Raja-Raja Kerajaan Kutai:
1.Kudungga
2.Aswawarman
3.Mulawarman (Puncak Kejayaan)
Tentang Kerajaan Kutai
Kerajaan Kutai terletak di sekitar pedoman Sungai Mahakam, Kalimantan Timur. Berdasarkan bukti-bukti berupa yupa yang ditemukan, Kutai merupakan kerajaan tertua di Indonesia. Yupa tersebut berbahasa Sansekerta dan berhuruf Pallawa. Dalam salah yupa dinyatakan nama-nama raja Kutai ibarat Kudungga,
Aswawarman, dan Mulawarman. Yupa-yupa tersebut merupakan peringatan upacara kurban yang dilakukan kaum brahmana.
Dilihat dari bentuk goresan pena diduga yupa itu dibentuk pada kala ke- 4 Masehi, pada masa Raja Mulawarman. Mulawarman yakni raja populer dari Kutai, seperti diungkapkan pada salah satu yupa berikut: ”Sang Maharaja Kudungga yang amat mulia mempunyai putra yang masyur berjulukan Aswawarman. (Dia) mempunyai tiga orang putra yang ibarat api. Yang terkemuka di antara ketiga putranya yakni sang
Mulawarman, raja yang besar, yang berbudi baik, kuat, dan kuasa, yang telah upacara korban emas amat banyak dan untuk memperingati upacara korban itulah tugu ini didirikan.”
Mulawarman, berdasarkan yupa tersebut, sering diwujudkan dengan Ansuman, yaitu Dewa Matahari. Raja Mulawarman dikenal sangat erat dengan rakyatnya. Ia juga memiliki hubungan yang baik dengan kaum brahmana yang tiba ke Kutai. Diceritakan bahwa Mulawarman sangat dermawan. Ia menunjukkan sedekah berupa minyak dan lampu. Ia juga menunjukkan hadiah 20.000 lembu kepada brahmana di suatu
tempat yang disebut Waprakeswara (tempat suci untuk memuja Dewa Siwa). Dengan demikian, sanggup disimpulkan bahwa Mulawarman menganut Hindu-Siwa. Dari besarnya sedekah raja Mulawarman ini menunjukkan keadaan masyarakat Kutai yang sangat makmur. Kemakmuran ini didukung oleh peranan yang besar Kutai dalam pelayaran dan perdagangan di sekitar Asia Tenggara. Hal ini disebabkan lantaran letak Kutai yang strategis, yaitu berada dalam jalur perdagangan utama Cina −India. Sebagaimana telah dikemukakan di atas bahwa raja pertama Kutai yang berjulukan Kudungga diyakini belum dipengaruhi agama Hindu—setidaknya terlihat dari namanya yang masih asli.
Kudungga diperkirakan yakni seorang pemimpin suku setempat yang lalu mendirikan kerajaan pada dikala imbas Hindu − Buddha mulai masuk ke Indonesia. Putra Kudungga, Aswawarman,
kemungkinan yakni raja pertama Kutai yang beragama Hindu. Ia juga diketahui sebagai pendiri dinasti sehingga diberi gelar Wangsakerta yang artinya pembentuk keluarga. Dalam masa pemerintahannya wilayah Kutai makin diperluas. Hal ini diketahui dari diadakannya upacara aswamedha, yaitu upacara pelepasan kuda. Setelah Aswawarman, Kutai diperintah oleh Mulawarman, putra Aswawarman. Dari prasasti yang ditemukan diketahui bahwa dalam masa pemerintahan Mulawarman pada kala ke−4 M, Kutai mengalami masa keemasan. Wilayah kekuasaannya mencakup hampir seluruh wilayah Kalimantan Timur. Pada masa pemerintahannya pula, rakyat Kutai hidup makmur. (bse sejarah Triyono)
Tag: Puncak Kejayaan Kutai
1.Kudungga
2.Aswawarman
3.Mulawarman (Puncak Kejayaan)
Tentang Kerajaan Kutai
Kerajaan Kutai terletak di sekitar pedoman Sungai Mahakam, Kalimantan Timur. Berdasarkan bukti-bukti berupa yupa yang ditemukan, Kutai merupakan kerajaan tertua di Indonesia. Yupa tersebut berbahasa Sansekerta dan berhuruf Pallawa. Dalam salah yupa dinyatakan nama-nama raja Kutai ibarat Kudungga,
Aswawarman, dan Mulawarman. Yupa-yupa tersebut merupakan peringatan upacara kurban yang dilakukan kaum brahmana.
Dilihat dari bentuk goresan pena diduga yupa itu dibentuk pada kala ke- 4 Masehi, pada masa Raja Mulawarman. Mulawarman yakni raja populer dari Kutai, seperti diungkapkan pada salah satu yupa berikut: ”Sang Maharaja Kudungga yang amat mulia mempunyai putra yang masyur berjulukan Aswawarman. (Dia) mempunyai tiga orang putra yang ibarat api. Yang terkemuka di antara ketiga putranya yakni sang
Mulawarman, raja yang besar, yang berbudi baik, kuat, dan kuasa, yang telah upacara korban emas amat banyak dan untuk memperingati upacara korban itulah tugu ini didirikan.”
Mulawarman, berdasarkan yupa tersebut, sering diwujudkan dengan Ansuman, yaitu Dewa Matahari. Raja Mulawarman dikenal sangat erat dengan rakyatnya. Ia juga memiliki hubungan yang baik dengan kaum brahmana yang tiba ke Kutai. Diceritakan bahwa Mulawarman sangat dermawan. Ia menunjukkan sedekah berupa minyak dan lampu. Ia juga menunjukkan hadiah 20.000 lembu kepada brahmana di suatu
tempat yang disebut Waprakeswara (tempat suci untuk memuja Dewa Siwa). Dengan demikian, sanggup disimpulkan bahwa Mulawarman menganut Hindu-Siwa. Dari besarnya sedekah raja Mulawarman ini menunjukkan keadaan masyarakat Kutai yang sangat makmur. Kemakmuran ini didukung oleh peranan yang besar Kutai dalam pelayaran dan perdagangan di sekitar Asia Tenggara. Hal ini disebabkan lantaran letak Kutai yang strategis, yaitu berada dalam jalur perdagangan utama Cina −India. Sebagaimana telah dikemukakan di atas bahwa raja pertama Kutai yang berjulukan Kudungga diyakini belum dipengaruhi agama Hindu—setidaknya terlihat dari namanya yang masih asli.
Kudungga diperkirakan yakni seorang pemimpin suku setempat yang lalu mendirikan kerajaan pada dikala imbas Hindu − Buddha mulai masuk ke Indonesia. Putra Kudungga, Aswawarman,
kemungkinan yakni raja pertama Kutai yang beragama Hindu. Ia juga diketahui sebagai pendiri dinasti sehingga diberi gelar Wangsakerta yang artinya pembentuk keluarga. Dalam masa pemerintahannya wilayah Kutai makin diperluas. Hal ini diketahui dari diadakannya upacara aswamedha, yaitu upacara pelepasan kuda. Setelah Aswawarman, Kutai diperintah oleh Mulawarman, putra Aswawarman. Dari prasasti yang ditemukan diketahui bahwa dalam masa pemerintahan Mulawarman pada kala ke−4 M, Kutai mengalami masa keemasan. Wilayah kekuasaannya mencakup hampir seluruh wilayah Kalimantan Timur. Pada masa pemerintahannya pula, rakyat Kutai hidup makmur. (bse sejarah Triyono)
Tag: Puncak Kejayaan Kutai