Pengertian Israf
Israf merupakan sikap tercela. Secara bahasa, kata israf berarti berlebih-lebihan. Dalam Islam israf ditujukan untuk semua tindakan insan yang melebihi kadar yang dibutuhkan. Israf termasuk perbuatan yang dipandang tidak baik, bahkan dalam beberapa hal dihentikan oleh agama. Israf atau berlebih-lebihan dihentikan oleh agama. Israf dalam memenuhi hajat dan impian nafsu terhadap segala sesuatu yang halal secara aturan syari’at tidak haram, tetapi secara moral sikap ini cenderung merusak tatanan etika dan etika hidup. Selain tidak pernah menemukan kepuasan, sikap ini lambat laun akan membawa seseorang pada tindak penyalahgunaan hak orang lain. Perilaku hiperbola ini sanggup terjadi dalam banyak sekali hal, ibarat makan, minum, penggunaan harta atau materi, ucapan maupun tindakan merupakan perbuatan israf atau mubazir.
Contoh dan Bentuk Israf
Israf sanggup dilakukan insan dalam banyak tindakan keseharian, beberapa teladan di antaranya ialah sebagai berikut.
1. Israf dalam Makan dan Minum
Israf dalam makan dan minum sangat dibenci oleh Allah Swt. Kita tahu bahwa Allah menyediakan semua yang ada di bumi ini untuk kepentingan manusia. Meskipun demikian, bukan berarti kita harus memuaskan impian untuk makan dan minum semua yang ada. Makan dan minum melebihi kebutuhan akan membawa pengaruh tidak baik bagi badan kita. Tubuh akan menjadi letih. Hal ini sanggup dengan gampang kita rasakan dikala kita berlebih-lebihan makan dan minum dikala berbuka puasa. Jika berlebih-lebihan dikala berbuka puasa, sanggup dipastikan kita akan lemas dan kekenyangan serta menjadi tidak nyaman. Akibat fisik lain dari israf makan dan minum ialah badan akan menjadi gemuk. Kegemukan yang hiperbola atau obesitas tidak baik untuk kesehatan. Oleh lantaran akhir jelek yang dibawa oleh israf dalam makan dan minum, Allah Swt. dengan tegas melarang kita untuk berlebih-lebihan dikala kita makan dan minum.
....وَكُلُوا وَاشْرَبُوا وَلَا تُسْرِفُوا ۚ إِنَّهُ لَا يُحِبُّ الْمُسْرِفِينَ
Artinya: . . . Makan dan minumlah tetapi janganlah berlebihan. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan.” (Q.S. al-A’ra f [7]: 31)
Dengan terang Allah Swt. melarang kita, hamba-Nya berlebih-lebihan dalam hal makan dan minum. Berlebih-lebihan dalam makan dan minum sanggup menjadikan pengaruh negatif bagi badan ibarat munculnya penyakit tertentu. Kelebihan mengonsumsi gula sanggup menjadikan timbulnya penyakit diabetes, kelebihan dalam mengonsumsi garam sanggup menjadikan hipertensi, dan beberapa penyakit lainnya.
Rasulullah saw. mengajarkan kita semoga mengakhiri makan sebelum kenyang dan hanya akan makan bila merasa lapar. Cara ini merupakan resep untuk menjaga kesehatan. (Sa’id Hawwa. 2003. Halaman 72)
Baca juga: Adab Makan dan Minum dan Contoh dari Adab Makan dan Minum yang baik
2. Israf dalam Berbicara
Israf lain yang dihentikan dalam agama ialah israf atau hiperbola dikala berbicara. Berlebihan dikala berbicara akan membawa pengaruh buruk. Berlebihan dikala berbicara akan menjadikan bosan bahkan benci lawan bicaranya. Lebih berbahaya lagi bila yang dibicarakan ialah malu orang lain atau berbicara perihal informasi yang belum tentu kebenarannya sanggup menjadi fitnah terhadap orang lain. Oleh lantaran itu, Rasulullah mengingatkan kita untuk senantiasa menjaga verbal semoga tidak gampang berbicara yang berlebih-lebihan. Jika tidak sanggup berkata yang baik dan bijaksana, lebih baik diam. Perhatikan sabda Rasulullah saw. berikut ini.
Artinya: Dari Abi Hurairah r.a. dari Nabi saw. bersabda: barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah ia berkata yang baik atau diam. (H.R. Muttafaq ‘Alaih)
Demikianlah, kadang membisu itu lebih baik daripada berbicara yang tidak terang arahnya. Jika berkata atau berbicara, ia harus berbicara perihal sesuatu yang baik. Ada saatnya kita harus berbicara atau diam. Kita harus berbicara ketika melihat kemungkaran. Ketika melihat atau mengetahui seseorang berbuat kemungkaran, kita harus mengingatkannya dengan perkataan. Kita ingatkan orang tersebut bahwa perbuatannya merupakan kemungkaran dan mengajaknya untuk berbuat sesuai dengan syariat Islam. Selain itu, kita harus berbicara ketika melihat ketidakadilan. Kita harus menyampaikan kebenaran meskipun pahit rasanya. Kita harus berbicara sesuai dengan kebutuhan dan tidak berlebih-lebihan.
3. Israf dalam Perbuatan
Tentu kita pernah mendengar istilah overacting. Overacting ialah berlebih-lebihan dikala melaksanakan sesuatu sampai terkesan dibuat-buat. Sikap overacting ini tentu tidak disukai oleh orang lain. Overacting sanggup kita temukan dalam banyak sekali bentuknya. Misalnya hiperbola dikala mengambarkan sesuatu dengan gaya yang hiperbola pula, hiperbola dalam berpakaian (tidak memakai adab berpakaian yang baik), dan hiperbola dikala mengendarai kendaraan beroda empat baru.
Contoh lain ialah tindakan overreactive biasanya muncul lantaran ketidaktahuan atau ketakutan yang hiperbola pelakunya perihal sesuatu yang dihadapinya. Ketidaktahuan atau ketakutan itu menyebabkannya tidak sanggup berpikir secara jernih. Oleh lantaran itu, eksklusif bereaksi dikala ada sesuatu di hadapannya. Tindakan yang diambil pun tidak jarang tindakan yang kurang tepat.
4. Israf dalam Menuntut Hak
Israf ini dilakukan dalam keadaan umum dan terkadang muncul dalam tindakan yang bersifat aksi. Israf sanggup juga terjadi dikala kita berusaha menuntut hak secara membabi buta. Contoh yang paling gampang ialah dikala kita merasa disakiti oleh tindakan orang lain. Saat itu kita merasa disakiti maka kita akan berusaha membalasnya dengan kadar yang hiperbola bahkan melampaui batas. Hanya lantaran tersenggol ketika berjalan di trotoar, lantas kita memarahinya bahkan memukulnya. Hal ini tentu tidak sanggup dibenarkan.
Penyebab Israf
Perilaku israf sanggup disebabkan oleh hal-hal tertentu. Di antara penyebab sikap israf sebagai berikut.
1. Lemahnya nalar pikiran dalam memandang dan mempertimbangkan dalam pendayagunaan harta secara benar dan sempurna guna.
2. Ingin menerima kebanggaan orang lain (riya’).
3. Malas dalam berpikir.
4. Lemah jiwa dan agamanya.
Israf merupakan penyakit hati yang masih mungkin untuk diobati.
Cara Menghindari Israf
Hal yang sanggup dilakukan untuk menghindarkan sikap israf dari dalam hati antara lain sebagai berikut.
1. Menjauhi semua penyebabnya dan selalu bertawakal kepada Allah.
2. Berlatih mengatur pengeluaran dengan administrasi yang benar.
3. Memahami segala kesannya bila bersikap berlebihan.
4. Mengingat keadaan fakir atau kalau suatu dikala jatuh miskin.
5. Menyalurkan harta melalui zakat, sedekah, dan infak. (Sumber referensi: Buku PAI Tohyar)