Untuk memahami kalimat ambigu, perhatikancontoh dibawah ini:
Kami berharap semoga hadirin menyukseskan acara yang telah memakan dana ratusan ribu ini.
Kata-kata yang dicetak tebal dalam kalimat di atas merupakan salah satu pola frasa ambigu. Ambigu ialah kata, frasa, atau kalimat yang memiliki arti lebih dari satu atau bermakna ganda. Ambigu secara struktural atau ketatabahasaan sudah tepat, tetapi artinya menjadikan makna ganda.
Dalam bahasa lisan, penafsiran ambigu tidak akan terjadi alasannya ada pembedaan cara mengucapkannya. Akan tetapi, dalam bahasa tulis penafsiran ganda ini sanggup saja terjadi kalau penanda-penanda ejaan tidak lengkap.
Frasa ratusan ribu memiliki dua arti.
1. Ratusan/ribu = seratus lembar ribuan.
2. Ratusan ribu = satu lembar uang seratus ribu.
Untuk menghindari keambiguan atau kesalahan penafsiran, sebaiknya kalimat tersebut dilengkapi dengan tanda hubung (-). Fungsi tanda hubung dalam penulisan kata-kata untuk menandai pembacaan frasa semoga tidak menjadikan keambiguan. Fungsi tanda hubung ini sama dengan fungsi garis miring (/) dalam penulisan kalimatnya. Tanda hubung diletakkan di antara kata yang dibaca dengan jeda.
Contoh:
Kami berharap semoga hadirin menyukseskan acara yang telah memakan dana ratusan-ribu ini, atau
Kami berharap semoga hadirin menyukseskan acara yang telah memakan dana ratusan ribu ini.
Agar lebih jelas, perhatikan pola kalimat ambigu berikut:
Mainan sahabat gres itu berwarna kuning.
Kalimat tersebut menjadikan makna ganda pada frasa mainan sahabat baru.
1. mainan/teman gres = yang gres ialah teman.
2. mainan teman/baru = yang gres ialah mainan.
Agar tidak menjadikan makna ganda, kalimat di atas sanggup diubah menjadi kalimat berikut.
1. Mainan-teman gres itu berwarna kuning.
2. Mainan teman-baru itu berwarna kuning.
Cara membaca kalimat nomor 1 tersebut ialah sesudah kata mainan diberi jeda. Pada kalimat nomor 2 jeda pembacaan dilakukan sesudah kata baru. Jadi, frasa yang tidak ambigu pada kalimat nomor 1 ialah sahabat baru. Selanjutnya, pada kalimat nomor 2 frasa yang tidak ambigu ialah mainan teman.
Selain terjadi di dalam kalimat, ambiguitas sanggup pula terjadi antarkalimat.
Contoh:
Ali akrab dengan Amin.
Dia sangat mengasihi adiknya.
Contoh di atas tidak diketahui secara terperinci siapa mengasihi adik siapa sehingga kalimat tersebut mengandung ambiguitas. Tidak terperinci siapa yang dimaksud dengan ia dan adiknya dalam kalimat Dia sangat mengasihi adiknya. Kalimat di atas akan menjadi terperinci kalau diubah menjadi menyerupai berikut.
Ali akrab dengan Amin.
Ali sangat mengasihi adik Amin.
Artikel Lainnya Tentang Kalimat dan Paragraf ^__^ :
1.Kalimat Deduktif, Induktif, Deduksi/Kombinasi/Campuran, Inerasi, dan Tanpa Kalimat Utama
Kami berharap semoga hadirin menyukseskan acara yang telah memakan dana ratusan ribu ini.
Kata-kata yang dicetak tebal dalam kalimat di atas merupakan salah satu pola frasa ambigu. Ambigu ialah kata, frasa, atau kalimat yang memiliki arti lebih dari satu atau bermakna ganda. Ambigu secara struktural atau ketatabahasaan sudah tepat, tetapi artinya menjadikan makna ganda.
Dalam bahasa lisan, penafsiran ambigu tidak akan terjadi alasannya ada pembedaan cara mengucapkannya. Akan tetapi, dalam bahasa tulis penafsiran ganda ini sanggup saja terjadi kalau penanda-penanda ejaan tidak lengkap.
Frasa ratusan ribu memiliki dua arti.
1. Ratusan/ribu = seratus lembar ribuan.
2. Ratusan ribu = satu lembar uang seratus ribu.
Untuk menghindari keambiguan atau kesalahan penafsiran, sebaiknya kalimat tersebut dilengkapi dengan tanda hubung (-). Fungsi tanda hubung dalam penulisan kata-kata untuk menandai pembacaan frasa semoga tidak menjadikan keambiguan. Fungsi tanda hubung ini sama dengan fungsi garis miring (/) dalam penulisan kalimatnya. Tanda hubung diletakkan di antara kata yang dibaca dengan jeda.
Contoh:
Kami berharap semoga hadirin menyukseskan acara yang telah memakan dana ratusan-ribu ini, atau
Kami berharap semoga hadirin menyukseskan acara yang telah memakan dana ratusan ribu ini.
Agar lebih jelas, perhatikan pola kalimat ambigu berikut:
Mainan sahabat gres itu berwarna kuning.
Kalimat tersebut menjadikan makna ganda pada frasa mainan sahabat baru.
1. mainan/teman gres = yang gres ialah teman.
2. mainan teman/baru = yang gres ialah mainan.
Agar tidak menjadikan makna ganda, kalimat di atas sanggup diubah menjadi kalimat berikut.
1. Mainan-teman gres itu berwarna kuning.
2. Mainan teman-baru itu berwarna kuning.
Cara membaca kalimat nomor 1 tersebut ialah sesudah kata mainan diberi jeda. Pada kalimat nomor 2 jeda pembacaan dilakukan sesudah kata baru. Jadi, frasa yang tidak ambigu pada kalimat nomor 1 ialah sahabat baru. Selanjutnya, pada kalimat nomor 2 frasa yang tidak ambigu ialah mainan teman.
Selain terjadi di dalam kalimat, ambiguitas sanggup pula terjadi antarkalimat.
Contoh:
Ali akrab dengan Amin.
Dia sangat mengasihi adiknya.
Contoh di atas tidak diketahui secara terperinci siapa mengasihi adik siapa sehingga kalimat tersebut mengandung ambiguitas. Tidak terperinci siapa yang dimaksud dengan ia dan adiknya dalam kalimat Dia sangat mengasihi adiknya. Kalimat di atas akan menjadi terperinci kalau diubah menjadi menyerupai berikut.
Ali akrab dengan Amin.
Ali sangat mengasihi adik Amin.
Artikel Lainnya Tentang Kalimat dan Paragraf ^__^ :
1.Kalimat Deduktif, Induktif, Deduksi/Kombinasi/Campuran, Inerasi, dan Tanpa Kalimat Utama
EmoticonEmoticon