Showing posts with label Geografi. Show all posts
Showing posts with label Geografi. Show all posts

Klasifikasi Planet (Berdasarkan Massa Dan Jarak Ke Matahari)

Planet merupakan benda angkasa yang tidak mempunyai cahaya sendiri, berbentuk bulatan dan beredar mengelilingi matahari. Sebagian besar planet mempunyai pengiring atau pengikut planet yang disebut satelit yang
beredar mengelilingi planet.
       Dalam sistem tata surya terdapat delapan planet. Berdasarkan urutan nya dari matahari. Planet-planet tersebut terdiri atas Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Yupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus, beredar mengelilingi matahari pada orbit atau garis edarnya masing-masing dalam suatu sistem tata surya. 
Klasifikasi Planet sanggup diuraikan sebagai berikut:
1) Berdasarkan Massanya
    a) Planet Bermassa Besar (Superior Planet), terdiri atas Yupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus.
    b) Planet Bermassa Kecil (Inferior Planet), terdiri atas Merkurius, Venus, Bumi, dan Mars.
2) Berdasarkan Jaraknya ke Matahari
    a) Planet Dalam (Interior Planet), yaitu planet-planet yang jarak rata-ratanya ke matahari lebih erat dari jarak rata-rata bumi ke matahari atau lintasannya berada di antara lintasan bumi dan matahari. Berdasarkan kriteria tersebut, maka yang termasuk Planet Dalam ialah Merkurius dan Venus. Planet Merkurius ataupun Venus mempunyai kecepatan peredaran mengelilingi matahari berbeda-beda sehingga letak atau kedudukan planet tersebut jikalau dilihat dari bumi akan berubahubah. Sudut yang dibuat oleh garis yang menghubungkan Bumi-Matahari dengan suatu planet disebut elongasi. Besarnya sudut elongasi yang dibuat oleh garis yang menghubungkan Bumi-Matahari-Merkurius, yaitu antara 0°–28°, sedangkan
sudut elongasi Bumi-Matahari-Venus ialah antara 0°–50°. (Geografi Hartono)
    b) Planet Luar (Eksterior Planet), yaitu planet-planet yang jarak rata-ratanya ke matahari lebih jauh dari jarak rata-rata bumi ke matahari atau lintasannya berada di luar lintasan bumi. Planet-planet yang termasuk ke dalam kelompok planet luar, yaitu Mars, Yupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus. Dilihat dari bumi, sudut elongasi kelompok Planet Luar berkisar antara 0°–180°. Jika elongasi salah satu planet mencapai 180°, hal ini berarti planet tersebut sedang berada dalam kedudukan oposisi, yaitu suatu kedudukan di mana suatu planet berkedudukan berlawanan arah dengan posisi matahari dilihat dari bumi. Pada dikala oposisi berarti planet tersebut berada pada jarak paling erat dengan bumi.
Adapun jikalau elongasi salah satu planet mencapai 0° berarti planet tersebut mencapai kedudukan konjungsi, yaitu suatu kedudukan di mana suatu planet berada dalam posisi searah dengan matahari dilihat dari bumi, pada dikala konjungsi berarti planet tersebut berada pada jarak yang paling jauh dengan bumi.

Struktur Matahari (Atmosfer, Fotosfer, Barisfer Matahari), Pergerakan Matahari, Fungsi Matahari

Matahari merupakan salah satu bintang di dalam Galaksi Bima Sakti yang mempunyai fungsi dan peranan paling penting di dalam struktur tata surya. Matahari merupakan kepingan dari tata surya yang mempunyai ukuran, massa, volume, temperatur, dan gravitasi yang paling besar sehingga matahari mempunyai imbas yang sangat besar pula terhadap bendabenda angkasa yang beredar mengelilinginya.
       Matahari mempunyai garis tengah sekitar 1.392.000 km atau sekitar 109 kali garis tengah bumi. Massa atau berat totalnya sekitar 332.000 kali dari berat bumi, volumenya diperkirakan 1.300.000 kali volume
bumi, dan temperatur di permukaannya sekitar mencapai 5.000° C, sedangkan temperatur di pusatnya sekitar 15.000.000° C. Temperatur matahari yang sangat tinggi berdasarkan Dr. Bethe (1938) disebabkan oleh adanya reaksi inti di dalam badan matahari. Ia ber pendapat bahwa dalam keadaan panas dan tekanan yang sangat tinggi, atom-atom di dalam badan matahari akan kehilangan elektronelektronnya sehingga kemudian menjadi inti atom yang bergerak ke aneka macam arah dengan kecepatan yang sangat tinggi, dan menimbulkan tumbukan antarinti atom dan penghancuran sebagian massanya (massa defect), kemudian bermetamorfosis energi panas dan cahaya yang dipancarkan ke aneka macam arah.
a. Struktur Matahari

 
(image wikipedia)
1) Atmosfer Matahari
       Atmosfer matahari adalah lapisan paling luar dari matahari yang berbentuk gas, terdiri atas dua lapisan, yaitu kromosfer dan korona. Kromosfer merupakan lapisan atmosfer matahari kepingan bawah yang terdiri atas gas yang renggang berwarna merah dengan ketebalan sekitar 10.000 km. Lapisan gas ini merupakan lapisan yang paling dinamis lantaran seringkali muncul tonjolon cahaya berbentuk pengecap api yang memancar hingga ketinggian lebih dari 200.000 km yang disebut prominensa (protuberans).
       Korona yakni lapisan atmosfer matahari kepingan atas yang terdiri atas gas yang sangat renggang dan berwarna putih atau kuning kebiruan, serta mempunyai ketebalan mencapai ribuan kilometer. Kromosfer dan korona dalam keadaan normal tidak sanggup terlihat terperinci dari bumi lantaran tingkat sinar terangnya lebih rendah dari lapisan permukaan matahari. Atmosfer matahari (kromosfer, korona, dan prominensa) sanggup terlihat terperinci kalau bulatan matahari tertutup oleh bulatan bulan pada ketika terjadi gerhana matahari total atau melalui pengamatan dengan memakai alat yang disebut koronagraf.
2) Fotosfer Matahari
       Fotosfer matahari yakni lapisan berupa bulatan berwarna perak kekuning-kuningan yang terdiri atas gas padat bersuhu tinggi. Pada fotosfer matahari terlihat adanya bintik atau noda hitam berdiameter sekitar 300.000 km. Bahkan ada yang berdiameter lebih besar dari diameter bumi dengan kedalaman sekitar 800 km disebut umbra. Di sekeliling umbra, biasanya terdapat lingkaran lebih terang disebut penumbra. Noda-noda hitam pada matahari secara keseluruhan disebut sun spots.
3) Barisfer (Inti Matahari)
       Inti matahari yakni kepingan dari matahari yang letaknya paling dalam, berdiameter sekitar 500.000 km dengan tingkat temperatur sekitar 15.000.000° C. Pada kepingan ini berlangsung reaksi inti yang mengakibatkan terjadinya sintesis hidrogen menjadi helium dengan karbon sebagai katalisatornya.

b. Pergerakan Matahari
       Matahari tidaklah berada dalam keadaan statis, akan tetapi selalu bergerak dinamis baik individu maupun secara sistem. Adapun gerakan matahari secara garis besar terdiri atas gerak rotasi dan revolusi matahari. Rotasi matahari adalah gerakan matahari berputar pada sumbunya yang berlangsung sekitar 25,5 hari di kepingan ekuator dan sekitar 27 hari di kepingan kutub matahari untuk satu kali putaran. Revolusi matahari adalah gerakan matahari beserta anggota-anggotanya mengelilingi sentra galaksi Bima Sakti. (Geografi Hartono)
 
c. Peranan Matahari terhadap Kehidupan di Planet Bumi
       Matahari merupakan benda angkasa yang mempunyai cahaya sendiri. Oleh lantaran itu, matahari mempunyai peranan sangat penting, antara lain sebagai sumber cahaya dan panas bagi planet-planet di sekitarnya, termasuk Bumi, sehingga sanggup berlangsung kehidupan manusia, tumbuhan, dan binatang di Bumi. Selain sebagai sumber panas dan cahaya, matahari mempunyai peranan, sebagai pengatur iklim dan cuaca sehingga memungkinkan terjadinya variasi kehidupan di muka bumi.

Pengertian Dan Terbentuknya Tata Surya | Teori Nebula, Planetesimal, Pasang Surut, Bintang Kembar, Awan Debu

Tata surya atau sistem matahari adalah suatu sistem yang terdapat di jagat raya terdiri atas matahari sebagai pusatnya, planet-planet (termasuk Planet Bumi), satelit-satelit (misalnya bulan), asteroid, komet, meteor, debu, kabut, dan benda-benda lainnya sebagai anggota dari tata surya yang beredar mengelilingi pusatnya, yakni matahari pada orbit atau garis edarnya masing-masing.
       Berdasarkan pengertian tersebut, dapatlah diduga bahwa bintangbintang yang lainnya pun kemungkinan besar mempunyai sistem menyerupai tata surya dengan pusat dan lintasan orbit tertentu. Dalam arti lain, bukan mustahil setiap bintang mempunyai sistem bintang menyerupai matahari, alasannya matahari hanya merupakan satu dari miliaran bintang yang ada di jagat raya. Pertanyaannya mungkinkah ada kehidupan lain selain di bumi?
 suatu sistem yang terdapat di jagat raya terdiri atas matahari sebagai pusatnya Pengertian dan Terbentuknya Tata Surya | Teori Nebula, Planetesimal, Pasang Surut, Bintang Kembar, Awan Debu
Benda-benda angkasa yang termasuk struktur utama dari sistem tata surya adalah:
1. matahari (the sun);
2. planet-planet (the planets);
3. bulan (the moon) dan satelit lainnya;
4. asteroid; dan
5. komet.


Teori Terjadinya Tata Surya
a. Teori Nebula
       Teori Nebula kali pertama dikemukakan oleh seorang filsuf berkebangsaan Jerman yang berjulukan Immanuel Kant yang hidup antara tahun 1724–1804.
Menurut Kant, tata surya berasal dari nebula, yaitu gas atau kabut tipis yang sangat luas dan bersuhu tinggi berputar sangat lambat. Perputaran yang lambat tersebut menyebabkan terbentuknya konsentrasi materi yang mempunyai berat jenis tinggi yang disebut inti massa pada beberapa daerah yang berbeda. Inti massa yang terbesar terbentuk di tengah, sedangkan yang kecil terbentuk di sekitarnya. Akibat terjadinya proses pendinginan inti-inti massa yang lebih kecil maka berubahlah menjadi planet-planet, sedangkan yang paling besar masih tetap dalam keadaan pijar dan bersuhu tinggi disebut matahari.
       Teori nebula lainnya yang berkembang dikemukakan oleh seorang astronom berkebangsaan Prancis berjulukan Pierre Simon de Laplace yang hidup antara 1749–1827. Menurut Laplace, tata surya berasal dari bola gas yang bersuhu tinggi dan berputar sangat cepat. Oleh alasannya perputaran yang terjadi sangat cepat, maka terlepaslah bagian-bagian dari bola gas tersebut dalam ukuran dan jangka waktu yang berbedabeda. Bagian-bagian yang terlepas tersebut berputar dan pada hasilnya mendingin membentuk planet-planet, sedangkan bola gas asal menjadi matahari.

b. Teori Planetesimal
       Moulton dan Chamberlain (1900) mengemukakan pendapat bahwa tata surya berasal dari adanya bahan-bahan padat kecil yang disebut planetesimal yang mengelilingi inti berwujud gas dan bersuhu tinggi. Gabungan dari bahan-bahan padat kecil itu lalu membentuk
planet-planet, sedangkan inti massa yang bersifat gas dan bersuhu tinggi membentuk matahari.
c. Teori Pasang Surut
       Astronom Jeans dan Jeffreys (1917) mengemukakan pendapat bahwa tata surya pada awalnya hanya terdiri dari matahari tanpa mempunyai anggota. Planet-planet dan anggota lainnya terbentuk alasannya adanya bab dari matahari yang tertarik dan terlepas oleh adanya imbas gravitasi bintang
yang melintas ke bersahabat matahari. Bagian yang terlepas itu berbentuk menyerupai cerutu panjang (bagian tengah besar dan kedua ujungnya mengecil) yang terus berputar mengelilingi matahari. Lama kelamaan mendingin dan membentuk bulatan-bulatan yang disebut planet. (Geografi Hartono)
d. Teori Bintang Kembar
       Teori Bintang Kembar dikemukakan oleh seorang astronom ber kebangsaan Inggris yang berjulukan Lyttleton (1930). Teori ini mengemukakan bahwa awalnya matahari merupakan bintang kembar yang satu dengan lainnya saling mengelilingi. Pada suatu masa, melintas bintang lain dan menabrak salah satu bintang kembar tersebut lalu menghancurkannya menjadi bagian-bagian kecil yang terus berputar dan mendingin menjadi planetplanet yang mengelilingi bintang tetap bertahan, yaitu matahari.
e. Teori Awan Debu
       Von Weizsaecker (1945) dan G.P. Kuiper (1950) mengemukakan pendapat bahwa tata surya berasal dari awan yang sangat luas yang terdiri dari debu dan gas (hidrogen dan helium). Adanya ketidakteraturan dalam awan tersebut menyebabkan ter jadinya penyusutan alasannya gaya tarik menarik dan gerakan perputaran yang sangat cepat dan teratur sehingga ter bentuklah piringan menyerupai cakram. Inti cakram yang menggelembung lalu menjadi matahari, sedangkan bab pinggirnya berubah bentuk menjadi planet-planet.