Karya tenun terbentuk melalui proses waktu yang panjang semenjak zaman kebudayaan Dongson prasejarah. Kain tenun dengan segenap teknik dan ragam hiasnya telah mengalami perkembangan sampai terbentuk karya tekstil yang bernilai seni tinggi.
Jenis-jenis kain tenun
Ada dua jenis kain tenun, yaitu tenun ikat dan tenun songket. Perbedaan keduanya terletak pada materi yang dipakai dan teknik pembuatannya.
a. Tenun ikat
Tenun ikat yakni kain tenun yang pembentukan ragam hiasnya dibentuk dengan cara mengikat bagianbagian benangnya. Sejarah pembuatan tenun Nusantara diawali dengan adanya tenun ikat lungsi yang sudah ada semenjak zaman prasejarah. Tenun ikat lungsi yakni tenun yang teknik pembentukan ragam hiasnya dibentuk dengan cara mengikat benang lungsinya, yaitu benang yang vertikal. Persebaran tenun ikat lungsi, antara lain di Toraja, Sulawesi Selatan, Minahasa (Sulawesi Utara), Batak (Sumatra Utara), Sumba (NTT), Flores, dan di pedalaman Kalimantan.
Pada perkembangan selanjutnya, dikenal pula pembuatan tenun dengan teknik ikat pakan (jalur horizontal). Bahan-bahan yang dipakai dalam tenun ikat yakni benang kapas, sanggup juga memakai benang sutra alam, ibarat pada tenun ikat Nusapenida (Bali) dan Padang. Tenun ikat ini oleh sebagian masyarakat lebih dikenal dengan sebutan kain ulos.
(Kain tenun ulap doyo bermotif kait segi empat dan tumpal, dari Kaltim)
b. Tenun songket
Tenun songket atau terkenal dengan sebutan kain songket yakni jenis kain tenun yang penciptaannya dimulai sesudah adanya tenun ikat. Teknik pembuatan tenun songket bahwasanya sudah ada semenjak zaman prasejarah dengan adanya teknik pakan embel-embel dan lungsi tambahan. Namun kain songket yang memakai benang emas, benang perak, atau benang sutra mulai diterapkan semenjak adanya relasi perdagangan kerajaan di Sumatera dengan orang-orang abnormal terutama
dari Cina. Benang sutra yang didapatkan dari luar diterapkan dalam kain tenun yang kemudian dikenal dengan sebutan kain songket. Kain songket yakni kain tenun yang dibentuk melalui suatu teknik menawarkan benang embel-embel berupa benang emas, benang perak, atau benang sutra dengan cara dicukit atau disongket.
Pembentukan corak pada tenunan sangat dipengaruhi oleh bahan-bahan yang digunakan, yang membentuk desain itu sendiri. Ada desain benang sutra yang ditempatkan di atas dasar benang kapas. Ada desain yang terbentuk dari jenis benang yang sama, contohnya dari sesama benang kapas atau sesama benang sutra, atau dari jenis benang lainnya. Daerah-daerah tertentu di Indonesia yang menjadi awal pembuatan songket, antara lain Palembang (Sumsel), Donggala (Sulteng), Bugis (Sulsel), dan Bali.
(Kain songket dengan sutra merah bermotif bunga dalam jalurjalur, Sumbar)
Jenis-jenis kain tenun
Ada dua jenis kain tenun, yaitu tenun ikat dan tenun songket. Perbedaan keduanya terletak pada materi yang dipakai dan teknik pembuatannya.
a. Tenun ikat
Tenun ikat yakni kain tenun yang pembentukan ragam hiasnya dibentuk dengan cara mengikat bagianbagian benangnya. Sejarah pembuatan tenun Nusantara diawali dengan adanya tenun ikat lungsi yang sudah ada semenjak zaman prasejarah. Tenun ikat lungsi yakni tenun yang teknik pembentukan ragam hiasnya dibentuk dengan cara mengikat benang lungsinya, yaitu benang yang vertikal. Persebaran tenun ikat lungsi, antara lain di Toraja, Sulawesi Selatan, Minahasa (Sulawesi Utara), Batak (Sumatra Utara), Sumba (NTT), Flores, dan di pedalaman Kalimantan.
Pada perkembangan selanjutnya, dikenal pula pembuatan tenun dengan teknik ikat pakan (jalur horizontal). Bahan-bahan yang dipakai dalam tenun ikat yakni benang kapas, sanggup juga memakai benang sutra alam, ibarat pada tenun ikat Nusapenida (Bali) dan Padang. Tenun ikat ini oleh sebagian masyarakat lebih dikenal dengan sebutan kain ulos.

b. Tenun songket
Tenun songket atau terkenal dengan sebutan kain songket yakni jenis kain tenun yang penciptaannya dimulai sesudah adanya tenun ikat. Teknik pembuatan tenun songket bahwasanya sudah ada semenjak zaman prasejarah dengan adanya teknik pakan embel-embel dan lungsi tambahan. Namun kain songket yang memakai benang emas, benang perak, atau benang sutra mulai diterapkan semenjak adanya relasi perdagangan kerajaan di Sumatera dengan orang-orang abnormal terutama
dari Cina. Benang sutra yang didapatkan dari luar diterapkan dalam kain tenun yang kemudian dikenal dengan sebutan kain songket. Kain songket yakni kain tenun yang dibentuk melalui suatu teknik menawarkan benang embel-embel berupa benang emas, benang perak, atau benang sutra dengan cara dicukit atau disongket.
Pembentukan corak pada tenunan sangat dipengaruhi oleh bahan-bahan yang digunakan, yang membentuk desain itu sendiri. Ada desain benang sutra yang ditempatkan di atas dasar benang kapas. Ada desain yang terbentuk dari jenis benang yang sama, contohnya dari sesama benang kapas atau sesama benang sutra, atau dari jenis benang lainnya. Daerah-daerah tertentu di Indonesia yang menjadi awal pembuatan songket, antara lain Palembang (Sumsel), Donggala (Sulteng), Bugis (Sulsel), dan Bali.

EmoticonEmoticon