A.Pengertian Dongeng
Dongeng yaitu dongeng ihwal tokoh yang mengalami suka dan sedih kehidupan. Banyak dongeng dongeng yang sanggup memperlihatkan pelajaran yang baik untuk kehidupan kita.
Misalnya, pelajaran ihwal kebaikan budpekerti yang selalu menang dalam melawan kejahatan, pengorbanan seorang ibu, dan kebijaksanaan dalam menghadapi masalah. Banyak dongeng dongeng yang sanggup kita ambil manfaatnya, biar kita selalu berhati-hati dalam perbuatan sehari-hari.
B.Jenis-Jenis Dongeng
1. Fabel, yaitu dongeng berisi dongeng dengan tokoh hewan yang berperilaku ibarat manusia, contohnya Kancil dan Siput, Katak Hendak Makara Lembu, dan sebagainya.
2. Legenda, yaitu dongeng ihwal asal mula terjadinya suatu tempat, contohnya Rawapening, Banyuwangi, Batu Belah Batu Betangkup, dan sebagainya.
3. Mite, yaitu dongeng ihwal makhluk halus atau dewa-dewa dan dekat kaitannya dengan kepercayaan masyarakat, contohnya Nyai Rara Kidul.
4. Sage, yaitu dongeng ihwal kepahlawanan, contohnya Ramayana, Hang Tuah, dan sebagainya.
C.Contoh Dongeng
Leo dan Simon
Oleh Hadi Pranoto
Tuan Mugabe seorang pengusaha kayu. Ia memiliki banyak pekerja yang pandai menciptakan kayu-kayu gelondongan menjadi meja, kursi, dan lemari yang bagus. Ia juga memiliki dua penebang kayu yang bertugas menebang pohon di perkebunan miliknya.
Tuan Mugabe sangat memperhatikan lingkungan. Setiap satu pohon ditebang, maka ia akan menanam seratus pohon kecil di perkebunannya yang luas. Suatu hari, dua penebang kayu yang bekerja untuknya sakit. Tuan Mugabe mencari dua penebang kayu yang baru. Cukup banyak pekerja yang melamar.
Namun, alhasil Tuan Mugabe menentukan dua pemuda, Leo dan Simon.
Leo berbadan besar dan kuat. Tuan Mugabe tak ragu mempekerjakannya.
Simon bertubuh sedang, namun semangatnya untuk bekerja cukup besar.
Tuan Mugabe menerimanya dengan beberapa persyaratan. "Kalau hasil kerjamu kurang dari sepuluh batang pohon per hari kamu akan dipecat," katanya. "Baik Tuan," kata Simon bersemangat.
Tuan Mugabe kemudian memberi keduanya kapak besar. Leo dan Simon pun mulai bekerja.
Hari pertama Leo berhasil menebang lima belas batang pohon besar.
Sementara Simon hanya delapan pohon.
"Sudah kuduga. Kau niscaya tidak mampu," ujar Tuan Mugabe "Maaf tuan. Berilah hamba kesempatan seminggu lagi. Hamba akan bekerja lebih keras lagi," jawab Simon. Tuan Mugabe pun setuju.
"Leo, tidak salah saya memilihmu. Kau memang pekerja keras yang baik,"Puji Tuan Mugabe pada Leo.
"Terima kasih, Tuan. Hamba akan bekerja lebih keras lagi," jawab Leo bangga.
Karena kebanggaan majikannya, Leo bekerja semakin bersemangat lagi.
Sementara Simon masih mempersiapkan alat kerjanya, Leo telah menebang satu pohon.
"Hari ini saya akan menebang pohon lebih banyak dari kemarin," kata Simon dalam hati. Maka mulailah ia bekerja dengan lebih giat.
Sore itu Simon berhasil menebang sepuluh pohon. Leo dua belas batang pohon. "Tidak apa-apa, Leo. Hasil tebanganmu masih lebih banyak. Kau tetap pekerja kesayanganku," puji Tuan Mugabe.
"Terima kasih, Tuan. Besok hamba akan bekerja dua kali lebih giat," janjinya.
"Simon, bekerjalah terus ibarat hari ini. Kau tetap lulus," kata Tuan Mugabe.
"Terima kasih, Tuan. Hamba akan bekerja lebih cermat dan teliti lagi," jawabnya.
Pagi-pagi sekali Leo telah pergi ke hutan. Ia menebang pohon dengan semangat dan mengerahkan seluruh tenaganya. Sementara Simon pagi itu, mulai bekerja ibarat biasa. Akan tetapi, menjelang sore hari Leo hanya berhasil mengumpulkan sembilan batang pohon. Simon malah berhasil menebang dua belas batang pohon. Tuan Mugabe menjadi heran. Ia tahu kalau Leo selalu
bekerja lebih awal dan lebih giat, sedangkan Simon bekerja dengan waktu dan kecepatan biasa.
"Maafkan hamba, Tuan. Sepertinya hamba kehilangan tenaga dan kekuatan," keluh Leo sedih.
"Aneh! Kenapa kini justru hasil tebangan Simon lebih banyak?
Padahal tubuhmu lebih besar dan berpengaruh dibanding Simon," Tuan Mugabe heran.
Karena penasaran, Tuan Mugabe pun berusaha menilik hal itu. Pagipagi sekali, ia sudah berada di dalam hutan mengawasi kedua pekerjanya.
Yang pertama tiba yaitu Leo. Begitu sampai, ia pribadi menebang pohon dengan gigihnya.
"Hhmmm, Leo lebih dulu mulai bekerja sebelum Simon. Tapi mengapa?” pikir Tuan Mugabe. Tak usang kemudian, datanglah Simon. Begitu sampai, ia tidak pribadi bekerja. Simon mengeluarkan kapak dan mengasah kapaknya hingga tajam berkilat. Melihat hal itu Tuan Mugabe tersenyum, ia kini tahu jawabannya.
Sore itu, Simon berhasil mengumpulkan dua belas batang pohon. Sementara Leo cuma delapan batang. Leo menemui majikannya dan meminta maaf dengan sedih. Tuan Mugabe tersenyum,"Kapan terakhir kali kamu mengasah kapakmu?"
"Mengasah?" Hamba tidak punya waktu untuk mengasah kapak, hamba terlalu
sibuk menebang pohon," jawab Leo jujur.
"Itulah sebabnya hasil kerjamu menurun. Kau bekerja dua kali lebih keras, padahal kamu menggunakan kapak yang tumpul. Akibatnya, kamu butuh waktu lebih usang untuk menebang pohon," terang Tuan Mugabe. Leo mengangguk mengerti. Ia kini sadar kecerobohannya. Ia juga mengagumi kecermatan Simon dalam bekerja.
Sumber: Bobo, 21 Desember 2006
Dongeng yaitu dongeng ihwal tokoh yang mengalami suka dan sedih kehidupan. Banyak dongeng dongeng yang sanggup memperlihatkan pelajaran yang baik untuk kehidupan kita.
Misalnya, pelajaran ihwal kebaikan budpekerti yang selalu menang dalam melawan kejahatan, pengorbanan seorang ibu, dan kebijaksanaan dalam menghadapi masalah. Banyak dongeng dongeng yang sanggup kita ambil manfaatnya, biar kita selalu berhati-hati dalam perbuatan sehari-hari.
B.Jenis-Jenis Dongeng
1. Fabel, yaitu dongeng berisi dongeng dengan tokoh hewan yang berperilaku ibarat manusia, contohnya Kancil dan Siput, Katak Hendak Makara Lembu, dan sebagainya.
2. Legenda, yaitu dongeng ihwal asal mula terjadinya suatu tempat, contohnya Rawapening, Banyuwangi, Batu Belah Batu Betangkup, dan sebagainya.
3. Mite, yaitu dongeng ihwal makhluk halus atau dewa-dewa dan dekat kaitannya dengan kepercayaan masyarakat, contohnya Nyai Rara Kidul.
4. Sage, yaitu dongeng ihwal kepahlawanan, contohnya Ramayana, Hang Tuah, dan sebagainya.
C.Contoh Dongeng
Leo dan Simon
Oleh Hadi Pranoto
Tuan Mugabe seorang pengusaha kayu. Ia memiliki banyak pekerja yang pandai menciptakan kayu-kayu gelondongan menjadi meja, kursi, dan lemari yang bagus. Ia juga memiliki dua penebang kayu yang bertugas menebang pohon di perkebunan miliknya.
Tuan Mugabe sangat memperhatikan lingkungan. Setiap satu pohon ditebang, maka ia akan menanam seratus pohon kecil di perkebunannya yang luas. Suatu hari, dua penebang kayu yang bekerja untuknya sakit. Tuan Mugabe mencari dua penebang kayu yang baru. Cukup banyak pekerja yang melamar.
Namun, alhasil Tuan Mugabe menentukan dua pemuda, Leo dan Simon.
Leo berbadan besar dan kuat. Tuan Mugabe tak ragu mempekerjakannya.
Simon bertubuh sedang, namun semangatnya untuk bekerja cukup besar.
Tuan Mugabe menerimanya dengan beberapa persyaratan. "Kalau hasil kerjamu kurang dari sepuluh batang pohon per hari kamu akan dipecat," katanya. "Baik Tuan," kata Simon bersemangat.
Tuan Mugabe kemudian memberi keduanya kapak besar. Leo dan Simon pun mulai bekerja.
Hari pertama Leo berhasil menebang lima belas batang pohon besar.
Sementara Simon hanya delapan pohon.
"Sudah kuduga. Kau niscaya tidak mampu," ujar Tuan Mugabe "Maaf tuan. Berilah hamba kesempatan seminggu lagi. Hamba akan bekerja lebih keras lagi," jawab Simon. Tuan Mugabe pun setuju.
"Leo, tidak salah saya memilihmu. Kau memang pekerja keras yang baik,"Puji Tuan Mugabe pada Leo.
"Terima kasih, Tuan. Hamba akan bekerja lebih keras lagi," jawab Leo bangga.
Karena kebanggaan majikannya, Leo bekerja semakin bersemangat lagi.
Sementara Simon masih mempersiapkan alat kerjanya, Leo telah menebang satu pohon.
"Hari ini saya akan menebang pohon lebih banyak dari kemarin," kata Simon dalam hati. Maka mulailah ia bekerja dengan lebih giat.
Sore itu Simon berhasil menebang sepuluh pohon. Leo dua belas batang pohon. "Tidak apa-apa, Leo. Hasil tebanganmu masih lebih banyak. Kau tetap pekerja kesayanganku," puji Tuan Mugabe.
"Terima kasih, Tuan. Besok hamba akan bekerja dua kali lebih giat," janjinya.
"Simon, bekerjalah terus ibarat hari ini. Kau tetap lulus," kata Tuan Mugabe.
"Terima kasih, Tuan. Hamba akan bekerja lebih cermat dan teliti lagi," jawabnya.
Pagi-pagi sekali Leo telah pergi ke hutan. Ia menebang pohon dengan semangat dan mengerahkan seluruh tenaganya. Sementara Simon pagi itu, mulai bekerja ibarat biasa. Akan tetapi, menjelang sore hari Leo hanya berhasil mengumpulkan sembilan batang pohon. Simon malah berhasil menebang dua belas batang pohon. Tuan Mugabe menjadi heran. Ia tahu kalau Leo selalu
bekerja lebih awal dan lebih giat, sedangkan Simon bekerja dengan waktu dan kecepatan biasa.
"Maafkan hamba, Tuan. Sepertinya hamba kehilangan tenaga dan kekuatan," keluh Leo sedih.
"Aneh! Kenapa kini justru hasil tebangan Simon lebih banyak?
Padahal tubuhmu lebih besar dan berpengaruh dibanding Simon," Tuan Mugabe heran.
Karena penasaran, Tuan Mugabe pun berusaha menilik hal itu. Pagipagi sekali, ia sudah berada di dalam hutan mengawasi kedua pekerjanya.
Yang pertama tiba yaitu Leo. Begitu sampai, ia pribadi menebang pohon dengan gigihnya.
"Hhmmm, Leo lebih dulu mulai bekerja sebelum Simon. Tapi mengapa?” pikir Tuan Mugabe. Tak usang kemudian, datanglah Simon. Begitu sampai, ia tidak pribadi bekerja. Simon mengeluarkan kapak dan mengasah kapaknya hingga tajam berkilat. Melihat hal itu Tuan Mugabe tersenyum, ia kini tahu jawabannya.
Sore itu, Simon berhasil mengumpulkan dua belas batang pohon. Sementara Leo cuma delapan batang. Leo menemui majikannya dan meminta maaf dengan sedih. Tuan Mugabe tersenyum,"Kapan terakhir kali kamu mengasah kapakmu?"
"Mengasah?" Hamba tidak punya waktu untuk mengasah kapak, hamba terlalu
sibuk menebang pohon," jawab Leo jujur.
"Itulah sebabnya hasil kerjamu menurun. Kau bekerja dua kali lebih keras, padahal kamu menggunakan kapak yang tumpul. Akibatnya, kamu butuh waktu lebih usang untuk menebang pohon," terang Tuan Mugabe. Leo mengangguk mengerti. Ia kini sadar kecerobohannya. Ia juga mengagumi kecermatan Simon dalam bekerja.
Sumber: Bobo, 21 Desember 2006
EmoticonEmoticon