gerakan objek atau tanda-tanda yang tampak jelas, menyerupai terjadinya gerakan awan, air mengalir, angin, batuan dan tanah oleh manusia, atau
gerakan barang, insan melaksanakan kerja, dan gerakan arus bahari oleh angin. Gerakan yang tidak tampak, menyerupai gerakan panas dari lintang rendah (ekuator) ke lintang tinggi, serta gerakan informasi, dan inspirasi atau
gagasan. Gerakan ini memperlihatkan adanya interaksi antara satu objek ke objek yang lain atau antara satu tempat ke tempat lain yang berbeda. Gerakan ini menjadi kajian geografi untuk sanggup memahami
bagaimana latar belakang terjadinya suatu tanda-tanda atau fenomena di permukaan bumi serta dampaknya terhadap tanda-tanda atau fenomena lain.
Misalnya, terjadinya banyak sekali macam perjuangan tani sebagai tanggapan dari adanya perbedaan iklim, dan perbedaan iklim disebabkan oleh adanya sirkulasi udara secara global di atmosfer. Tinggi rendahnya permukaan bumi terjadi tanggapan adanya gerakan lempeng benua dan samudra, gerakan lempeng juga sanggup menyebabkan terjadinya gunungapi, lipatan, patahan, gempa, dan runtuhan. Adanya perbedaan biota bahari disebab kan oleh gerakan arus bahari tanggapan dari perbedaan suhu dan kedalaman. Tumbuhan bergerak secara alami, seperti oleh air dan angin atau hasil campur tangan manusia. Gerakan manusia tampak terperinci dari semakin padatnya jalur transportasi dan komunikasi yang meng hubungkan banyak sekali tempat di permukaan bumi. Adanya globalisasi peradaban dunia merupakan suatu bukti kemajuan di bidang transportasi dan komunikasi. Dunia menjadi transparan sehingga faktor jarak dan waktu bukan lagi menjadi suatu masalah. Setiap hari bahkan setiap menit individu dalam masyarakat sanggup berkomunikasi dengan orang lain di dunia. Dalam skala besar, perdagangan internasional memperlihatkan tidak ada negara yang sanggup memenuhi kebutuhan nya sendiri. Dalam bidang-bidang tertentu negara yang satu dengan negara yang lain terjadi saling ketergantungan.
Geografi melalui kajian geografi transportasi, membantu menjelaskan banyak sekali teladan gerakan fisik manusia, gagasan dan barang, serta pen jalaran atau difusi dari teknologi transportasi. Berbagai sistem tran spor tasi dianalisis perkembangan dan dampaknya sehingga memperlihatkan berbagai alternatif arah transportasi menjadi lebih efisien.
6. Konsep Pewilayahan (Regionalisasi)
Tema yang paling fundamental dari studi geografi ialah region, sedangkan kajian utamanya ialah banyak sekali bentuk region dan perubahannya. Regionalisasi pada dasarnya merupakan pengumpulan, pengklasifikasian atau pengelompokan data ke dalam data yang sejenis. Dari pengelompokan tersebut akan terlihat kawasan yang memperlihatkan adanya persamaan dan perbedaan.Kesatuan kawasan yang memperlihatkan karakteristik tertentu sehingga sanggup dibedakan dari kawasan lainnya disebut region. Karakteristik atau ciri khas suatu tempat tersebut sanggup berupa karakteristik fisik, sosial,
atau adonan keduanya.
Terdapat banyak cara untuk memilih region bergantung pada kriteria apa yang akan dipergunakan (fisik, sosial, acara ekonomi, budaya, politik, bahasa, agama, dan etnik yang berkembang di masyarakat).
Tema yang paling fundamental dari studi geografi ialah region, sedangkan kajian utamanya ialah banyak sekali bentuk region dan perubahannya. Regionalisasi pada dasarnya merupakan pengumpulan, pengklasifikasian atau pengelompokan data ke dalam data yang sejenis. Dari pengelompokan tersebut akan terlihat kawasan yang memperlihatkan adanya persamaan dan perbedaan.Kesatuan kawasan yang memperlihatkan karakteristik tertentu sehingga sanggup dibedakan dari kawasan lainnya disebut region. Karakteristik atau ciri khas suatu tempat tersebut sanggup berupa karakteristik fisik, sosial,
atau adonan keduanya.
Terdapat banyak cara untuk memilih region bergantung pada kriteria apa yang akan dipergunakan (fisik, sosial, acara ekonomi, budaya, politik, bahasa, agama, dan etnik yang berkembang di masyarakat).
EmoticonEmoticon