Batik merupakan gambar hiasan yang dibuat di atas kain yang teknik pengerjaannya melalui proses penutupan dengan materi lilin dan memakai alat canting. Menggambar atau melukis dengan materi lilin yang dipanaskan dengan memakai alat canting inilah yang disebut membatik. Hasil membatik ini disebut batik tulis. Gambar hiasan pada batik sanggup berupa referensi ragam hias, lukisan
dekoratif, atau ekspresif.
Teknik pembuatan batik tulis semakin berkembang dari waktu ke waktu. Perkembangan dalam teknik batik telah mempercepat proses pembuatan kain batik. Caranya, yaitu dengan memakai teknik cap. Teknik ini memakai alat cap yang terbuat dari materi tembaga yang dibuat menjadi motif hias tertentu. Namun batik yang diciptakan dengan teknik tulis tetap lebih unggul dan berkualitas daripada teknik cap. Ada juga kain batik yang dikerjakan melalui teknik printing. Cara ini lebih mudah dan cepat alasannya dilakukan dengan memanfaatkan teknologi digital.
Sekarang ini banyak daerah-daerah di tanah air yang sudah menyebarkan industri kain batik dengan kekhasannya sendiri, baik dari segi motif, komposisi penyusunan warna, bahkan teknis pembuatannya. Kain batik pun dikala ini tidak hanya digunakan sebatas sebagai busana, tetapi juga
telah digunakan untuk aksesori interior, produk cinderamata, bahkan kau juga sanggup memakai batik sebagai media berekspresi, contohnya dengan menciptakan lukisan batik.
1. Pola hias seni batik
Ragam hias batik di setiap tempat di Nusantara beraneka ragam. Ada beberapa bentuk motif dalam desain ragam hias batik, yaitu motif bidang (geometrik dan organik), motif flora, fauna dan manusia, motif garis, dan motif benda.
Motif-motif tersebut sanggup tampil sendirian dan sanggup berupa adonan atau perpaduan motif satu dengan lainnya. Motif bidang sanggup berupa bidang geometrik, bidang organik, atau adonan antara keduanya. Motif flora, fauna, dan manusia umumnya ditampilkan dalam bentuk stilasi dan dekoratif. Motif garis pada batik, contohnya motif garis berbentuk swastika, tumpal, dan garis lingkaran, yang tampil secara lebih banyak didominasi bahkan sendirian. Motif alam dan benda, contohnya berupa perahu, rumah, gapura, guci, dan lain-lain. Salah satu motif yang terkenal ialah motif bendo yang berbentuk pilin berganda. Motif ini banyak terdapat pada ragam hias batik di Jawa.
Motif batik yang dibuat oleh para pengrajin sangat beragam, tergantung kebutuhan. Ada motif yang diwariskan secara turun-temurun. Pembuatan kain batik untuk busana tradisional atau busana adat, ibarat jarit (kebaya), ikat kepala, selendang, dan perangkat busana watak lainnya, tetap memakai motif-motif tradisional. Sedangkan kain batik untuk busana, taplak meja, sprei, dan benda-benda kerajinan, motif yang diciptakan umumnya merupakan pengembangan dari corak-corak tradisional.
2. Membuat referensi batik
Pembuatan referensi batik dilakukan sebelum proses membatik. Tahap awal dari pembuatan referensi hias ialah menentukan inspirasi atau menentukan motif yang dikehendaki. Kain yang akan digunakan sebaiknya disetrika dulu sebelum permukaannya diberi gambar pola. Permukaan kain yang halus dan rata akan memudahkan pembuatan referensi dan proses pemalamannya.
Pembuatan desain dilakukan sebelum menggambar referensi di atas kain. Desain dibuat di atas kertas lengkap dengan pewarnaannya. Lukisan batik yang kita buat diubahsuaikan dengan desain motif tersebut.
Pembuatan referensi di atas kain sanggup dilakukan dengan dua cara sebagai berikut.
a. Membuat referensi dengan proteksi garis
Membuat referensi dengan proteksi garis ialah menciptakan referensi dengan terlebih dulu menciptakan garis-garis horizontal maupun vertikal menyesuaikan motif referensi yang kita buat. Garis yang dibuat sanggup berupa garis lurus maupun lengkung, alasannya yang terpenting ialah untuk memudahkan dalam pembuatan referensi hias.
a) Membuat garis proteksi memakai pensil. b) Membuat referensi dengan proteksi garis.
b. Membuat referensi dengan memalsukan (mal)
Membuat referensi dengan mal ini lebih sering digunakan alasannya lebih cepat dan mudah dalam pengerjaannya. Untuk menjiplak, terlebih dulu dibuatkan referensi hias pada kertas. Pola dibuat sesuai dengan ukuran yang bahu-membahu ibarat yang akan tergambar pada kain. Kain kemudian diletakkan di atas kertas tersebut. Gambar motif pada kertas akan terlihat menembus kain. Kita tinggal menjiplaknya
dengan memakai pensil. Pensil yang digunakan sebaiknya mempunyai ukuran ketebalan yang
cukup, contohnya jenis pensil 3B atau 4B.
a) Membuat referensi di atas kertas. b) Membuat referensi di atas kain dengan memalsukan referensi pada kertas.
dekoratif, atau ekspresif.
Teknik pembuatan batik tulis semakin berkembang dari waktu ke waktu. Perkembangan dalam teknik batik telah mempercepat proses pembuatan kain batik. Caranya, yaitu dengan memakai teknik cap. Teknik ini memakai alat cap yang terbuat dari materi tembaga yang dibuat menjadi motif hias tertentu. Namun batik yang diciptakan dengan teknik tulis tetap lebih unggul dan berkualitas daripada teknik cap. Ada juga kain batik yang dikerjakan melalui teknik printing. Cara ini lebih mudah dan cepat alasannya dilakukan dengan memanfaatkan teknologi digital.
Sekarang ini banyak daerah-daerah di tanah air yang sudah menyebarkan industri kain batik dengan kekhasannya sendiri, baik dari segi motif, komposisi penyusunan warna, bahkan teknis pembuatannya. Kain batik pun dikala ini tidak hanya digunakan sebatas sebagai busana, tetapi juga
telah digunakan untuk aksesori interior, produk cinderamata, bahkan kau juga sanggup memakai batik sebagai media berekspresi, contohnya dengan menciptakan lukisan batik.
1. Pola hias seni batik
Ragam hias batik di setiap tempat di Nusantara beraneka ragam. Ada beberapa bentuk motif dalam desain ragam hias batik, yaitu motif bidang (geometrik dan organik), motif flora, fauna dan manusia, motif garis, dan motif benda.
Motif-motif tersebut sanggup tampil sendirian dan sanggup berupa adonan atau perpaduan motif satu dengan lainnya. Motif bidang sanggup berupa bidang geometrik, bidang organik, atau adonan antara keduanya. Motif flora, fauna, dan manusia umumnya ditampilkan dalam bentuk stilasi dan dekoratif. Motif garis pada batik, contohnya motif garis berbentuk swastika, tumpal, dan garis lingkaran, yang tampil secara lebih banyak didominasi bahkan sendirian. Motif alam dan benda, contohnya berupa perahu, rumah, gapura, guci, dan lain-lain. Salah satu motif yang terkenal ialah motif bendo yang berbentuk pilin berganda. Motif ini banyak terdapat pada ragam hias batik di Jawa.
Motif batik yang dibuat oleh para pengrajin sangat beragam, tergantung kebutuhan. Ada motif yang diwariskan secara turun-temurun. Pembuatan kain batik untuk busana tradisional atau busana adat, ibarat jarit (kebaya), ikat kepala, selendang, dan perangkat busana watak lainnya, tetap memakai motif-motif tradisional. Sedangkan kain batik untuk busana, taplak meja, sprei, dan benda-benda kerajinan, motif yang diciptakan umumnya merupakan pengembangan dari corak-corak tradisional.
2. Membuat referensi batik
Pembuatan referensi batik dilakukan sebelum proses membatik. Tahap awal dari pembuatan referensi hias ialah menentukan inspirasi atau menentukan motif yang dikehendaki. Kain yang akan digunakan sebaiknya disetrika dulu sebelum permukaannya diberi gambar pola. Permukaan kain yang halus dan rata akan memudahkan pembuatan referensi dan proses pemalamannya.
Pembuatan desain dilakukan sebelum menggambar referensi di atas kain. Desain dibuat di atas kertas lengkap dengan pewarnaannya. Lukisan batik yang kita buat diubahsuaikan dengan desain motif tersebut.
Pembuatan referensi di atas kain sanggup dilakukan dengan dua cara sebagai berikut.
a. Membuat referensi dengan proteksi garis
Membuat referensi dengan proteksi garis ialah menciptakan referensi dengan terlebih dulu menciptakan garis-garis horizontal maupun vertikal menyesuaikan motif referensi yang kita buat. Garis yang dibuat sanggup berupa garis lurus maupun lengkung, alasannya yang terpenting ialah untuk memudahkan dalam pembuatan referensi hias.
a) Membuat garis proteksi memakai pensil. b) Membuat referensi dengan proteksi garis.
b. Membuat referensi dengan memalsukan (mal)
Membuat referensi dengan mal ini lebih sering digunakan alasannya lebih cepat dan mudah dalam pengerjaannya. Untuk menjiplak, terlebih dulu dibuatkan referensi hias pada kertas. Pola dibuat sesuai dengan ukuran yang bahu-membahu ibarat yang akan tergambar pada kain. Kain kemudian diletakkan di atas kertas tersebut. Gambar motif pada kertas akan terlihat menembus kain. Kita tinggal menjiplaknya
dengan memakai pensil. Pensil yang digunakan sebaiknya mempunyai ukuran ketebalan yang
cukup, contohnya jenis pensil 3B atau 4B.
a) Membuat referensi di atas kertas. b) Membuat referensi di atas kain dengan memalsukan referensi pada kertas.
EmoticonEmoticon