Berikut ialah surah al-mukminun ayat 12-14 beserta dengan terjemahan maknanya:
Artinya:
Dan sungguh, Kami telah membuat insan dari saripati (berasal) dari tanah. Kemudian Kami menjadikannya air mani (yang disimpan) dalam daerah yang kukuh (rahim). Kemudian, air mani itu Kami jadikan sesuatu yang melekat, kemudian sesuatu yang menempel itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, kemudian tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian, Kami menjadikannya makhluk yang (berbentuk) lain. Mahasuci Allah, Pencipta yang paling baik. (Q.S. al-Mukminun [23]: 12–14)
Kandungan Surah Al-Mukminun Ayat 12–14:
Pada Surah al-Baqarah [2] ayat 30 Allah Swt. menyatakan kehendak- Nya untuk menyebabkan insan sebagai khalifah di muka bumi. Pada ayat ke-12 hingga 14 Surah al-Mu’minu-n [23] dibahas proses penciptaan manusia.
Dalam ayat ini Allah Swt. memaparkan proses penciptaan insan yang diawali dari saripati tanah. Dalam ayat yang lain juga dijelaskan wacana tahap pertama insan ketika ia masih tersebar di muka bumi dan belum sanggup disebut. Pada tahap pertama, bahan-bahan penciptaan insan masih tersebar pada flora dan binatang yang dikonsumsi oleh ayah dan ibu. Bahan penciptaan insan itu berupa unsur-unsur kimiawi yang terdapat dalam makanan. Unsur-unsur tersebut diserap oleh calon ayah dan calon ibu melalui masakan yang dikonsumsinya.
Unsur-unsur dasar insan itu diolah sedemikian rupa melalui proses kimiawi dalam badan hingga berkembang menjadi menjadi sperma calon ayah dan ovum calon ibu. Sperma dan ovum ialah dua zat khusus yang dibuat oleh Allah Swt. dengan membawa bermiliar-miliar gosip genetika seorang anak manusia. Sperma dan ovum berkembang dan Allah Swt. memperkaya keduanya dengan kemampuan untuk menyebarkan diri dikala bertemu nanti.
Melalui proses penyatuan yang dramatis, sperma dan ovum bertemu dan menyatukan diri. Proses tersebut terjadi dengan penuh kecermatan dan ketepatan yang hanya bisa diatur oleh Zat yang Mahapandai atas segala sesuatu. Keduanya bertemu, mengomunikasikan gosip yang mereka bawa dan berlanjut dalam perkembangan yang luar biasa. Dua sel insan berlainan jenis itu menyatu kemudian membelah dan terus membelah. Tiap-tiap sel gres membentuk jalinan yang berpengaruh di antara mereka. Setelah mulai terbentuk, sel-sel calon insan itu mencari daerah berlabuhnya di dinding rahim sang ibu.
Mereka menempel berpengaruh dan membentuk jaringan penghubung antara si calon insan dengan sang ibu. Jaringan penghubung ini biasa kita kenal sebagai placenta. Tahap inilah yang dalam dunia kedokteran modern disebut zygot. Hal ini memperlihatkan tanda kekuasaan Allah Swt. sekaligus kebenaran Al-Qur’an. Seribu empat ratus tahun yang lalu, dikala kehidupan bangsa Arab berada di tepi terjauh dari peradaban, dikala orang Badui menganggap bahwa bumi itu datar, Al-Qur’an menyatakan sesuatu yang gres terlihat pada era modern ini.
Sembari membangun interaksi dengan sang ibu, sel-sel gres itu terus diatur oleh Allah Swt. untuk membelah hingga menjadi segumpal daging kemudian membelah dan membentuk bagian-bagian badan manusia. Tangan, kaki, kepala, jantung, otak, dan semua organ terbentuk dengan bimbingan Allah Swt. Setelah semua bab lengkap, Allah Swt. menyempurnakan bentuknya menjadi bentuk yang sama sekali berbeda dari dikala pertama kali sperma dan ovum bertemu.
Inilah proses pembentukan seorang insan yang diangkat Allah Swt. sebagai khalifah-Nya di bumi. Proses yang tersampaikan dalam Surah al-Mukminun ayat 12–14 ini memberi pelajaran wacana dua hal penting. Pertama, Allah Swt. yang mengatur penciptaan manusia.
Hal ini dengan konkret terlihat dari tahapan-tahapan pembentukan insan dalam rahim sang
ibu. Bagaimana dua sel, sperma dan ovum yang setengah menit saja dibiarkan di daerah terbuka
niscaya rusak, sanggup bertemu? Siapa yang mengarahkan pertemuan itu? Adakah sang ayah yang
memperlihatkan komando atau si ibu yang memperlihatkan rute? Setelah keduanya bertemu, siapa yang memperlihatkan daya untuk berubah dan membelah?
Sperma dan ovum itu mengetahui dengan sendirinya apa yang harus dilakukan. Allah Swt. yang telah membuat semua itu menjadi mungkin. Allah Swt. yang memberi daya sekaligus arah. Allah Swt. yang memperlihatkan apa yang harus dilakukan oleh dua sel lemah itu. Inilah pelajaran
agung dari Sang Maha Pencipta.
Pelajaran kedua dari surah al-mukminun ayat 12-14 ini ialah pelajaran bagi kesadaran insan wacana asal seruan dirinya dan Tuhan yang telah menciptakannya. Ayat ini mengajak insan merenungkan insiden dirinya. Manusia tidak ada dengan sendirinya melainkan ada alasannya ialah diadakan oleh Yang Mahaada. Kesadaran wacana hal ini diperlukan sanggup membawa dampak konkret pada sikap manusia, kita bersama, untuk menjadi lebih baik sesuai tuntunan Allah Swt. yang telah menciptakan. Pelajaran Allah Swt. dalam ayat ini memperlihatkan bahwa hadirnya insan di muka bumi ini diadakan oleh Allah Swt. tentu bukan tanpa tujuan. Tujuan hadirnya insan untuk mengemban kiprah sebagai khalifah-Nya di muka bumi ini. Saat kita sadar wacana hal ini, kita mengetahui dari mana kita berasal dan kiprah yang harus kita emban di bumi ini.
Artinya:
Dan sungguh, Kami telah membuat insan dari saripati (berasal) dari tanah. Kemudian Kami menjadikannya air mani (yang disimpan) dalam daerah yang kukuh (rahim). Kemudian, air mani itu Kami jadikan sesuatu yang melekat, kemudian sesuatu yang menempel itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, kemudian tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian, Kami menjadikannya makhluk yang (berbentuk) lain. Mahasuci Allah, Pencipta yang paling baik. (Q.S. al-Mukminun [23]: 12–14)
Kandungan Surah Al-Mukminun Ayat 12–14:
Pada Surah al-Baqarah [2] ayat 30 Allah Swt. menyatakan kehendak- Nya untuk menyebabkan insan sebagai khalifah di muka bumi. Pada ayat ke-12 hingga 14 Surah al-Mu’minu-n [23] dibahas proses penciptaan manusia.
Dalam ayat ini Allah Swt. memaparkan proses penciptaan insan yang diawali dari saripati tanah. Dalam ayat yang lain juga dijelaskan wacana tahap pertama insan ketika ia masih tersebar di muka bumi dan belum sanggup disebut. Pada tahap pertama, bahan-bahan penciptaan insan masih tersebar pada flora dan binatang yang dikonsumsi oleh ayah dan ibu. Bahan penciptaan insan itu berupa unsur-unsur kimiawi yang terdapat dalam makanan. Unsur-unsur tersebut diserap oleh calon ayah dan calon ibu melalui masakan yang dikonsumsinya.
Unsur-unsur dasar insan itu diolah sedemikian rupa melalui proses kimiawi dalam badan hingga berkembang menjadi menjadi sperma calon ayah dan ovum calon ibu. Sperma dan ovum ialah dua zat khusus yang dibuat oleh Allah Swt. dengan membawa bermiliar-miliar gosip genetika seorang anak manusia. Sperma dan ovum berkembang dan Allah Swt. memperkaya keduanya dengan kemampuan untuk menyebarkan diri dikala bertemu nanti.
Melalui proses penyatuan yang dramatis, sperma dan ovum bertemu dan menyatukan diri. Proses tersebut terjadi dengan penuh kecermatan dan ketepatan yang hanya bisa diatur oleh Zat yang Mahapandai atas segala sesuatu. Keduanya bertemu, mengomunikasikan gosip yang mereka bawa dan berlanjut dalam perkembangan yang luar biasa. Dua sel insan berlainan jenis itu menyatu kemudian membelah dan terus membelah. Tiap-tiap sel gres membentuk jalinan yang berpengaruh di antara mereka. Setelah mulai terbentuk, sel-sel calon insan itu mencari daerah berlabuhnya di dinding rahim sang ibu.
Mereka menempel berpengaruh dan membentuk jaringan penghubung antara si calon insan dengan sang ibu. Jaringan penghubung ini biasa kita kenal sebagai placenta. Tahap inilah yang dalam dunia kedokteran modern disebut zygot. Hal ini memperlihatkan tanda kekuasaan Allah Swt. sekaligus kebenaran Al-Qur’an. Seribu empat ratus tahun yang lalu, dikala kehidupan bangsa Arab berada di tepi terjauh dari peradaban, dikala orang Badui menganggap bahwa bumi itu datar, Al-Qur’an menyatakan sesuatu yang gres terlihat pada era modern ini.
Sembari membangun interaksi dengan sang ibu, sel-sel gres itu terus diatur oleh Allah Swt. untuk membelah hingga menjadi segumpal daging kemudian membelah dan membentuk bagian-bagian badan manusia. Tangan, kaki, kepala, jantung, otak, dan semua organ terbentuk dengan bimbingan Allah Swt. Setelah semua bab lengkap, Allah Swt. menyempurnakan bentuknya menjadi bentuk yang sama sekali berbeda dari dikala pertama kali sperma dan ovum bertemu.
Inilah proses pembentukan seorang insan yang diangkat Allah Swt. sebagai khalifah-Nya di bumi. Proses yang tersampaikan dalam Surah al-Mukminun ayat 12–14 ini memberi pelajaran wacana dua hal penting. Pertama, Allah Swt. yang mengatur penciptaan manusia.
Hal ini dengan konkret terlihat dari tahapan-tahapan pembentukan insan dalam rahim sang
ibu. Bagaimana dua sel, sperma dan ovum yang setengah menit saja dibiarkan di daerah terbuka
niscaya rusak, sanggup bertemu? Siapa yang mengarahkan pertemuan itu? Adakah sang ayah yang
memperlihatkan komando atau si ibu yang memperlihatkan rute? Setelah keduanya bertemu, siapa yang memperlihatkan daya untuk berubah dan membelah?
Sperma dan ovum itu mengetahui dengan sendirinya apa yang harus dilakukan. Allah Swt. yang telah membuat semua itu menjadi mungkin. Allah Swt. yang memberi daya sekaligus arah. Allah Swt. yang memperlihatkan apa yang harus dilakukan oleh dua sel lemah itu. Inilah pelajaran
agung dari Sang Maha Pencipta.
Pelajaran kedua dari surah al-mukminun ayat 12-14 ini ialah pelajaran bagi kesadaran insan wacana asal seruan dirinya dan Tuhan yang telah menciptakannya. Ayat ini mengajak insan merenungkan insiden dirinya. Manusia tidak ada dengan sendirinya melainkan ada alasannya ialah diadakan oleh Yang Mahaada. Kesadaran wacana hal ini diperlukan sanggup membawa dampak konkret pada sikap manusia, kita bersama, untuk menjadi lebih baik sesuai tuntunan Allah Swt. yang telah menciptakan. Pelajaran Allah Swt. dalam ayat ini memperlihatkan bahwa hadirnya insan di muka bumi ini diadakan oleh Allah Swt. tentu bukan tanpa tujuan. Tujuan hadirnya insan untuk mengemban kiprah sebagai khalifah-Nya di muka bumi ini. Saat kita sadar wacana hal ini, kita mengetahui dari mana kita berasal dan kiprah yang harus kita emban di bumi ini.