Tanda Waqaf sering kita jumpai dikala kita membaca Al-Qur’an, kita sanggup menemukan beberapa tanda waqaf pada setiap ayatnya. Tanda-tanda baca tersebut disebut tanda waqaf. Cara membaca ayat yang bertanda waqaf sangat ditentukan oleh jenis waqafnya. Ada yang dianjurkan untuk berhenti, diteruskan, atau harus berhenti. Untuk lebih jelasnya, mari kita pelajari aturan bacaan waqaf.
Pengertian Bacaan Waqaf
Waqaf secara bahasa artinya berhenti. Membaca Al-Qur’an dengan waqaf, artinya jikalau dalam ayat-ayat Al-Qur’an ada tanda waqaf, cara membacanya harus berhenti. Selain waqaf, ada juga wasal. Wasal artinya terus dibaca atau bersambung. Membaca Al-Qur’an dengan wasal artinya jikalau ada tanda baca wasal, cara membacanya diteruskan atau disambung dengan kalimat berikutnya. Tanda waqaf dan wasal ini sering disebut dengan nama gejala waqaf.
Macam-Macam Tanda Waqaf
Macam-macam waqaf berikut tanda dan penjelasannya sebagai berikut.
1. Waqaf Lazim, tandanya di atas kalimat atau ayat adalah.
Pada tanda waqaf lazim kita harus berhenti pada kata atau kalimat yang terdapat tanda itu di atasnya. (As’ad Humam. 1995: halaman 61)
Contoh waqaf lazim:
2. Waqaf Jaiz, tandanya di atas ayat atau kalimat adalah.
Tanda waqaf jaiz berati boleh berhenti pada kata yang terdapat tanda itu atau boleh diteruskan.
Contoh waqaf jaiz:
3. Waqaf Mustahab, tandanya di atas kalimat adalah.
Pada tanda waqaf mustahab sebaiknya berhenti pada kalimat bertanda tersebut, tetapi boleh juga diteruskan dengan kalimat berikutnya.
Contoh waqaf mustahab:
4. Waqaf Mustahab Wasluh, tandanya di atas kalimat adalah.
Pada tanda waqaf yang ini sebaiknya kita meneruskan membaca kalimat berikutnya jikalau menemukan tanda ini.
Contoh:
5. Waqaf Mu‘annaqah, tandanya di atas kalimat adalah.
Jika kita menemui tanda waqaf yang ini berarti boleh berhenti pada salah satu kata yang terdapat tanda tersebut di atasnya, sanggup yang pertama atau yang kedua.
Contoh:
6. Tanda Waqaf di atas kalimat atau ayat.
Pada tanda waqaf ini kita tidak boleh berhenti pada kata yang terdapat tanda itu. Jika tanda itu terletak pada simpulan ayat, kita boleh berhenti membaca.
Contoh:
Cara Mewaqafkan Ayat
Ada beberapa cara dalam menghentikan bacaan ayat Al-Qur’an, antara lain:
1. Waqaf tam (sempurna), yaitu berhenti pada suatu kalimat yang tata bahasa maupun maknanya telah tepat dan tidak ada korelasi dengan ayat atau kalimat berikutnya.
2. Waqaf kaf (cukup), yaitu berhenti pada kalimat yang tata bahasanya telah cukup, tetapi maknanya masih ada korelasi dengan kalimat atau ayat berikutnya.
3. Waqaf hasan (baik), yaitu berhenti pada kalimat yang masih ada korelasi dengan kalimat berikutnya, baik tata bahasanya maupun maknanya.
4. Waqaf qabih yaitu berhenti pada lafal yang tidak sanggup dimengerti maknanya. Waqaf ibarat ini dihentikan berhenti, kecuali jikalau terpaksa. Jika satu kalimat kita baca waqaf atau berhenti, terjadi beberapa perubahan cara membaca kalimat tersebut. Aturan cara membaca itu sebagai berikut.
a. Jika abjad terakhir berharakat fathah tanwin, dibaca fathah panjang.
Contoh:
b. Jika abjad terakhir berharakat fathah atau d.ammah tanwin dan kasrah tanwin, abjad yang berharakat itu dibaca sukun (mati).
Contoh:
c. Jika abjad terakhir alif layyinah (ya') dan abjad sebelumnya berharakat fathah tanwin, dibaca fathah panjang.
Contoh:
d. Jika abjad terakhir ta' marbutah, dibaca dengan bunyi ha sukun .
Contoh:
e. Jika abjad terakhir didahului oleh abjad mati, abjad terakhirnya juga dibaca sukun. Berarti, ada penggabungan bunyi pada abjad terakhirnya.
Contoh:
Cara Menerapkan Hukum Bacaan Waqaf
Setelah kita memahami aturan bacaan waqaf dan macammacamnya, kita perlu mempraktikkan secara pribadi cara membaca aturan bacaan tersebut. Terlebih dahulu, kita memperhatikan aturan tertentu dikala harus membaca waqaf. Agar kita sanggup memahami ketentuan aturan bacaan waqaf dengan benar, perlu melaksanakan praktik membaca secara langsung. Perhatikan setiap kali kau menemui tanda waqaf sehingga kau sanggup memilih untuk menghentikan atau melanjutkan suatu bacaan. Contohnya dengan mempraktikkan membaca Surah al-Gasyiyah [88] ayat 1–26 yang banyak mengandung aturan bacaan waqaf berikut ini.
Baca juga hukum bacaan mad lengkap, supaya bermanfaat :)
Pengertian Bacaan Waqaf
Waqaf secara bahasa artinya berhenti. Membaca Al-Qur’an dengan waqaf, artinya jikalau dalam ayat-ayat Al-Qur’an ada tanda waqaf, cara membacanya harus berhenti. Selain waqaf, ada juga wasal. Wasal artinya terus dibaca atau bersambung. Membaca Al-Qur’an dengan wasal artinya jikalau ada tanda baca wasal, cara membacanya diteruskan atau disambung dengan kalimat berikutnya. Tanda waqaf dan wasal ini sering disebut dengan nama gejala waqaf.
Macam-Macam Tanda Waqaf
Macam-macam waqaf berikut tanda dan penjelasannya sebagai berikut.
1. Waqaf Lazim, tandanya di atas kalimat atau ayat adalah.
Pada tanda waqaf lazim kita harus berhenti pada kata atau kalimat yang terdapat tanda itu di atasnya. (As’ad Humam. 1995: halaman 61)
Contoh waqaf lazim:
2. Waqaf Jaiz, tandanya di atas ayat atau kalimat adalah.
Tanda waqaf jaiz berati boleh berhenti pada kata yang terdapat tanda itu atau boleh diteruskan.
Contoh waqaf jaiz:
3. Waqaf Mustahab, tandanya di atas kalimat adalah.
Pada tanda waqaf mustahab sebaiknya berhenti pada kalimat bertanda tersebut, tetapi boleh juga diteruskan dengan kalimat berikutnya.
Contoh waqaf mustahab:
4. Waqaf Mustahab Wasluh, tandanya di atas kalimat adalah.
Pada tanda waqaf yang ini sebaiknya kita meneruskan membaca kalimat berikutnya jikalau menemukan tanda ini.
Contoh:
5. Waqaf Mu‘annaqah, tandanya di atas kalimat adalah.
Jika kita menemui tanda waqaf yang ini berarti boleh berhenti pada salah satu kata yang terdapat tanda tersebut di atasnya, sanggup yang pertama atau yang kedua.
Contoh:
6. Tanda Waqaf di atas kalimat atau ayat.
Pada tanda waqaf ini kita tidak boleh berhenti pada kata yang terdapat tanda itu. Jika tanda itu terletak pada simpulan ayat, kita boleh berhenti membaca.
Contoh:
Cara Mewaqafkan Ayat
Ada beberapa cara dalam menghentikan bacaan ayat Al-Qur’an, antara lain:
1. Waqaf tam (sempurna), yaitu berhenti pada suatu kalimat yang tata bahasa maupun maknanya telah tepat dan tidak ada korelasi dengan ayat atau kalimat berikutnya.
2. Waqaf kaf (cukup), yaitu berhenti pada kalimat yang tata bahasanya telah cukup, tetapi maknanya masih ada korelasi dengan kalimat atau ayat berikutnya.
3. Waqaf hasan (baik), yaitu berhenti pada kalimat yang masih ada korelasi dengan kalimat berikutnya, baik tata bahasanya maupun maknanya.
4. Waqaf qabih yaitu berhenti pada lafal yang tidak sanggup dimengerti maknanya. Waqaf ibarat ini dihentikan berhenti, kecuali jikalau terpaksa. Jika satu kalimat kita baca waqaf atau berhenti, terjadi beberapa perubahan cara membaca kalimat tersebut. Aturan cara membaca itu sebagai berikut.
a. Jika abjad terakhir berharakat fathah tanwin, dibaca fathah panjang.
Contoh:
b. Jika abjad terakhir berharakat fathah atau d.ammah tanwin dan kasrah tanwin, abjad yang berharakat itu dibaca sukun (mati).
Contoh:
c. Jika abjad terakhir alif layyinah (ya') dan abjad sebelumnya berharakat fathah tanwin, dibaca fathah panjang.
Contoh:
d. Jika abjad terakhir ta' marbutah, dibaca dengan bunyi ha sukun .
Contoh:
e. Jika abjad terakhir didahului oleh abjad mati, abjad terakhirnya juga dibaca sukun. Berarti, ada penggabungan bunyi pada abjad terakhirnya.
Contoh:
Cara Menerapkan Hukum Bacaan Waqaf
Setelah kita memahami aturan bacaan waqaf dan macammacamnya, kita perlu mempraktikkan secara pribadi cara membaca aturan bacaan tersebut. Terlebih dahulu, kita memperhatikan aturan tertentu dikala harus membaca waqaf. Agar kita sanggup memahami ketentuan aturan bacaan waqaf dengan benar, perlu melaksanakan praktik membaca secara langsung. Perhatikan setiap kali kau menemui tanda waqaf sehingga kau sanggup memilih untuk menghentikan atau melanjutkan suatu bacaan. Contohnya dengan mempraktikkan membaca Surah al-Gasyiyah [88] ayat 1–26 yang banyak mengandung aturan bacaan waqaf berikut ini.
Baca juga hukum bacaan mad lengkap, supaya bermanfaat :)