Enzim mempunyai sifat-sifat tertentu dalam menjalankan tugasnya didalam badan manusia, sifat enzim tersebut antara lain sebagai berikut:
a. Enzim sebagai biokatalisator suatu reaksi
Biokatalisator merupakan salah satu sifat spesifi k dari enzim. Artinya, enzim sanggup mempercepat suatu reaksi namun tidak ikut bereaksi.
Contoh: ketika amilase mempercepat reaksi perombakan amilum, amilase tidak bereaksi dengan substrat menjadi bentuk lain (bentuknya tetap), sehingga amilase sanggup berfungsi kembali.
a. Enzim sebagai biokatalisator suatu reaksi
Biokatalisator merupakan salah satu sifat spesifi k dari enzim. Artinya, enzim sanggup mempercepat suatu reaksi namun tidak ikut bereaksi.
Contoh: ketika amilase mempercepat reaksi perombakan amilum, amilase tidak bereaksi dengan substrat menjadi bentuk lain (bentuknya tetap), sehingga amilase sanggup berfungsi kembali.
b. Enzim bekerja secara khusus
Enzim bersifat sangat spesifik, artinya enzim hanya bekerja pada substrat tertentu saja, tidak sanggup untuk sembarang substrat. Enzim tertentu hanya mengkatalis reaksi kimia tertentu pula.
Contoh: enzim ptialin mengkatalis reaksi pengubahan zat tepung menjadi maltosa. Dengan demikian, enzim ptialin hanya bekerja pada substrat zat tepung (amilum). Enzim katalase bekerja pada substrat H2O2 (hidrogen peroksida). H2O2 diuraikan oleh katalase menjadi H2 dan O2 (produk).
Enzim bersifat sangat spesifik, artinya enzim hanya bekerja pada substrat tertentu saja, tidak sanggup untuk sembarang substrat. Enzim tertentu hanya mengkatalis reaksi kimia tertentu pula.
Contoh: enzim ptialin mengkatalis reaksi pengubahan zat tepung menjadi maltosa. Dengan demikian, enzim ptialin hanya bekerja pada substrat zat tepung (amilum). Enzim katalase bekerja pada substrat H2O2 (hidrogen peroksida). H2O2 diuraikan oleh katalase menjadi H2 dan O2 (produk).
c. Enzim sanggup bekerja secara bolak balik (reversibel)
Sebagian besar reaksi kimia dalam badan organisme (biokimiawi) bersifat reversibel. Demikian juga kerja enzim sebagai biokatalisator. Artinya, enzim sanggup mengkatalisis reaksi maju maupun reaksi kebalikannya. Dengan demikian, enzim tidak mempengaruhi arah suatu
reaksi. Enzim sanggup membentuk senyawa gres maupun menguraikan suatu senyawa gres tersebut menjadi senyawa lain. Contoh: enzim lipase mengubah gliserol dan asam lemak menjadi lemak. Enzim lipase juga sanggup mengubah lemak menjadi gliserol dan asam lemak.
Sebagian besar reaksi kimia dalam badan organisme (biokimiawi) bersifat reversibel. Demikian juga kerja enzim sebagai biokatalisator. Artinya, enzim sanggup mengkatalisis reaksi maju maupun reaksi kebalikannya. Dengan demikian, enzim tidak mempengaruhi arah suatu
reaksi. Enzim sanggup membentuk senyawa gres maupun menguraikan suatu senyawa gres tersebut menjadi senyawa lain. Contoh: enzim lipase mengubah gliserol dan asam lemak menjadi lemak. Enzim lipase juga sanggup mengubah lemak menjadi gliserol dan asam lemak.
d. Wujud enzim ialah koloid
Secara keseluruhan, enzim merupakan protein. Oleh alasannya ialah itu, enzim sanggup membentuk
koloid.
Secara keseluruhan, enzim merupakan protein. Oleh alasannya ialah itu, enzim sanggup membentuk
koloid.
e. Enzim rusak kalau terkena panas
Komponen protein penyusun enzim akan sangat memilih sifat enzim. Salah satu sifat dari protein ialah tidak tahan terhadap panas (termolabil). Apoenzim bersifat termolabil. Oleh alasannya ialah itu, enzim akan rusak kalau terkena panas atau suhu yang tinggi. Kerusakan enzim
akhir suhu tersebut dinamakan denaturasi. Pada suhu di atas 50oC, enzim akan mengalami denaturasi. Enzim yang telah rusak menimbulkan acara atau fungsi enzim hilang. Denaturasi bersifat irreversibel. Walaupun suhunya diturunkan atau dinormalkan, enzim yang rusak
tidak akan sanggup berfungsi kembali.
Komponen protein penyusun enzim akan sangat memilih sifat enzim. Salah satu sifat dari protein ialah tidak tahan terhadap panas (termolabil). Apoenzim bersifat termolabil. Oleh alasannya ialah itu, enzim akan rusak kalau terkena panas atau suhu yang tinggi. Kerusakan enzim
akhir suhu tersebut dinamakan denaturasi. Pada suhu di atas 50oC, enzim akan mengalami denaturasi. Enzim yang telah rusak menimbulkan acara atau fungsi enzim hilang. Denaturasi bersifat irreversibel. Walaupun suhunya diturunkan atau dinormalkan, enzim yang rusak
tidak akan sanggup berfungsi kembali.
f. Enzim sanggup diekstraksi dari sel tanpa kehilangan acara katalitiknya
Struktur dan prosedur kerja enzim yang terdapat di dalam sel sanggup dipelajari secara mendalam melalui suatu teknik khusus. Enzim yang akan dipelajari tersebut sanggup diekstraksi dari sel yang memproduksinya tanpa kehilangan acara katalitiknya.
Struktur dan prosedur kerja enzim yang terdapat di dalam sel sanggup dipelajari secara mendalam melalui suatu teknik khusus. Enzim yang akan dipelajari tersebut sanggup diekstraksi dari sel yang memproduksinya tanpa kehilangan acara katalitiknya.