A.Ragam Pola Hias Seni Rupa Terapan
DiIndonesia pola-pola hias dalam seni rupa sangat beragam, contohnya referensi hias di kawasan Jawa umumnya bermotif tumbuhan, hewan, dan ada pula yang bermotif bidang geometrik atau bidang
organik. Di Toraja, Papua, dan Sumatra Utara sering dijumpai ragam hias yang berpola geometrik. Motif insan dan binatang banyak dipakai pada ragam hias masyarakat Dayak di Kalimantan, Batak, dan Papua.
Motif atau corak ragam hias di Indonesia sanggup digolongkan dalam dua kelompok sebagai berikut.
a. Pola hias abstrak, di antaranya yaitu motif-motif geometrik dan organik, menyerupai motif tumpal, baji, kawung, meander, pilin, swastika, dan lain-lain.
(Sumber: Tenun Ikat, 2007)
b. Pola hias abstraksi, antara lain diambil dari bentuk flora, fauna, dan manusia. Ragam hias abstraksi berkembang pesat sesudah efek Islam masuk Nusantara, yaitu dengan berkembangnya bentuk stilasi dan deformasi.
(Sumber: www.serve.com (02-02-2009))
B.Teknik Penciptaan Seni Rupa Terapan
Teknik penciptaan karya seni rupa terapan antara lain sebagai berikut.
a. Teknik pahat, yaitu mengurangi materi dengan memakai alat pahat, menyerupai patung, relief, dan ukir.
b. Teknik butsir, yaitu mengurangi dan menambah materi sehingga menjadi bentuk yang diinginkan,
misalnya kerajinan keramik atau gerabah.
c. Teknik lukis, yaitu menciptakan karya seni dengan cara menggoreskan kuas atau peralatan lainnya pada materi kertas, kain, kaca, dan kulit. Misalnya, lukisan di atas kain kanvas, lukisan pada kain batik, dan lukisan kaca.
d. Teknik cor, yaitu menciptakan karya seni dengan menciptakan alat cetakan, kemudian dituangkan campuran berupa semen, gips, dan sebagainya sehingga menghasilkan bentuk yang diinginkan. Misalnya, menciptakan patung.
e. Teknik las, yaitu menciptakan karya seni dengan cara menggabungkan materi satu ke materi lain sehingga membentuk karya seni yang unik. Misalnya, menciptakan patung kontemporer.
f. Teknik konstruksi, yaitu menggabungkan materi bangunan yang satu ke bangunan yang lain. Misalnya, rumah dan mesin.
g. Teknik cetak, yaitu menciptakan karya seni dengan cara menciptakan mal (cetakan) terlebih dahulu. Misalnya, menciptakan keramik dan patung.
h. Teknik tempa, yaitu menciptakan karya seni dengan cara ditempa (dibentuk) melalui proses perapian. Misalnya, menciptakan keris, kujang, dan benda-benda perhiasan.
DiIndonesia pola-pola hias dalam seni rupa sangat beragam, contohnya referensi hias di kawasan Jawa umumnya bermotif tumbuhan, hewan, dan ada pula yang bermotif bidang geometrik atau bidang
organik. Di Toraja, Papua, dan Sumatra Utara sering dijumpai ragam hias yang berpola geometrik. Motif insan dan binatang banyak dipakai pada ragam hias masyarakat Dayak di Kalimantan, Batak, dan Papua.
Motif atau corak ragam hias di Indonesia sanggup digolongkan dalam dua kelompok sebagai berikut.
a. Pola hias abstrak, di antaranya yaitu motif-motif geometrik dan organik, menyerupai motif tumpal, baji, kawung, meander, pilin, swastika, dan lain-lain.
(Sumber: Tenun Ikat, 2007)
b. Pola hias abstraksi, antara lain diambil dari bentuk flora, fauna, dan manusia. Ragam hias abstraksi berkembang pesat sesudah efek Islam masuk Nusantara, yaitu dengan berkembangnya bentuk stilasi dan deformasi.
(Sumber: www.serve.com (02-02-2009))
B.Teknik Penciptaan Seni Rupa Terapan
Teknik penciptaan karya seni rupa terapan antara lain sebagai berikut.
a. Teknik pahat, yaitu mengurangi materi dengan memakai alat pahat, menyerupai patung, relief, dan ukir.
b. Teknik butsir, yaitu mengurangi dan menambah materi sehingga menjadi bentuk yang diinginkan,
misalnya kerajinan keramik atau gerabah.
c. Teknik lukis, yaitu menciptakan karya seni dengan cara menggoreskan kuas atau peralatan lainnya pada materi kertas, kain, kaca, dan kulit. Misalnya, lukisan di atas kain kanvas, lukisan pada kain batik, dan lukisan kaca.
d. Teknik cor, yaitu menciptakan karya seni dengan menciptakan alat cetakan, kemudian dituangkan campuran berupa semen, gips, dan sebagainya sehingga menghasilkan bentuk yang diinginkan. Misalnya, menciptakan patung.
e. Teknik las, yaitu menciptakan karya seni dengan cara menggabungkan materi satu ke materi lain sehingga membentuk karya seni yang unik. Misalnya, menciptakan patung kontemporer.
f. Teknik konstruksi, yaitu menggabungkan materi bangunan yang satu ke bangunan yang lain. Misalnya, rumah dan mesin.
g. Teknik cetak, yaitu menciptakan karya seni dengan cara menciptakan mal (cetakan) terlebih dahulu. Misalnya, menciptakan keramik dan patung.
h. Teknik tempa, yaitu menciptakan karya seni dengan cara ditempa (dibentuk) melalui proses perapian. Misalnya, menciptakan keris, kujang, dan benda-benda perhiasan.
EmoticonEmoticon